Setelah melewati berbagai drama yang terjadi tadi, sekarang di sini lah natasya dan abangnya di tempat sejuk tepatnya di tepi danau yang tidak jauh dari komplek mereka tinggal.
Yah.. mereka berdua memutuskan keluar berjalan-jalan untuk mencari udara sore tepatnya natasya lah yang memaksa radit dan lemahnya radit tidak mampu menolak kemauan adik satu-satunya itu
Natasya berlari-lari layaknya anak kecil polos yang sangat bahagia, radit bisa melihat langsung kebahagian yang sudah lama tidak ia lihat semenjak natasya beranjak dewasa seperti sekarang.
"Dek keliatanya kamu seneng bangat ini"
"Huahh.. abang aku seneng banget aku jadi suka bangat jadi betah di sini"
Radit berjalan mendekati adiknya lalu mengacak rambutnya pelan
"Sini duduk sama abang kamu tengil bangat sih lari-lari gitu"
"iiuh sirik aja jadi abang wlek" dengus natasya mengejek -- "ayok dong abang kalo bisa kejar natasya sini"
"Wah nantangin huh? Sini abang ceburin di danau kamu biar tau rasa" ucap radit selanjutnya bersemangat mengejar natasya yang sudah jauh di depannya
Natasya berpikir setidaknya ia bisa melupakan sejenak pikirannya yang seharian ini tertuju akan sikap vano yang menurutnya berbeda dan itu cukup membuat batin dan fisiknya lelah.
Lama mereka berdua bermain menciptakan moment yang sudah lama tidak mereka rasakan, dua saudara itu seakan menolak untuk mengingat umur mereka yang sekarang sudah di katakan jauh dari anak kecil lagi.
Radit yang bernotabennya seorang pengacara yang sukses dan mapan pun jika sudah bersama keluarga akan jauh 180% berbeda dari biasanya. Dia akan terlihat lebih bersifat kekeluargaan dan bersifat humble apalagi jika sedang bersama natasya adik tersayangnya.
"Abang aku capek huaaa. aku pengen pulang" ucap natasya sembari menghentikan aktivitas bermain airnya
Setelahnya radit menoleh ke arah natasya
"Kamu udah capek? Kenapa ga dari tadi sih dek capeknya, ini abang udah capek juga tau" Dengus radit yang selanjutnya mendapati cengiran polos dari natasya
"Hehe maaf bang, yudah ayok pulang"
"Oklah. Lets gooo"
Setelah beberapa saat akhirnya radit dan natasya telah sampai di rumahnya namun terlihat dalam rumahnya sudah ada kedua orang tua mereka yang baru saja kembali dari pekerjaannya di luar kota
Melihat orang tuanya spontan natasya berlari berniat untuk memeluk mereka karna tidak bisa di bohongin jika ia merindukan sosok orang tuanya
"Ayah bundaaaaa tasya kangen..hikss.."
Widia-bunda natasya langsung menerima pelukan dari anaknya dan membawa kepelukan hangatnya "Sini sayang bunda juga kangen"
"Ehem..ayah ga di peluk nih yg di peluk bunda aja?"
Mendengar ucapan jahil dari ayahnya itu natasya melepaskan pelukan sang bundanya dan beralih memeluk ayahnya
"Kangen ayah juga huahh, ayah sama bunda lama bangat perginya kan natasya jadi kangen berat..hiksss.."
"Ck. cengeng bangat sih padahal ayah sama bunda pergi ga nyampe seminggu"
Bukan ayah ataupun bundanya yang berkata seperti itu melainkan radit yang di cap oleh natasya sebagai abang terkampret sepanjang peradaban kehidupan.
"Abang apa sih ganggu moment aja deh, liat tuh ayah abang nakal bangat iri sama tasya"
"Wah abang iri sama kamu? Ga..ga..ga terima abang kalo gitu awas ya kamu siap-siap tu hidung kempes jadi tambah kempes" Ujar radit yang sedetik kemudian sudah ingin mencubit natasya namun sudah terlebih dahulu di halangi oleh sang bunda
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA PEMISAH HATI
Teen Fiction(Revisi setelah END) ~ Senja adalah sebuah pembatas antara siang dan malam. Senja adalah pemisah, agar keduanya tidak berjumpa. Senja, sebuah penanda berakhirnya cerita. Hadirnya seperti sebuah kata pinta agar sang mentari segera menggelamkan diriny...