stranger

4.2K 293 0
                                    

aku Ara. sudah 2 tahun ini ngerantau di kota orang. buat apa? ya apalagi kalau bukan mencari uang. aku berangkat dari keluarga sederhana di kota kecil, makanya aku ingin berkembang dan memutuskan untuk ke sini.

bisa dibilang aku budak korporat (?)
bekerja 5/7 dan berangkat pagi pulang sore, atau bahkan seringkali nyaris malam. bukan masalah, aku menikmati rutinitasku. ini pilihanku.


aku bukan wanita manja. di usiaku yang terbilang muda, aku sudah terbiasa hidup sendiri. sejak aku jadi mahasiswa, aku juga sudah terbiasa bertahan hidup di kosan sebagai anak rantau. bedanya, sekarang aku sudah menolak uang kiriman orang tua. sungkan. kan sudah bagianku yang memberi mereka.

di sini, aku sudah bisa menyewa tempat tinggalku sendiri. banyak hal yang suka aku lakukan sendiri. olahraga, pergi ke bioskop, pergi ke mal, pergi ke perpustakaan pusat, pergi ke toko buku, pergi ke tempat ramai lainnya.


di hingar bingar kota besar, banyak sekali mereka yang bepergian dengan motor atau mobil. tapi tidak denganku. lebih nyaman dengan transportasi umum kemanapun aku pergi, itung-itung kontribusi mengurangi polusi udara. biar udara kota yang sudah kritis, tidak semakin bikin paru-paru nangis.

tiap pagi aku harus jalan dari gedung tempatku tinggal ke halte depan. tidak jauh, mungkin 5 menit dengan kecepatan jalanku. dan kantorku berjarak 15 menit perjalanan bis. begitu setiap hari.

atau mungkin sesekali aku bepergian dengan kereta, ojek online. intinya, public transportation.

dan di sela sela menunggu, perjalanan, dan pemberhentianku aku menemukan seseorang yang selalu membangkitkan keingintahuanku. tidak tahu siapa dia, namun disinilah semua bermula...

÷
temukan aku,
di desak ramai halte bis kita tiap pagi

temukan aku,
di perjalanan bis kita menuju pergi

sudah menemukanku?
atau haruskah ku yang melangkah maju?

—Ara



TENTANG SAKA; DAY6 SUNGJIN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang