21- Ayo Wujudkan

5.1K 1K 275
                                    

Happy reading!❤

-

"Gimana?"

Dowoon menutup pintu kamar Lia pelan, berharap si gadis kecil gak bangun. Dowoon menggeleng pelan ketika ibu yang bertanya.

"Bu, besok Lia ujian, panasnya gak turun-turun."

Panik. Satu keluarga panik sama sakit Lia yang mendadak. Badan yang mengeluh dingin tapi nyatanya kulit sentuh 40 derajat. Wajah memerah luar biasa dengan ruam-ruam disekujur tubuh.

"Hari ini mau ke dokter aja gimana?"

"Udah malem. Jangan maksain. Liat gimana besok aja."

Ibu turun tangga, tinggalkan sang kakak yang lebih khawatir dengan keadaan adiknya.

Bagaimanapun, ini ujian terpenting buat Lia.

-

Paginya, Lia gunakan jaket super tebal dan masker. Jalan gontai turuni anak tangga perlahan sambil gendong tas di pundak kanan.

"Dek, sumpah lo mau ikut ujian? Kalau gak kuat bisa ikut susulan."

Lia menggeleng cepat, "Buruan anterin gue."

Dowoon menghela nafas kasar. Untungnya semingguan ini ia ada dirumah, setidaknya bisa antar jemput Lia untuk beberapa hari kedepan selama ujian.

Ambil kunci mobil ketika Lia sudah siap diambang pintu.

"Kalo gak kuat telepon gue, atau mau gue tungguin sampe lo pulang?" tanya Dowoon ketika mereka sampai didepan gerbang sekolah.

"Pulang aja duluan." jawab Lia cepat, buru-buru keluar mobil.

Kepalanya pening luar biasa, dan harus kuat untuk beberapa jam kedepan.

Lia sekarang merutuki dirinya yang semalaman panasnya gak mau turun. Boro-boro buat buka buku, buat bangun aja lemes banget.

"Kertas ujian disimpan di meja. Jangan sampai ada yang mencontek."

Si gadis berhadapan langsung dengan komputer yang menyala. Mengisi nomor induk dan password ujian.

"Ok let's start, Lia."

Disisi lain, meja besar untuk jamuan beberapa orang disana. Terhidang makan malam kelas atas, juga lilin disetiap sisi sebagai pemanis.

Dosen yang begitu royal hidangkan semua ini untuk murid kesayangannya.

Kini mereka duduk bertiga. Selalu begitu setiap malam. Lino, sang dosen, dan anak perempuannya.

Gadis yang sepantaran dengan Lino duduk berhadapan. Rambut pendek sebahu dan wajah tirus. Makan dalam diam sesekali lirik ke arah si pemuda yang juga sibuk dengan makanannya.

"Gimana rasanya seminggu udah kerja, No?" Dosen membuka suara.

"Saya senang, pak." jawab Lino disusul tawa pelan.

"Besok mungkin saya berhalangan hadir, kamu bisa bantu Sakura di kampus."

Lino melirik pelan ke arah si gadis, "Baik."

Kak Lino • Lee Know x LIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang