14. Satu Rahasia

1.3K 79 9
                                    

Kenapa nggak vote dan comment dulu sebelum baca?

Happy Reading❤

Tandai Typo!

Karena aku sayang kamu, aku nggak bakal bisa lepas seseorang yang aku cinta begitu aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena aku sayang kamu, aku nggak bakal bisa lepas seseorang yang aku cinta begitu aja.
Jangan pergi.
Aku mohon.


Alvian membawa dirinya kepantai, langit perlahan menggelap. Hanya tersisa sinar matahari sedikit yang perlahan menenggelamkan dirinya.

Tapi... untuk apa Alvian membawanya kesini? Bukankah seharusnya cowok itu menjelaskan perihal kedekatannya dengan cewek lain bernama Keira?

Entahlah, dalam diam Valerie memutuskan keluar dari dalam mobil, berdiri tepat disamping pintu mobil Alvian.

Cowok itu tidak keluar hanya membuka pintu mobilnya dan memutuskan untuk duduk dibangku kemudinya.

"Sini duduk," kata Alvian sedikit memundurkan badannya, menyuruh Valarie duduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sini duduk," kata Alvian sedikit memundurkan badannya, menyuruh Valarie duduk. Lebih tepatnya mereka sekarang seperti berbagi tempat duduk.

Alvian memeluk perut Valerie erat, menenggelamkan kepalanya pada leher jenjang milik Valerie.

"Aku kangen sama kamu," kata Alvian mencium pipi kiri Valerie.

Valerie melirik takut-takut pada sekitarnya, demi apapun posisi mereka bisa saja membuat orang melihat salah paham.

Dua remaja bermesraan tidak senonoh dipinggir pantai. Cewek itu bergedik ngeri membayangkan wajahnya dengan Alvian terpapang di situs berita. Oke itu terlalu berlebihan.

Valerie bernapas lega karena sekitar pantai terlihat sepi, mungkin karena ini menjelang malam.

"Kamu harus jelasin," tuntut cewek itu membalikkan badan menghadap Alvian, "kamu nggak selingkuh kan?"

Alvian terkekeh geli mendengar tuduhan kekasihnya. Sewaktu-waktu Valerie bahkan lebih posesif dibanding dirinya. Namun tak masalah, Alvian menyukainya.

Tangan Alvian menangkup pipi Valerie, membuat bibir cewek itu mengerucut lucu, "enggak sayang. Kan aku cuma sayang kamu." ujarnya serius. Valerie mencari kebohongan pada mata hitam pekat itu, namun sekali lagi Alvian membuat dirinya tersesat.

Alvian mencium singkat bibir Valerie karena cewek itu menatapnya tanpa memberi respon.

"Allll..." rengek gadis itu memukul pelan mulut Alvian yang baru saja menciumnya.

"Abisnya kamu diem aja. Malah liatin aku segitunya, terpesona eh?" goda cowok itu tersenyum miring dengan alis dinaik turunkan.

"Kamu kepedean." elak cewek itu dengan pipi bersemu merah karena malu.

Wajah Alvian kembali serius, cowok itu sedikit menggerakkan tubuhnya mencari posisi ternyaman lalu membawa Valerie bersandar pada dada bidangnya.

"Dulu Mama sering ajak aku kesini. Sekedar liburan keluarga." Alvian mulai bercerita sembari mengelus rambut Valerie lembut, seakan mendongeng untuk gadisnya, "aku cuma lagi kangen Mama." lanjutnya lirih.

Alvian jarang bercerita tentang perasaannya, bahkan selama mereka berpacaran sejak kelas satu SMA.

"Papi sekarang sibuk banget ngurus kantor." curhatnya lagi menikmati usapan lembut jemari Valerie ditangannya, "kamu diemin aku dua hari. Aku makin kesepian."

Rasa bersalah segera menyusup pada hatinya, Alvian jarang mengutarakan perasaannya hal itulah yang membuat Valerie sedikit bingung mengenai apa yang dirasakan kekasihnya setiap waktu.

"Maaf," sesal cewek itu membalikkan badan, memeluk Alvian sayang, "maaf udah jadi pacar yang buruk buat kamu."

Alvian menggeleng, "bukan salah lo kok." balas cowok itu menenangkan sesekali menepuk bahu Valerie pelan, "aku cuma pengen cerita aja."

"Al, kalo kamu kangen Mama kamu gapapa. Itu wajar. Jangan sedih ya sayang, aku bakal selalu disamping kamu." Valerie mendongkak menatap Alvian dari bawah.

"Aku tahu," ungkapnya tenang menundukkan kepalanya balas menatap Valerie.

"Mama aku juga mama kamu kok," Valerie nyengir lebar saat mengatakan itu.

Dengan gemas cowok itu mencubit pipi Valerie dilanjut mengacak rambut gadisnya.

"Jangan minta putus," kata cowok itu tiba-tiba, "jangan minta putus, aku sayang kamu. Aku nggak bakal lepasin orang yang aku sayang gitu aja, Vale. Aku nggak pernah main-main sama perasaan aku. Sekali aku jatuh cinta akan tetap pada orang yang sama. Cuma kamu." Alvian berkata sembari menatap Valerie lembut.

Wajahnya serius dan sorot matanya tegas saat mengatakan semua itu. Sekali lagi, membuat Valerie yakin bahwa dirinya menjatuhkan hati pada laki-laki yang tepat.

"Kamu sama Keira ada apa?" ungkit cewek itu, karena Alvian belum membicarakan topik sumber permasalahan mereka.

Alvian mendegus geli, "jangan cemburu, babe. Aku sama dia cuma temen. Bener! Suer deh." cowok itu mengacungkan dua jarinya guna membuat Valerie percaya saat gadis itu berusaha mengintimidasinya.

"Aku minta dia ajarin aku matematika," jelas cowok itu lagi saat melihat Valerie tak puas akan penjelasannya tadi, "aku juga pengen pinter. Biar anak kita pinter semua."

Valerie memukul pelan mulut Avian, "pinter banget ini mulut kalo ngomong."

"Mulutku juga pinter dalam hal lain kok," celetuk cowok itu menatap bibir Valerie.

"Mesum!" sentak cewek itu mendorong wajah Alvian sedikit menjauh darinya.

Mereka berdua terkekeh, menikmati candaan serta suara debur ombak malam yang membuat keduanya semakin damai.

*****

Bye!

Comment!!! *maksa

Posesif BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang