---
Wonwoo mulai mengerjap dan membuka mata, menyesuaikan bias cahaya yang masuk ke dalam retinanya. Sebuah selang oksigen terpasang apik di hidungnya yang mancung. Tak lupa, sebuah infus pun sudah bertengger pada punggung tangannya.
Ia meringis tertahan, menyakitkan. Bagian bawah perutnya terasa sakit sekali. Sangat sakit, sampai Wonwoo tidak kuat untuk sekedar mendudukkan dirinya di atas ranjang rumah sakit.
TungguㅡRumah sakit?
Wonwoo berusaha mengingat apa yang baru saja dialaminya. Yang terakhir dia ingat adalah rasa pusing dan perut yang keram luar biasa. Hanya itu yang dia ingat. Selebihnya, ia tidak tahu siapa dan kenapa dia dibawa ke rumah sakit.
"Sudah siuman?"
"M-mingyu?.."
Melihat Wonwoo dengan wajah bingungnya, Mingyu pun mendekat pada Wonwoo yang sedang berusaha bangun dari posisi berbaringㅡtanpa berniat membantu pria cantik itu sedikitpun.
Wonwoo meringis sekali lagi. Tubuhnya sudah setengah tersandar dikepala ranjang.
"Mengapa aku ada disini?" tanya Wonwoo.
"Sejak kapan?"
Alih-alih menjawab pertanyaan dari Wonwoo, Mingyu memilih melontarkan pertanyaan yang lagi-lagi membuat yang ditanya semakin bingung.
Dahi Wonwoo mengerut heran. "Apa maksudmu?"
Mingyu mendesis, menahan amarah. Dia mencoba untuk tidak membentak pria manis dihadapannya. "Sejak kapan kau menyembunyikan kehamilanmu, Jeon?"
"Mengapa kau menyembunyikannya dariku?"
"Kau sengaja melakukannya?"
Deg!!
Wonwoo hanya mengatupkan mulutnya, enggan untuk menjawab semua pertanyaan dari suaminya. Ia terlalu terkejut karena Mingyu mengetahui tentang kehamilannya.
Namun untuk berbohong pun, tidak ada gunanya. Mingyu sudah mengetahuiㅡjelas, dan Wonwoo tak dapat menyangkalnya lagi.
Mata Mingyu berkilat tajam. Terdapat tatapan kekecewaan dan kesedihan disana. "4 minggu? Diberi makan apa dia selama hidup dalam perutmu sampai dia hanya bertahan pada minggu keempat?"
Bagai tersambar petir, tubuh Wonwoo langsung gemetar saat Mingyu memberikan sebuah kalimat yang sedikit banyak membuatnya mulai mengerti keadaan.
Dia kehilangan calon anaknya, bukankah begitu?
"Kau keguguran, Jeon."
Tangan Wonwoo terkepal kuat. Menahan diri agar tidak menangis. Tapi sayang, air mata sudah keluar lebih dulu dari sepasang netra rubahnya.
Ia merasa sangat kehilangan. Seketika Wonwoo menyesal karena telah mengabaikan calon anaknya dan terlalu lama berfikir tentang masa depannya. Ia menyesal pernah mengatakan bahwa dia tak pernah bisa menerima kehadiran anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
With My Way » Meanie ✔
Fanfic[ Completed ] Saat sebuah perjodohan konyol yang merubah hidup keduanya. Akankah mereka bertahan? atau akan mengikuti ego nya masing-masing? "Aku hanya ingin mencintaimu dengan caraku." Warn⚠ Pairing Meanie! | BxB! | Bahasa Baku! | Age-switch! | Mp...