8. Telat Lagi

6 1 0
                                    

Mungkin keberuntungan belum berpihak pada Dira kali ini. Semalam ia sudah berjanji pada teman-teman bandnya untuk datang cepat ke sekolah agar pak Suryo tidak lagi memberikan hukuman untuk Dira.

Tapi yang terjadi pagi ini gadis itu bangun terlambat dan semuanya jadi terhambat oleh waktu yang terus berjalan dengan cepat.

Saat ini gadis berambut panjang itu sudah berada di bus yang sedari tadi berjalan lambat seakan-akan butuh perjalanan panjang untuk sampai ke sekolah.

Beberapa kali terdengar helaan nafas dari Dira. Semua rencana yang sudah ia siapkan kacau seketika karena ulahnya sendiri yang lupa menghidupkan alarm.

"Kenapa sih gue selalu aja sial"
Dira terus saja mengomel didalam hati dan menyalahkan dirinya sendiri yang tak pernah bisa diandalkan disaat seperti ini.
****

"Kalau kalian mau menjadi generasi yang bisa di banggakan dan bisa mengharumkan nama Negeri ini mulailah dari belajar disiplin sejak sekarang"
Suara pak Suryo terdengar jelas ke seluruh penjuru sekolah.

"Mematuhi peraturan adalah kewajiban yang harus kalian lakukan sebagai pelajar. Jangan seperti teman kalian yang didepan ini. Sejak awal masuk sekolah dia sudah melanggar semua peraturan disekolah kita ini."

Pak Suryo menunjuk Dira yang saat ini berdiri didepan semua murid termasuk guru. Upacara sudah selesai sejak 15 menit yang lalu tapi semua murid dilarang untuk meninggalkan lapangan.

Sejak tadi Dira sampai ke sekolah saat upacara sudah di mulai, pak Suryo sudah menyuruh Dira untuk berdiri didepan.

Kali ini Dira benar-benar merasa malu. Semua penghuni sekolah berbisik-bisik membicarakannya. Para guru pun semua memasang wajah tak suka terhadap Dira.

Bagi Dira ia lebih memilih dihukum dari pada dipermalukan di tengah keramaian seperti ini. Saat ini yang bisa Dira lakukan hanya diam dan menundukkan kepalanya. Gadis itu tak punya keberanian untuk menatap ke arah teman-temannya.

"Harusnya generasi muda itu bisa melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat atau lebih penting, dari pada masa muda dibuang hanya untuk main-main saja."

Pak Suryo kembali bersuara, menggunakan penggeras suara seperti itu sudah pasti seluruh sekolah bisa mendengar.

Dira semakin menundukkan kepalanya, menahan malu sebisa mungkin.
Di sudut lain lapangan ada seseorang yang terus memperhatikan gadis itu, bahkan Dira bergerak sedikit saja tak lepas dari perhatian orang tersebut.
***

Setelah selesai upacara Dira masih belum bisa beristirahat karena gadis itu harus menjalankan hukuman yang diberikan oleh pak Suryo.

Gadis itu saat ini berdiri ditengah lapangan, masih tersisa waktu setengah jam lagi sampai hukumannya selesai.

Dira saat ini merasakan panas matahari semakin membakar kulitnya. Sesekali gadis itu menyapu keringat dengan lengannya. Jangan harap bisa menepi untuk istirahat karena pak Suryo sedang mengawasi ditepi lapangan sana.

Dira terus saja menguatkan diri agar tetap kuat. Gadis itu tak mau tiba-tiba jatuh pingsan ditengah lapangan. Belum ada sejarah seorang Andira Jelita pingsan saat menjalani hukuman dari pak Suryo.

"Betah banget di hukum tiap hari ya lo?"

Suara itu, Dira sangat mengenali suara siapa itu. Suara milik seseorang yang beberapa hari terakhir terus saja menganggu ketenangan hidupnya.

"Bisa nggak sih lo sehari aja jangan muncul didepan gue"

"Nggak bisa, kenapa sih lo nggak pernah bosan di hukum"

"Terserah gue mau bosan atau nggak itu suka-suka gue. Sekarang lo bisa nggak jangan ganggu gue, biarkan gue menjalani hukuman dengan tenang"

Dira memperhatikan seluruh sisi lapangan, mencari keberadaan pak Suryo, dan ternyata guru menyebalkan itu sudah tidak mengawasi dirinya lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang