[02]

31 2 3
                                    

Ana dan Putri disambut oleh 1 sahabat laki-lakinya di kelas, Yudha. Perlu diketahui, Ana ini cukup Famous di sekolahnya. Bukan karna ia teman Putri yang menjadi model itu, tetapi Ana terkenal karna sikapnya yang ramah, pandai bergaul, peduli, dan plus nya, Ana ini sangat cantik, pintar pula. Jadi apa sih alasan untuk tidak menyukai Ana?

Sedangkan Putri mempunyai sifat yang hampir berkebalikan dengan Ana, dia memang model, cantik, tetapi dia mempunyai sifat yang sedikit sombong. Pintar memang tetapi Putri tidak mau berbagi. Ya mungkin karna dia model, siswa tetap menyukainya.

"Hai Ana. Hai Putri" Sapa Yudha.

Ana tersenyum ramah"Hai Yudha"

Yudha memandang Putri seolah meminta agar sapaan nya dijawab. Tetapi Putri tetap fokus pada Gadget nya. Ana menyenggol pelan lengan Putri"Jawab tuh, ada yang nyapa"

Putri Roling eyes.

"Hai"

Singkat, padat, dan jelas.

"Gitu amat responnya Put, yang panjang kek dikit" Ujar Ana yang sudah duduk di bangkunya.

"Alaah males. Eh na, gue titip tas ya, gue dichat Gavin suruh ke kantin"

Gavin?

Ana berdiri dari duduknya"Gue ikut"

"Gak usah na. Tunggu aja, gue gak akan lama kok" Tolak Putri cepat.

"Ini bukan soal lama atau bentar nya elo. Yang ngechat lo itu orang spesial buat gue. Lo gak rasain Put!"

Ana menggangguk lemah"Oke"

Putri tersenyum lebar dan berlalu meninggalkan Ana yang masih terdiam di posisinya. Tanpa Ana sadari, air mata nya menetes lagi. Yudha yang mengerti apa yang dirasakan oleh Ana segera berdiri dan memberinya sapu tangan"Jangan nangis, Ana"

Ana menerimanya dan tersenyum pada Yudha"Thank's Yud"

Yudha mengangguk pelan.

Jam baru menunjukkan pukul 06.45 yang berarti masih ada waktu 15 menit lagi sebelum KBM dimulai. Karna bosan, Ana berniat ingin menyegarkan fikirannya. Ia menuju ke tempat favorit nya bersama Gavin dan Putri yaitu Taman. Di sana dia bisa lebih tenang dan lebih segar. Walaupun sekarang dia sedang tidak bersama Gavin dan Putri. Ana membuka buku diary nya yang selalu ia bawa kemana-mana. Di sana ada 200 lembar dan hampir seluruhnya ia isi dengan curhatan hatinya dan nama Gavin Mahendra. Dia tidak pernah bosan menulis dan membaca nama Gavin, karna menurut Ana, itulah alasan dia tetap bersemangat untuk sekolah, belajar dan melakukan aktivitas lainnya. Ya, karna Gavin.

"Pas kita masih kecil, gue sering lo ajak ke kebun rumah lo vin. Pernah jatoh bareng, gue nangis waktu itu dan lo sibuk tenangin gue. Lo peluk gue, dan akhirnya tangis gue reda juga. Asal lo tau vin, gue ini udah mulai suka dan nyaman lo di hari itu juga! Tapi kenapa lo gak ngerasa? Kenapa lo gak pernah mandang gue yang tulus sayang sama lo? Sekarang kita udah 17 tahun vin. Selama itu juga gue mendam perasaan gue buat lo. Dan kemarin setelah gue coba buat terus terang sama lo, lo bilang di hadapan gue kalo lo itu suka sama Putri. Lo tau gak? Gue langsung lemes vin. Ternyata baiknya lo selama ini karna lo memang anggap gue cuma sahabat lo. Gue bingung harus gimana vin, gue sayang sama lo. Gue bakal tunggu sampe lo bisa suka sama gue. Walaupun itu rasanya mustahil" Ana  menitikkan air matanya kembali, kali ini lebih deras. Dia merasa bahwa mungkin tempat ini akan aman dan tidak akan ada yang melihatnya menangis. Tapi ia salah, ada seorang lelaki dengan mata yang sendu sedang berdiri tepat di belakang Ana. Lelaki itu menyerahkan sapu tangannya untuk Ana dari arah belakang. Ana terkejut, dia mulai sadar bahwa sedari tadi ada seseorang yang menguping curhatan hatinya. Ana berdiri tanpa menghapus air matanya dulu lalu menatap seorang lelaki tampan di belakangnya.

"Lo... siapa?" Tanya Ana lirih.

"Gue Arya"

Ana menghapus air matanya dan menatap Arya sambil tersenyum"Oh Arya. Salam kenal ya, gue Ana"

Arya mengangguk seraya berkata"Gavin itu... siapanya lo?"

"Sahabat gue ya, dari kecil" Jawab Ana sambil berjalan kecil hendak kembali menuju kelas.

Arya mengikuti Ana dan berjalan tepat di sebelah kirinya"Lo kok ngikutin gue ya? Gak ke kelas?" Tanya Ana.

"Gue murid baru Ana. Gue gak tau di mana letak ruang guru." Jawab Arya sambil mempout kan bibirnya membuat Ana tertawa kecil.

"Oh gitu. Yaudah ayo gue anter ke ruang guru. Sorry ya Arya, gue gak tau"

Arya tersenyum dan menatap wajah Ana lumayan lama"Kenapa ya? Ada yang aneh sama muka gue?" Tanya Ana sembari meraba wajahnya.

Arya menggeleng cepat"Lo cantik"

Ana terpaku di tempat dan berhenti meraba wajahnya"Dasar lo ya. Gombal!"

"Eh gue gak gombal. Gue serius!"

Ana tertawa dan berlari meninggalkan Arya yang masih terdiam di tempatnya.

"Gue suka sama lo Ana"






halo semuanya🙏

Aduh gaes akhirnya aku up lagi:(
Gimana nih jalan ceritanya? Ngefeel gak? Pasti ngga deh, yakin saia:(

Mksh yg udh mau sempettin baca, kasih voment nya para readers, ayolah bahagian orang itu pahala:(

FRIENDZONE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang