---
"Sialan!" umpat Mingyu saat dia sampai di ruangan kerjanya.
"Mengapa aku mudah hilang kendali seperti tadi?!"
Mingyu memijat pelipisanya. Kepalanya seketika berdenyut nyeri. Sungguh ia tidak mengerti atas apa yang telah dilakukannya tadi pada Wonwoo. Itu benar-benar diluar kendalinya.
"Memalukan sekali! Mau ditaruh dimana wajahku saat bertemu dengannya nanti?!" Mingyu masih sibuk bermonolog sendiri, merutuki kebodohannya.
Sampai tiba-tiba Soonyoung muncul dari balik pintu sambil membawa beberapa berkas yang harus Mingyu tanda tangani.
"Sepertinya kau dalam mood yang buruk, bos." ucap Soonyoung.
Mingyu tidak menggubris perkataan sekretarisnya barusan. Ia memilih fokus pada tumpukan kertas yang menurut Mingyu sangat membosankan. Persetan dengan apa yang sudah ia lakukan pada Wonwoo, ia tak peduli.
Soonyoung duduk dengan santai di kursi yang ada di depan meja bos nya itu sambil memainkan handphone nya. Mengabaikan tatapan tak suka yang di berikan Mingyu padanya.
"Cepat kembali bekerja Soonyoung-ssi!"
"Sebentar lah Gyu, kau tahu aku sangat lelah mengurus berkas berkas mu itu, bodoh! Berikan aku waktu bersantai sedikit." Soonyoung memberikan alasan.
Mingyu hanya berdecak lelah melihat tingkah seenaknya dari sahabat karibnya tersebut. Kemudian ia pun mengalihkan kembali atensinya pada berkas yang ada ditangannya, mengabaikan kehadiran Soonyoung disana.
"Hey Mingyu-ya, sudah sejauh mana hubunganmu dengan Wonwoo sekarang?"
Mendengar pertanyaan menyebalkan dari mulut Soonyoung, berhasil mengundang tatapan tajam Mingyu. "Pertanyaan yang sangat tidak penting Soonyoung-ah!"
Soonyoung berdecak. "Katakan saja kau tidak mau menceritakannya!"
"Diam dan kembalilah bekerja!"
"Ckckck, kau memang dalam mood yang buruk, Gyu."
---
Wonwoo tidak bisa melupakan apa yang terjadi padanya tadi pagi dengan mudah. Ia sangat tidak paham mengapa Mingyu melakukan hal itu lagi. Sungguh, Wonwoo ingin pulang kerumah orang tuanya sekarang juga.
Dengan wajah kusutnya Wonwoo kembali meneruskan pekerjaannya. Ya walaupun sekelebat kejadian tadi masih terbayang olehnya.
"Haish! Menyebalkan sekali!" Wonwoo membrenggut sambil mencebikan bibirnya kesal.
"Eoh Wonu hyung, kau kenapa?" tanya Seungkwan padanya.
Seongwu yang ada disana pun ikut bertanya. "Kau kenapa Won? Ada masalah?"
Wonwoo yang sadar bahwa dia sedikit berteriak tadi langsung menormalkan kembali ekspresi nya. "Ah, aku tidak apa-apa. Maaf telah mengganggu pekerjaan kalian."
Seungkwan yang merasa tidak ada masalah pun kembali fokus pada pekerjaannya. Sedangkan Seongwu memilih untuk mendekati meja yang di tempati Wonwoo. Ia merasa ada yang tidak beres dengan sahabatnya itu.
"Wonu-ya, mata mu tidak bisa berbohong. Kau pasti ada masalah di rumah kan?" tanya Seongwu tiba-tiba.
Wonwoo menggeleng pelan sambil tersenyum. "Tidak hyung, i'm okay."
"Eiy kau benar-benar pintar dalam menyembunyikan sesuatu, Wonu-ya." ujar Seungwu.
"Kau bisa bercerita padaku kapanpun itu Won, jangan memendamnya sendirian oke. Ingat, kita sudah lama berteman," Seongwu melanjutkan perkataannya tadi sambil menepuk pelan pundak Wonwoo kemudian kembali ke meja kerjanya.
Tak terasa waktu pun cepat berlalu. Wonwoo telah menyelesaikan pekerjaan hari ini dengan baik. Dan ia melampiaskan semua kekesalannya pada Mingyu lewat pekerjaannya tadi. Ia berharap bayangan itu akan hilang dan teralihkan jika Wonwoo memfokuskan pikirannya pada pekerjaan di kantor.
"Wonu hyung, kau pulang dijemput oleh Mingyu hyung ya?" tanya Seungkwan saat mereka sedang berjalan beriringan untuk turun ke basement kantor.
Wonwoo menggangguk sambil berdeham. "Hum, kau pulang dengan siapa?" Wonwoo balik bertanya pada Seungkwan.
Mulut Seungkwan mencebik lucu. "Aku akan memesan taksi online saja. Percuma, aku tidak mempuanyai pasangan yang selalu mengantar jemput seperti hyung,"
Wonwoo terkekeh pelan. "Kalau begitu cepatlah cari pasangㅡ"
"Sudah selesai mengobrolnya?" tiba-tiba Mingyu muncul di depan mereka berdua sambil memasukan tangannya kedalam saku celana.
"Ah, maafkan aku telah mengajak Wonu hyung mengobrol terlalu lama, Mingyu-ssi," Seungkwan refleks membungkukkan badannya dan meminta maaf pada Mingyu.
Seungkwan terlalu kaget mendengar ujaran kelewat dingin yang keluar dari Mingyu. Aura Mingyu ternyata sangat kuat, tidak seperti yang Seungkwan pikirkan sebelumnya.
Seungkwan mengira Mingyu adalah lelaki yang lembut, ramah dan hangat sehingga bisa meluluhkan hati hyung nya ini. Dan ternyata dugaan Seungkwan meleset.
Mingyu hanya menyunggingkan senyum smirk nya. "Tidak, kau tidak salah."
"Eum, kalau begitu aku pergi dulu hyung. Bye!" Seungkwan segera pamit pada Wonwoo dan meninggalkan Wonwoo beserta Mingyu di pintu masuk kantor.
"Cepat kita pulang. Badanku lelah asal kau tahu," Mingyu berujar sambil berjalan meninggalkan Wonwoo menuju parkiran.
"Cih, memangnya hanya kau saja yang lelah!?" gerutu Wonwoo.
Sesampainya di parkiran, Wonwoo langsung masuk pada mobil Mingyu. Di dalam mobil, Mingyu hanya diam tidak menjalankan mobilnya keluar parkiran.
Wonwoo yang merasa aneh pun lantas bertanya. "Mengapa kau tak menjalankan mobilnya, Mingyu?"
"Lupakan kejadian tadi pagi," Mingyu merutuki dirinya sendiri setelah mengatakan kalimat itu.
"Apakah aku terlihat memikirkan hal pagi tadi?" ucap Wonwoo dengan raut datarnya. Sebenarnya jantung Wonwoo tidak dalam keadaan baik-baik saja sekarang.
Mingyu menghembuskan nafasnya kasar. "Lupakan saja,"
"Aku akan mudah melupakannya jika kau tidak lancang menciumku lagi tanpa ijin, Kim Mingyu. I'll try to forget it."
TBC
Lagi gabut makanya gatau ini nulis apaan :")
Btw, MEANIE KITA BANYAK MOMENT BANGET GUYS HUHUU ANTI KARAM😭
©Suni💛
KAMU SEDANG MEMBACA
With My Way » Meanie ✔
Fanfic[ Completed ] Saat sebuah perjodohan konyol yang merubah hidup keduanya. Akankah mereka bertahan? atau akan mengikuti ego nya masing-masing? "Aku hanya ingin mencintaimu dengan caraku." Warn⚠ Pairing Meanie! | BxB! | Bahasa Baku! | Age-switch! | Mp...