Bahagia bukan hanya perihal kita saling mencintai.
Kepercayaan adalah hal paling utama.Happy Reading!
"Hai." sapa Alvian mendudukkan diri didepan Valerie.
Valerie tersenyum tipis, tatapan matanya fokus pada minuman yang saat ini ia aduk tanpa berniat meminumnya.
Melihat tingkah pacarnya yang terlihat badmood, Alvian membelai lembut pipi pacarnya.
"Are you okay, babe?" tanya Alvian mencoba menarik perhatian Valerie.
Tak biasanya Valerie seperti ini, pasti ada sesuatu yang menganggu pacarnya itu. Tapi apa?
"Sayang.." panggil Alvian lagi saat Valerie hanya menatapnya tanpa menjawab.
Valerie menggelengkan kepalanya, "hm, maaf, aku sedikit kepikiran sesuatu aja." jelas Valerie tersenyum manis.
Valerie meraih tangan Alvian yang terletak diatas meja, mengenggamnya erat.
"Kangen kamu." tutur Valerie manja.
Alvian memajukan sedikit tubuhnya, "miss you too." balasnya tepat ditelinga Valerie.
"Kebiasaan." Valerie mendorong tubuh Alvian menjauh, kemudia memengang pipinya dengan kedua tangannya, "malu banget." ungkap Valerie tersipu.
Valerie menatap Alvian lekat, "nggak bareng sama temen-temen kamu?" Valerie menyingkirkan minumannya ke samping meja. Ia mengeluarkan buku tulisnya.
Rencananya, Valerie ingin belajar matematika karena setelah istirahat kelas 12 IPA 3 mengadakan ulangan harian.
"Mau belajar?" tanya Alvian melirik buku yang baru saja dibuka oleh Valerie.
Valerie mengangguk, tanpa mengeluarkan suara dan memfokuskan pandangan matanya pada buku. Berpikir keras cara menghafal rumus-rumus menyebalkan yang susah sekali dirinya hafal.
"Vale," panggil Alvian menggoyangkan tangan kanan Valerie pelan.
"Vallyyy" panggil Alvian lagi dengan nama panggilan yang berbeda untuk Valerie, nama panggilan yang jarang Alvian gunakan.
"Apa, Al? Aku lagi belajar loh." balas Valerie menatap Alvian yang tersenyum lebar dengan kesal.
Baru Alvian ingin menjawab Valerie, sebuah suara mengintrupsi dua pasangan itu.
"Hadehh! Pacaran mulu ini bocah." cerocos Dani memasuki ruang kelas Valerie bersama teman-teman lainnya.
"Ayo, Al. Udah siap semua ini!" ujar Bastian bersemangat.
Valerie menatap teman-teman Alvian dengan kerutan kebingungan, ia mengalihkan tatapan kearah Alvian,"kamu mau ngapain?"
Alvian hanya tersenyum lebar tanpa menjawab pertanyaan kekasihnya, "Dito?" tanya Valerie tak menyerah, baginya hanya Dito yang bisa ia andalkan untuk mencari jawaban.
Namun gagal, Dito hanya menatap datar Valerie tanpa mengatakan sepatah katapun.
"Serius amat, Bro!" Dani mencengkram bahu Dito dengan tertawa canggung.
Dito menyingkirkan tangan Dani dengan kasar, "jangan sentuh gue sembarangan!" peringat Dito dengan intonasi penekanan pada setiap katanya.
Dani yang merasa tersinggung langsung mengusap tangannya dengan raut wajah jijik, lalu meniup tangan kanannya, "Bas udah bersih belum?" tanya Dani mendekatkan telapak tangan kanannya ke muka Bastian.
"Apaansih!" Bastian menampar tangan Dani dengan kasar.
"Sumpah ya! Kalian kenapa sih nistain gue mulu!" Dani mengerucutkan mulutnya, mungkin bagi setiap cewek yang melihat ekspresi Dani akan menganggap itu hal yang sangat lucu dan imut.
Tapi berbeda, Alvian serta teman-temannya itu menganggap dirinya menjijikkan. Bahkan Alvian dengan tega memukul mulutnya.
"Gue pergi dulu ya?" Alvian berdiri, meminta ijin Valerie,"ada urusan." jelasnya tanpa penjelasan yang lebih detail.
Valerie hanya mengiyakan, tak tahu harus mengatakan apa. Sebab, seringkali Alvian menyembunyikan sesuatu darinya.
Tak masalah, asal itu tidak membahayakan Alvian.
"Bye-bye Vallyyy." Dani melambaikan tangan kearah Valerie dengan kedipan mata menggoda.
Tentu saja langsung mendapat pukulan dari Alvian dikepalanya.
Karena panggilan itu hanya boleh disebutkan oleh Alvian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Boy
Teen Fiction[ BEBAS MEMBACA ASAL VOTE SAMA COMMENT] Hidup Valerie sempurna. Ia memiliki segalanya. Uang, kekuasaan, keluarga yang begitu meyayanginya, kakak yang sangat menjaganya. Dan tentu saja kekasih yang sangat ia sayangi. Tapi, ia seakan tak pernah bisa m...