Revisi lagi!
Jangan cuma comment next doang. Isi ceritanya comment dong!
Happy Reading❤
"Al, kamu marah ya?" tanya Valerie hati-hati. Menginggat wajah Alvian yang saat ini didepannya terlihat begitu menyeramkan.
"Enggak." balas Alvian mengelak. Ia melarikan matanya kesegala arah, melirik beberapa cowok yang sedang menatap kekasihnya.
Hancur sudah moodnya, "cuma cemburu, dikit." ujar Alvian cemberut, "liat cowok yang ada dibelakang lo, daritadi liatin lo terus tau nggak? Padahal dia bareng ceweknya juga."
Tanpa menoleh pada cowok yang dimaksud Alvian, Valerie mengelus tangan Alvian menenangkan, "biarin, lagian dia juga udah punya cewek kan? Al, jangan terlalu dipikirin."
"Lo bisa ngomong gitu karena lo nggak ngerti jalan pikiran cowok, Vale." geram Alvian sembari menatap tajam cowok yang berada di belakang bangku Valerie.
"Hm," Valerie menganggukkan kepalanya, "kan aku cewek. Mana bisa aku tau." ujarnya santai.
"Jangan cemburu, aku kan cuma sayang sama kamu doang." Valerie mengecup pipi kanan Alvian.
Alvian tersenyum lebar memegang pipinya, "makan. Biar nanti Abang lo nggak marah-marah."
"Heran aku sama Mas Niel, kenapa sih dia kayak nggak suka sama kamu? Padahal juga Papa sama Mama fine-fine aja kita pacaran." keluh Valerie mulai menyendok makanannya yang telah ia pesan.
"Karena gue lebih ganteng dari dia kali." tanggap Alvian terlalu percaya diri.
Dan tentu saja, Valerie menyetujuinya. Karena memang dimata gadis itu, Alvian lebih ganteng daripada kakaknya.
"Lain kali, kalo mau pergi jangan pake celana pendek." pesan Alvian, lagi.
Valerie mendegus kesal, "cukup. Kamu udah bilang itu dari tadi. Iya, aku paham."
Setelah bedebat hanya karena celana yang dipakai Valerie, akhirnya mereka memutuskan untuk berdamai dan menikmati jalan-jalan mereka.
Mengelilingi mall yang cukup besar membuat keduanya sedikit pegal, kemudian mereka memutuskan ke arena permainan dalam mall tersebut.
"Jam 5 kita balik ya? Udah sore." pesan Alvian sebelum memasuki area permainan.
Valerie mengangguk setuju, karena dirinya pun merasa lelah.
****
"Makasih, Al." ucap Valerie tulus sembari melepas helm yang masih melekat dikepalanya.
Sementara Alvian tidak turun dari motornya, sebenarnya ingin tapi ia harus segera pulang.
"Nanti malam gue telfon," kata Alvian merapikan helai rambut Valerie yang menutupi dahi gadis itu, "gue abis ini mau nonkrong sama temen-temen." Alvian menjelaskan kegiatannya setelah pergi dari rumah Valerie.
"Okay!" karena Valerie tidak pernah melarang Alvian untuk melakukan apapun yang cowok itu suka. Asal Alvian selalu memberitahunya.
"Lo masuk gih. Langsung mandi ya!" Alvian menatap Valerie lembut.
"Bye, sayang." Valerie melambaikan tangan kearah Alvian lalu melangkahkan kakinya kearah rumahnya dengan gerbang yang sudah dibuka oleh satpam rumahnya.
Sebelum menjalankan motornya, Alvian mengeluarkan ponselnya yang sedaru tadi tak berhenti bergetar.
Mengabarkan kepada temannya, ia akan segera menyusul ke tempat Dion.
Tbc.
Stay safe and healty ya teman-teman.
#dirumahaja.
See u🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Boy
Teen Fiction[ BEBAS MEMBACA ASAL VOTE SAMA COMMENT] Hidup Valerie sempurna. Ia memiliki segalanya. Uang, kekuasaan, keluarga yang begitu meyayanginya, kakak yang sangat menjaganya. Dan tentu saja kekasih yang sangat ia sayangi. Tapi, ia seakan tak pernah bisa m...