Kak Lino • Lee Know x LIA

24- Gini Ternyata

Happy reading!❤

-

Lia meremat ujung mantel, menatap Lino yang benar-benar kelihatan berbeda. Wajah khawatir begitu terukir tapi juga terlihat marah. Ekspresi yang sulit untuk dipahami.

"Gue takut, Lia! Lo paham gak?"

"Kalau lo takut, lo pasti gak akan marah-marah didepan gue kak!"

"Gue gak marah!"

"Iya! Lo marah!"

Lino menghela nafas kasar, rambut yang sudah acak-acakan disibak kebelakang, "Oke, harusnya gue gak usah nyari lo sampe sini. Harusnya gue gak usah peduli sama tunangan orang."

"H-hah?"

"Iya tunangan."

Lia mengernyit dahi, "Tunangan apa?"

"Iya lo tunangan sama si kacamata itu kan?"

Makin bingung, "Kacamata siapa? Apaan sih?"

"LIA!"

Dowoon dan Jae baru saja datang, sama capeknya cari Lia kemana-mana.

"Lo tunangan sama dia kan?" tunjuk Lino pada Jae.

Jae yang baru banget dateng kaget lah, ngumpat dalem hati akhirnya, mampus gue mampus.

"Mau nggak ataupun iya, bukan urusan lo kak. Lo juga udah punya pacar ngapain juga?"

"Siapa yang punya pacar, sih?"

"Nih! Cewek ini." tunjuk tajam Lia pada Sakura.

Dowoon tertawa canggung, "Guys kayaknya ki-"

"-DIEM!" sungut Lia dan Lino berbarengan.

"O-okay..."

"Kayaknya kalian harus selesain masalah sendiri deh, gue sama Dowoon pergi dulu." pamit Jae.

"Baliknya anterin adek gue, No." suruh Dowoon, Lino mengangguk pelan.

"Lo gimana? Mau disini atau ikut kita?" tanya Jae pada Sakura.

"A-aku?"

"Iya lo. Buruan."

Jae menarik pergelangan tangan Sakura untuk menjauh, menyisakan Lino dan Lia sekarang.

Si pemuda menghela nafas berat, "Gak enak ngobrol diluar, suhu nya makin dingin."

"Terserah." ketus Lia.

"Lo salah paham, Lia."

"Ya lo juga salah paham!"

Buset galak banget anjir.

"Gue cuma mau ketenangan sambil makan burger, taunya cewek lo itu dateng dan nabrak gue untuk kedua kalinya, tau!?"

Lino melirik roti isi yang sudah terinjak-injak, lalu tertawa pelan.

"Kok ketawa sih?"

Lia kesal melihat Lino yang cengengesan dan sekarang tawa nya malah pecah.

"Gue serius kak, jangan ketawa!"

Lino cubit pipi Lia gemas, "Gemes banget, sih."

Yang awalnya udah merah jadi makin menjadi-jadi saat Lino mengenggam tangan Lia, menariknya pergi ke suatu tempat.

Lia ngerengek tapi gak di denger Lino, yang ada genggamannya makin erat.

Marah tapi hatinya mau meledak gila-gilaan.