05

301 55 16
                                    

"Shan, dicari Kak Yoyo FE tuh."

Shanny yang sedang membaca dengan damai di perpustakaan mengerutkan kening seolah salah mendengar ucapan salah satu temannya barusan. "Buruan, ditungguin juga malah bengong."

Dengan langkah gontai akhirnya Shanny berjalan ke depan perpustakaan, dan benar saja sosok lelaki yang sedang membelakanginya namun tampak menarik perhatian orang-orang itu memang Yoyo.

"Kak?"

Yoyo berbalik, "Shanny?" tanyanya memastikan.

Shanny mengangguk. Tatapan matanya kemudian turun saat tangan Yoyo mengulurkan sebuah amplop kepadanya.

"Apa?"

"Surat sakit Mina."

"Ah..." Shanny mengangguk paham, menerima surat itu. "Mina kapan masuk lagi, Kak?"

"Shan?" Yoyo baru hendak membuka mulutnya untuk menjawab namun terinterupsi dengan kedatangan seseorang yang langsung berdiri di sebelah Shanny.

"Eh, Reza?"

"Sama Mina nggak?"

Shanny menggeleng lalu mengangkat amplop surat di tangannya. "Nih, baru dikasih surat dokternya dari Kak Yoyo. Dari kemarin nggak masuk."

Yoyo merasakan tatapan berbeda lelaki yang dipanggil Reza itu kepadanya usai mendengar kalimat Shanny tadi. Bukan tatapan sepertinya, hanya lirikan sinis sekilas.

"Mina sakit?" tanya Reza yang hanya ditujukan untuk Shanny seorang. "Pantas aja gue hubungin dari kemarin nggak diangkat, wa juga nggak dibalas."

Shanny mengangguk membenarkan, "Kemarin juga baru malamnya dia ngabarin kalau sakit."

"Terus lo udah jenguk?" Shanny menggeleng. Yoyo sudah hampir ingin langsung pergi saja dari hadapan mereka jika Shanny tidak langsung menatapnya setelah itu.

"Mina di rumah sakit apa di rumah, Kak? Aku sama Nayla mau jengukin dari kemarin tapi dilarang terus sama dia."

"Di rumah," jawab Yoyo santai, berusaha mengabaikan tatapan Reza yang semakin membuatnya risih.

"Boleh minta alamatnya nggak, Kak?" tanya Shanny dengan suara pelan, sedikit merasa malu karena setelah mengenal Mina selama setahun ia sama sekali belum tahu alamat rumahnya.

Maklum, Shanny dan Nayla anak rantau dari jauh yang tinggal di kos dekat kampus. Kalau sedang kumpul bertiga, ya di kamar kos Shanny atau Nayla saja. Dekat dengan kampus.

"Besok dia udah masuk, kok," jawab Yoyo mencoba mengelak.

"Senin maksudnya?" tanya Shanny memastikan. Yoyo mengangguk saat ingat bahwa besok akhir pekan.

"Senin kan masih tiga hari lagi kak, biar besok atau lusa aku sama Nayla bisa main ke rumahnya. Boleh ya, kak?"

Yoyo terlihat bergeming, membuat Shanny terpaksa mengeluarkan jurus lain.

"Please kak, kalo aku minta langsung ke Mina nggak bakal dikasih," mohon Shanny sambil menangkupkan kedua telapak tangannya di depan dada. Yoyo mengerjap lalu mengernyit tak menyangka akan melihat tatapan penuh harap dari gadis itu.

Sedangkan Shanny setelahnya justru menyesal telah mempermalukan dirinya sendiri di depan senior kerennya itu. Salahkan Nayla yang sudah terlalu mempengaruhi kewarasannya.

"Udah Shan, nanti kita cari tau sendiri aja alamatnya Mina. Kalau gue yang tanya ke dia siapa tahu dikasih tau," ucap Reza menginterupsi. Terdengar jelas lelaki itu mencoba untuk menyindir Yoyo.

Yoyo mendengus dengan suara yang sengaja dikencangkan.

Merasakan adanya ketegangan di antara dua pria tersebut, Shanny langsung terdiam dan menatap Reza serta Yoyo bergantian dengan bingung.

Forelsket (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang