25- Akhirnya Sih Gini

9.3K 1.1K 303
                                    

happy reading!❤

-

Tentang Lino ya? Si pemuda jangkung dengan rambut tebal coklat, dua manik tajam seakan menjebak seluruh anggota tubuh.

Manis. Begitu manis luar biasa ketika tersenyum, memamerkan deretan gigi rapi dari bibir tipisnya.

Kadang emang nyebelin. Suka becanda gak jelas. Ketawa yang ngeselinnya minta ampun tapi bikin jatuh sedalam dalamnya.

Tapi pernah liat seriusnya gak? Sorot mata fokus dan menajam ketika tatap manik si gadis. Rapi dan apik, begitu teratur dan terlihat tenang menghadapi sesuatu. Pemuda cerdas yang gak pernah kehabisan cara biar si gadis gak sedih.

Definisi kalem sempurna tapi anjir juga.

Untuk 4 tahun itu gak sebentar. Apalagi beda kota, pulau, bahkan negara. Harus ekstra sabar.

Hubungan yang bahkan masih abu-abu, belum pasti bisa bersama untuk kedepannya. Dua-duanya masih labil dengan alasan, "jalanin aja."

Magere Burg memang selalu padat penuh wisatawan berlalu lalang. Salah satu jembatan paling kokoh dan terkenal di Amsterdam. Lampu-lampu menyala dengan indahnya ketika sore menjelang malam tiba.

Waktu itu suhu sentuh 12°C, jalanan beku mungkin salah satu alasan mengapa si batu kokoh mulai menyepi. Lebih baik tuang kopi panas sambil ditemani biskuit original di depan tungku perapian, daripada berdiam diri diluar ditemani burung-burung merpati yang sengaja gak sengaja numpang lewat.

Telapak tangan besar dengan malu-malu sentuh buku-buku jari beku Lia. Keduanya saling diam, tatapi sungai dengan pikiran masing-masing.

Awalnya masih ketawa-ketawa dan memang becanda juga. Saling tukar nomor ponsel lagi malah. Tapi, penegasan pertanyaan tiba-tiba dari si gadis tentang,

"...Lo gak suka gue kan?", juga jadi topik utama.

Surai coklat tersingkap angin, manik tajam mendadak melemah mendengar kalimat tanya yang nyatanya bukan begitu.

Dengan cuek menjawab, "Sesuai yang lo bilang kan, gue yang peluk lo diacara wisuda, gue yang selalu bertingkah konyol dihadapan lo, gue yang ajak lo main semaleman sampe puas, dikira gue ngelakuin itu semua cuma main-main?"

Lino tertawa pelan, merasa konyol sekarang. Usak rambut kacau, "Udah lama. Dan lo gak sadar?"

"Lo suka gue? Sejak kapan?" tanya Lia dengan suara pelan yang hampir tak terdengar.

Si gadis cukup terkejut sampai rasanya pita suara kering ingin menjerit luar biasa.

Lino menutup muka dengan kedua tangan, pipinya terbakar hebat, dan menjawab ulang tapi sedikit merengek, "Udah lama tau!"

Lia tertawa pelan, melihat tingkah malu Lino yang bahkan baru pertama kali juga terlihat. Lucu.

Lengan mungil si gadis singkap jemari-jemari besar yang halangi si wajah tomat rebus. Lalu tertawa lagi.

Sesekali wisatawan berlalu lalang, tapi terlihat sibuk masing-masing. Kantung belanja untuk oleh-oleh keluarga dibawa di jemari kanan dan kiri. Begitu penuh.

Seoarang anak dengan baju hangat tebal berjingkrak-jingkark asik, bawa sebotol gelembung sabun dan meniupnya.

"Hurry, Christy!" sahut seorang ibu ketika anaknya tertinggal dibelakang.

"Hurry, Christy!" sahut seorang ibu ketika anaknya tertinggal dibelakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kak Lino • Lee Know x LIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang