11# suprise?

254 26 7
                                    

"ikut gue ke suatu tempat." Ucap pria itu dengan suara yang tegas lantang dan berat.

Orang itu ialah Guanlin, dia ingin memberi tahu sesuatu.

Sekarang, ditempat sepi dan gelap. Hanya ada dua manusia di pinggir hutan dekat dengan jurang yang begitu curam.

"Cepat katakan, jangan membuang waktu."

"Hyungwon, dia menjadi murid baru disekolah kita."

"Gue udah tau, masalahnya apa?"

"Lo tau kan, gerombolan kita musuhan sama anak Monsta X."

"Lalu?"

"Jaga Yura chan, manusia-manusia sialan itu mau menjebak kita."

"Menjaga Yura udah tugas gue, sekarang gue mau balik ke tenda."

"Sorry juga, masalah itu. Gue ngga bermaksud-"

"Lupakan, gue males bahas yang lalu. Sekarang tugas Lo bantuin gue buat ngawasin si bibir tebal itu."

Guanlin mengangguk patuh kepada chanyeol.

Sekarang waktunya jurit malam, petunjuk arah sudah ditempelkan dengan kencang. Supaya tidak ada yang tersesat saat menjalankan tugas.

Semua kelompok sudah dibagi, dan sekarang tinggal mengikuti petunjuk yang sudah diarahkan.

"Chanyeol ihh.. pergi sana! Ntar di omelin sama pak yoongi." Umpat Yura dengan kesal, karena dari tadi chanyeol selalu mengikutinya.

Chanyeol bukan bermaksud berniat mau melecehkan Yura, hanya saja sorot mata hyungwon selalu menuju Yura, dan itu membuat chanyeol tertarik untuk selalu menjaga nya.

"Gue cuma mau jaga lo doang yur."

"Boong, mesum kan Lo sama badan sexy cetar membahana gue ini? Ngaku!"

"Ngga nafsu gue sama badan cebol."

"Ngeselin!"

Dan akhirnya kelompok Yura maju untuk jurit malam, chanyeol tak ikut karena sudah dilarang sama pak yoongi karena memasuki wilayah anak IPA.

Yura dan kawan-kawan pun makin memasuki hutan yang lembab gelap dan seram itu.

"Parah si, gue ga kuat sumpah." Dialog Yura sendiri.

Krekk

"Siapa tuh?!!" Teriak teman yang disebelah Yura, seperti nya ia sudah sangat ketakutan.

"Udah ayok kita nyerah aja." Kata Lina yang sudah sangat ketakutan.

"Pantang menyerah." Jawab Dewi yang notabene nya dia memang ngga penakut, sama seperti Yura.

"Yah yah yahh!! Senter gue matii!"

"Terus gimana yur?"

"Lo jalan duluan aja ikutin tanda panah, gue cari batu baterai dulu baru nyusul kalian."

"Gue tungguin deh yur."

"Jangan, jangan buang-buang waktu. Cepat duluan gih, gue mah gampang, yang penting kita lebih dulu."

"Tapi yur, kita kan-"

"Udah cepetan, ntar gue selepet satu-satu nih."

"Iya deh."

Semua teman Yura akhirnya mengikuti permintaan Yura, sebenarnya tidak enak meninggalkan Yura ditempat yang sepi itu.

Yura duduk ditengah hutan dekat dengan pohon besar sambil merogoh tas nya yang sedang ia cari batu baterai untuk senter nya.

sahabatku suamiku -PCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang