"Di setiap sudut kota ini, mengapa harus dia yang aku temui setiap saat ?"
~Andira Jelita~
***
Matahari masih begitu terik meski senja sebentar lagi akan menyapa.
Ribuan debu masih setia bertebaran di jalanan kota Jakarta.Jalanan Ibukota sudah pasti sangat padat setiap saat, keramaian dan juga suara bising kendaraan beradu menjadi satu.
Tapi bagi Dira tak ada yang bisa menghilangkan kesepian dalam dirinya meski keadaan sekitarnya seramai saat ini.
Dira saat ini sedang berdiri di jembatan penyeberangan, kebiasaan yang gadis itu lakukan setiap sore jika ia bosan berada dirumahnya.
Bagi Dira menikmati sore di atas jembatan penyeberangan adalah suatu kesenangan, apalagi ditambah dengan pemandangan matahari terbenam yang bisa mengubah kota Jakarta yang padat dan berasap sedikit cerah dengan cahaya senja yang sempurna.
Kebiasaan menghabiskan sore di atas jembatan penyeberangan ini sudah Dira lakukan sejak ia kecil saat ia diusir dari rumah oleh papanya dulu.
Mungkin bagi sebagian orang saat sore hari lebih baik bergegas pulang untuk beristirahat, tapi tidak bagi Dira. Gadis berambut panjang itu tak pernah mau berada dirumahnya saat sore hari karena saat sore hari lah papanya selalu berada di rumah.
Dira saat ini berjalan menuruni jembatan, entah kenapa tiba-tiba saja ia merasa haus dan tenggorokannya terasa begitu kering.
Pandangan gadis itu saat ini tertuju pada penjual minuman di pinggir jalan seberang, tapi menyebrang disaat jalanan padat seperti ini bukan pilihan yang tepat.
"Kenapa gue nggak nyebrang pas di atas tadi sih ?"
Dira merutuki kebodohannya karena otaknya selalu berpikir lambat.Setelah berjalan cukup jauh dan rasa haus yang semakin menjadi akhirnya Dira saat ini sudah berada disebuah minimarket. Gadis itu langsung berlari kearah lemari pendingin dan mencari minuman yang bisa menghilangkan dahaganya.
Saat hendak keluar dari minimarket tersebut mata Dira menemukan sosok yang beberapa hari terakhir menganggu ketenangan hidupnya.
Merasa sosok yang ia lihat tidak sedang sendirian Dira memberanikan diri untuk mendekat dan melihat lebih jelas dengan siapa si orang tersebut berada disini.
Dira saat ini berada tepat di seberang rak yang saat ini Andra tepati, sosok yang Dira lihat adalah Andra, siapa lagi yang selama beberapa hari terakhir menganggu hidupnya kalau bukan ketua OSIS tengil itu.
"Ternyata tu cowok sama cewek, gila ceweknya cakep bener putih bening kayak kena Bayclin."
Dira tertawa sendiri saat melihat perlakuan Andra yang begitu manis tapi menjijikan bagi Dira. Saat ini cowok berpredikat sebagai ketua OSIS itu sedang mengikat tali sepatu si cewek yang terlepas.
Karena takut aksinya ketahuan akhirnya Dira berjalan lebih dulu ke kasir dan membayar botol minuman yang sudah kosong sejak tadi karena isinya sudah ia habiskan beberapa menit yang lalu.
Sadar akan satu hal yang ia lupakan Dira menepuk jidatnya berulang kali dan memaki dirinya karena selalu saja otaknya berpikir lambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jika
Novela JuvenilJika saja semua tak pernah terjadi Mungkin tak ada hati yang tersakiti ....