12# Berubah?

203 20 1
                                    

Keesokan harinya, Chanyeol menghampiri tenda Yura. Terlihat sekali Yura sedang berleha-leha didepan tenda nya sambil memainkan pasir dan batu. Seperti anak kecil.

"Yur!"

"Apa?" Teriaknya malas.

"Ikut gue sebentar."

"Kemana?"

"Suatu tempat."

"Jangan bilang Lo mau macem-macemin gue."

"Pikirannya suka ngada-ngada."

"Kali aja gitu."

"Lama, yaudah ayok."

"Kalo lo sentuh-sentuh tubuh gue, nih!" Yura menggenggam tangan nya sendiri seperti orang ingin memukul, dan menunjukkan itu kepada Chanyeol.

Lyana pun berjalan mengikuti arah Chanyeol, entah ia ingin dibawa kemana. Katanya kesuatu tempat, tapi belum jelas tempat apa.

Jalan nya selalu berbelok-belok, dan itu membuat Yura sangat bosan. "Chanyeol, kemana si?" Rintih nya yang ternyata sudah lelah.

"Ayok sebentar lagi kita bakalan sampai."

"Jauh banget tempat nya, Lo nggak ada niatan buat kasih gue minum gitu?"

"Kalo disini ada warung, gue beliin yur. Jangan kebanyakan ngeluh jadi orang."

"Iya iya."

Yura pun menemukan salah satu pemandangan yang menurutnya begitu indah. Tak sia-sia ia berjalan jauh dengan Chanyeol.

"Sumpah, ini tempat apaan? Lo bisa sulap Chan?"

"Ya nggak lah, aneh-aneh aja."

"Bagus banget."

"Siapa dulu yang nemuin." Katanya berbangga hati, Yura pun hanya mendelik tajam ke arah Chanyeol.

Chanyeol menarik Yura lebih dalam lagi menuju hutan yang terdapat banyak sekali bunga-bunga disana. Dengan cepat tangan Chanyeol memetik salah satu bunga tersebut dan dipakai kan menuju telinga Yura.

"Chanyeol, gue mau jujur."

"Apa?"

"Gue nggak mau kita benar-benar jatuh cinta, Lo udah punya oci. Secara ngga langsung oci juga temen gue, walau gue nggak kenal dekat dengan dia."

"Gue udah putus."

"Kenapa?"

"Dia jahat sama Lo."

"Jahat sama gue? Gue merasa nggak dijahatin sama dia."

"Karena Lo nggak tau."

"Maksudnya?"

"Saat tangan Lo berdarah di acara pesta itu, oci yang dorong Lo." Ujar nya dengan penuh keyakinan, lalu tangan nya pun menggenggam tangan Yura dengan erat. "Lo harus percaya sama gue, gue ngeliat dari kepala mata gue sendiri. Dan gue liat dia ngobrol berdua sama sela, gue nggak bisa denger omongan mereka."

Secara refleks, Yura melepaskan tangan Chanyeol. "Chan, jangan pernah sangkut pautin itu semua dengan kejadian waktu itu. Gue udah nggak apa-apa kok."

"Seharusnya Lo ingat, tangan Lo berdarah dan dengan seenaknya Lo bilang nggak apa-apa?"

"Karena gue males buat bales dendam sama orang, Lagipula tangan gue udah sembuh kok."

"Ya itu terserah Lo, gue cuma mau bilang sebenarnya."

"Chan, please. Jangan ungkit itu lagi."

"Oke."

Yura masih canggung dengan keadaan nya sekarang, tidak mungkin teman dekatnya seperti itu. Namun dia juga tidak bisa membernarkan perkataan Chanyeol tadi.

sahabatku suamiku -PCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang