Sore hari di sebuah pedesaan kecil tepatnya di rumah Jaeeun. Shinwon makan bersama dengan Jaeeun dan keluarganya, Shinwon baru merasakan lagi hangatnya keluarga. Keluarga yang sederhana tapi ada kehangatan di dalamnya berbeda dengan Shinwon, suasana rumahnya sunyi dan sepi setelah meninggalnya ayah, ibu dan juga kedua sahabatnya.
"Shinwonie, makanlah yang banyak jangan malu-malu" ucap Ibu Jaeeun pada Shinwon.
Shinwon hanya menganggukan kepalanya dan mengambil lagi makanannya, kali ini dia benar-benar rindu ibunya yang selalu bawel padanya.
Selesai mereka makan Shinwon dan Jaeeun mencuci piring bersama dan mereka pergi ke kamar Jaeeun yang sudah lama tidak dia tempati.
"Jaeeun-aa, aku suka keluargamu, merrka baik dan hangat padaku sepertinya aku menemukan keluarga kedua" ucap Shinwon.
"ibu dan ayahku memang begitu aku beruntung mempunyai orangtua seperti mereka"
"itu membuatku ingin bertemu ayah dan ibuku" Ucap Shinwon yang menyandarkan punggungnya di tembok dekat jendela.
"kenapa kau tidak bertemu dengan mereka saja"
"seandainya bisa aku akan sering bertemu mereka, tapi mereka telah di alam lain, dan aku menyesal tidak ikut dengan mereka saat kejadian itu" ucap Shinwon yang memandang keluar jendela.
Jaeeun yang sedang melihat-lihat bukunnya pun terhenti karena ucapan Shinwon, Jaeeun mulai beranjak dari tempat tidurnya dan menghampiri Shinwon.
"maafkan aku, aku turut berdua cita" ucap Jaeeun yang di jawab anggukan Shinwon.
"kau tidak usah bersedih, mereka pasti bahagia disana kau sebagai anaknya hanya bisa mendoakan mereka" sambung Jaeeun yang menepuk bahu Shinwon.
"Shinwon-sii, apakah kau tau definisi hidup kita seperti apa?" tanya Jaeeun yang mengambil burung origami di meja belajar di sampingnya.
"anio"
"burung origami" jawab Jaeeun.
"kenapa burung origami?"
"terkadang saat kita terpuruk kita selalu ingin seperti burung yang terbang bebas di langit lepas, bebas tidak ada yang mengatur kita untuk ini dan itu, beda halnya dengan burung origami ini dia mempunyai sayap tapi dia tidak bisa terbang bahkan tidak bernyawa, tapi istimewanya dia adalah mempunyai warna yang beragam, hijau, kuning dan merah, itulah yang membuat hidupnya berarti dan bahagia. Sama halnya dengan kita mempunyai keinginan untuk bebas namun kita tidak bisa bebas dan itu membuat kita seolah tak bernyawa. Jangan pernah menyesali hidup, sesungguhnya kita mempunyai seribu satu cara bahagia dengan cara kita sendiri" ucap Jaeeun.
Saat Jaeeun berbicara Shinwon terus memandang wajah Jaeeun. Apakah ini yang di maksud dengan jatuh hati? Saat berada di samping Jaeeun, Shinwon merasa nyaman dan ditambah lagi perkataan Jaeeun yang mampu memotivasinya.
"Jaeeun-aa, kajja kita buat burung origami lebih banyak lagi" ajak Shinwon dengan senyum lebarnya.
"apakah kau tidak sedih lagi?" tanya Jaeeun.
"anio, aku punya seribu satu cara untuk tersenyum dengan caraku sendiri" ucap Shinwon yang tersenyum pada Jaeeun.
Jaeeun pun merasakan hal yang berbeda pada Shinwon, ini kali pertama baginya berbicara seperti itu pada seorang pria.
Malam tiba waktunya Jaeeun dan Shinwon pulang ke kota, di tengah perjalanan menuju apartemen Shinwon Jaeeun menyuruh Shinwon memberhentikan mobilnya di depan halte.
"Shinwon-sii, aku akan kembali pada Tuan Han aku tidak ingin dia melukai orangtuaku lagi karena aku tidak kembali padanya" ucap Jaeeun.
"Jaeeun-aa, berjanjilah untuk menjaga dirimu baik-baik" ucap Shinwon memegang tangan Jaeeun dan di jawab anggukan Jaeeun.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Is Detective or Angel?
Akcja*** Bagaimana jadinya jika mantan bos besar, tentara dan mantan idol terkenal di persatukan di sebuah tim detektif. Di sebuah kamar yang tidak telalu besar, di asrama yang tidak terlalu besar, tapi mereka mempunyai lab kasus yang besar, perbedaan ya...