3.2

2.2K 151 12
                                    

Rumah Deval terlihat masih sepi seperti bisanya. setelah Deval memberikan kunci pintu utama pada Tasya, gadis itu berteriak nyaring di rumahnya. Memanggil-manggil maminya yang mungkin sudah ada di dapur.
Deval yang sedang membawa barang-barang belanjaan hanya menggeleng, lalu mengikuti gadis itu masuk ke rumahnya.

"MAMIH..." teriakan Tasya sampai terdengar ke seluruh penjuru rumah. Sya, sang mami hanya tersenyum. Menyambut Tasya dan Deval yang baru pulang sekolah.

"Halo, Tasya. Apa kabar?"
Deval mendengus saat Tasya dengan manja memeluk maminya. Ingatkan lagi, Mami Deval!.

"Baik dong ma, mami apa kabar? Om Zaky gimana?" Deval makin berdecak, tangannya secara cepat menggeret kerah belakang seragam gadis itu untuk menyingkir dari maminya.

"Itu mami gue, seharusnya gue dulu yang peluk."

"Ih, alay ya lo. Udah besar juga!" Tasya cemberut saat Deval menggantikan posisinya, memeluk maminya erat dengan kekehan ringan wanita itu.

"Ya ampun... Kalian, kangen banget ya sama mami?" Sya si mami mengelus rambut Deval lembut.
Deval tidak menyahut hanya mencium satu pipi maminya dan mundur.

"Menurut mami?"
Sya lagi-lagi tertawa.

"Nah, mami mau masak apa? Biar Tasya bantu." Tasya sudah maju untuk membantu memasak saat suara Deval kembali menghentikannya.

"Jangan panggil mami gue mami." Tasya melihat ke arah Deval lalu tertawa acuh.

"Ba.... Cot!" jawab Tasya lalu berlari menghampiri mami Deval.

"Awas lo ya!" Deval juga ikut berlari, memutari maminya karna Tasya berlindung di balik tubuh maminya.

"Aduh, kalian ini mami pusing nih..."

"Mami bantu Tasya!"

"Sini nggak, curang lo!"



🍀


Tasya menghempaskan tubuh lelahnya pada kasur king size milih Deval. Mencari posisi nyaman sebelum mendesah berlebihan.

"Mandi dulu, terus pulang. Gue gak mau tidur di sofa lagi ya." suara Devel mengacaukan kenyamanan melamunnya dengan singkat. Lalu mengerang tidak terima.

"Lo kan tau di rumah gue gak ada siapa-siapa." Deval mengangguk.

"Terus?"

"Ish, gue takut lah!" jawab Tasya sambil menarik selimut tebal milik Deval, sudah memposisikan diri untuk tidur.

"Eh, eh! Bangun, lo harus tidur di rumah lo, sendiri!" Deval menarik tangan sahabatnya untuk bangkit.

"Devvv..." Deval mendengus saat Tasya mulai merengek padanya.

"Nggak mempan, kalo ga mau pulang tidur di kamar tamu sana!" Tasya tetap cemberut meskipun sudah terduduk di atas tempat tidur.
Deval berkacak pinggang balas menatap Tasya tajam.

"Dua hari lalu gue udah tidur di sofa, sekarang gue bener-bener lagi capek."

"Terus?"
Deval mendesah frustasi, sebelum melangkah keluar dari kamarnya.

"Jangan lupa ganti baju." dan pintu kamar di banting keras, lalu hening.

"Deval gue sayang sama lo!" ucap Tasya sambil tersenyum senang.

StorgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang