Mobil yang dikendarai Alvian terparkir sempurna dihalaman rumah Valerie, gadis itu turun mendahului Alvian yang tengah bersiap walau hanya sekedar merapikan rambut saja.
"Lo nggak marah kan sama gue?" tanya cowok itu begitu keluar dari dalam mobil dan melihat Valerie menunggunya pada bangku teras cewek itu.
Valerie menggeleng, "enggak, kenapa harus marah?" tanya cewek itu balik dengan tatapan polos.
Alvian mengambik alih bungkusan martabak yang tadi dibawa Valerie, "nggak papa."
Mereka memutuskan berjalan masuk kedalam rumah dengan Alvian yang merangkul bahu Valerie.
"Mama!" teriak Valerie kencang berlari menghampiri Irene yang tengah duduk dimeja makan, mereka semua sudah berkumpul disana. Hanya menunggu kedatangan dua pasangan yang sangat dinantikan Irene.
"Tante, Om." sapa Alvian sopan menyalami kedua orang tua Valerie. Mereka menyambut Alvian dengan senang hati kecuali Daniel tentu saja. Cowok didepan kursi Alvian itu sedari tadi menatap dirinya tajam tanpa sebab.
"Sayang, aku ambilin ya?" tegur Valerie menepuk pelan pundak Alvian yang sedari tadi bertatapan tajam dengan Mas Niel. Bukannya apa, Valerie hanya tidak ingin makan malam mereka kacau karena keributan kakak dan kekasihnya.
Alvian menggeleng, mengecup singkat jemari Valerie yang masih dipundaknya.
"Nggak papa, kamu makan aja. Aku bisa ambil sendiri kok." tolak Alvian mengisyaratkan cewek itu kembali duduk disampingnya. Valerie menurut tanpa banyak protes.
"Gimana sekolah kamu, Al?" Ardian bertanya kepada pacar putrinya itu.
"Baik Om." jawab cowok itu apa adanya, karena beberapa minggu ini ia tak membuat masalah kecuali yang terakhir memukul Reno karena berani menyentuh Valerie, miliknya.
"Papa kamu sehat?" sahut Irene menanyakan kabar Ayah Alvian, keluarga Valerie selalu sebaik ini kepada dirinya.
"Sehat Tante, sekarang lagi sibuk-sibuknya dikantor. Papa sedang menangangi proyek baru." jelas cowok itu menyendokkan makanan ke mulutnya.
Daniel sedari tadi diam tanpa mau berbicara, mungkin karena ada Alvian. Dan Irene menyadarinya, "sayang kenapa nggak dimakan? Nggak enak ya?" tanya Irene mengusap lengan Daniel yang berada disampingnya. Anak laki-lakinya itu seperti sedang memikirkan hal berat.
Daniel menghembuskan napas lelahnya, "Mam, aku ke kamar dulu ya? Lupa Daniel mau revisi skripsi yang harus dikirim ke dospen nanti malam." pamit Daniel meninggalkan yang lainnya meneruskan kembali acara makan malam mereka. Kepergian Danielpun tak luput dari perhatian Valerie serta Alvian.
"Mungkin Daniel capek." ujar Ardian menanggapi, "udah ayo lanjut makan. Alvian kalo mau tambah ambil ya!"
Alvian mengangguk semangat, ia sudah tidak secanggung dulu saat pertama kali menginjakkan kaki dirumah pacarnya. Karena ia mulai terbiasa dengan keluarga Valerie, seperti ia sudah menemukan keluarga yang selalu ia rindukan dalam hatinya..
Valerie nyengir lebar saat melihat wajah Alvian yang berekspresi bahagia itu. Karena Valerie bisa merasakan bahwa Alviannya mungkin merindukan keharmonisan keluarga yang saat ini kembali cowok itu temukan dalam keluarganya.
BYE
Sengaja pendek, biar kalian protes xoxo
Gimana? Masih mau lanjut?
Makanya komen atuh, biar semangat nulisnya hehe
Babay👐
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Boy
Teen Fiction[ BEBAS MEMBACA ASAL VOTE SAMA COMMENT] Hidup Valerie sempurna. Ia memiliki segalanya. Uang, kekuasaan, keluarga yang begitu meyayanginya, kakak yang sangat menjaganya. Dan tentu saja kekasih yang sangat ia sayangi. Tapi, ia seakan tak pernah bisa m...