*14

3.3K 404 108
                                    

Fam[Ily]!

Haikyuu!! ©Furudate Haruichi

Warning:OOC,Typo,Sho-ai dan lain sebagainya.

Happy Reading~

Daichi duduk santai disebuah cafe yang tak jauh dari kantornya, sesekali Ia menyesap kopi yang Ia pesan sembari memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang diluar cafe.

“Maafkan aku membuatmu menunggu, tadi agak macet.” ucap seseorang sembari mengambil tempat didepan Daichi.

“Tak apa.” sahut Daichi menaruh gelas kopinya ke atas meja.

“Hmm..  Jadi, Kenapa Kau ingin bertemu denganku?” ucap sang lawan bicara, to the point.

“Jangan terburu-buru, santai saja. Bagaimana kalau kau memesan minum dulu. Kau pasti haus, Cuaca diluar sedang panas-panasnya bukan?”

“Tidak usah berbasa-basi, cepat katakan mau apa kau mengajakku bertemu.”

“Santai saja, Iwaizumi. Tidak perlu mengeluarkan wajah marahmu padaku. Aku hanya ingin membicarakan sesuatu padamu.” ucap Daichi menyeringai.

***

“Cepatlah, Kalau kita terlambat bisa-bisa hancur bisnisku!” ucap Tanaka.

“Santai saja. Tinggal bangun lagi kan bisa.” celetuk Tsukishima.

“Ish.. Mana bisa begitu.”

“Bisa saja, Iyakan nii-chan?” ucap Tsukishima menatap Nishinoya.

“Mhm.. Tentu bisa.”

“Hei.. Kalian bisa tidak jalannya jangan terlalu terburu-buru.” ucap Kageyama agak kesal.

“Apa maksudmu? Kalau jalannya lambat bisa-bisa kantorku hancur karena amukan klien penting!”

“Iya aku tau, tapi bisakan tidak usah berjalan cepat sambil menyeretku? Karena kalian seret-seret begini aku hampir jatuh, dan lagi,  aku jadi diperhatikan anak buahmu! Lagipula kita sudah dikantormu!”

“Memang benar sudah dikantor, tapi kita belum sampai di ruang rapat!” sahut Tanaka sudah agak kehabisan alasan agar sang adik tidak curiga.

“Ck.. Tapi bisakan tidak seperti ini. Sakit tau diseret-seret!” ucap Kageyama mencoba melepaskan genggaman tangan Tsukishima dari lengannya.

“Masa sih? Dirimu saja yang lemah.” sahut Tsukishima berhenti berjalan dan menatap sang adik.

“Coba kalau Kau yang diposisiku, apa kau masih bisa bilang begitu hah?!”

Tsukishima terdiam, “Belajar darimana memanggil kakakmu dengan sebutan ‘Kau’ begitu?” ucapnya datar.

“Aku belajar sendiri kenapa memangnya hah?!” balas Kageyama nyolot. Ia sudah kelewat kesal hingga tak bisa menahan emosinya.

“Begitukah? Jangan salahkan aku jika tanganku ini mengenai wajahmu.”

“Apa? Mau memukulku? Pukul saja kalau bisa!” Tsukishima mengepalkan tangannya, Ia sudah tak tahan akan sikap adiknya ini.

“Kenapa diam? Memang bisanya mengancam saja kan kau?! Haha sudah kuduga!”

“Ck..” Tsukishima berdecak, perasaan kesalnya membuncah didalam hati,   kemudian tangannya terarah kewajah Kageyama. Memberi Kageyama sebuah bogem mentah karena Ia sudah tak bisa menahan kekesalannya.

Nishinoya langsung menarik dan menahan Tsukishima, mulutnya terus berkata sudah-sudah sembari menepuk-nepuk punggung Tsukishima.

“Lepaskan!” kesal Tsukishima.

Fam[Ily]! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang