3.9

990 59 17
                                    


🎶 All your dreams come true...
(come true)
Life is beautiful,
It feels like love la la la la love...

Sepulang sekolah di hari kamis minggu kedua di bulan keempat.
Tasya lagi bikin makanan sendiri di rumahnya, orang tuanya belum pulang lagi dari dua hari lalu.

Memasak steak danging sapi dan mashed potato sepertinya sudah membuat kenyang. Jadi dengan piama lucu warna biru dongker dan rambut di kuncir cepol dia memasak sendirian di dapur.

"Masak apa?"

"Anjing. Deval... Bisa nggak sih gak ngagetin?!"
Untung saja capit makanan di tangannya tidak terlempar.

"Sorry." Deval ikut melihat apa yang dimasak gadis itu.

"Baru bangun?"

"Hm, laper juga. Bikinin rendang sekalian."
Deval cuman berdiri di samping Tasya, mau peluk dari belakang tapi belum mahrom.

"Rendang rendang. Di kira nggak sulit masak rendang?" gumam Tasya.

"Gue denger,"

"Adanya steak, kalau nggak mau nggak usah makan."
Deval mendengus, nunggu aja di meja makan waktu tasya lagi manggang danging.

Beberapa menit kemudian dua piring steak udah ada di meja. Tasya juga udah duduk di kursinya waktu tiba-tiba inget belum ngambil minum.

"Aduh iya, lo mau minum apa? Air es?"

"Air anget aja."

"Kaya kakek-kakek iuh." ucap Tasya sambil meletakan air hangat di sebelah piring Deval.

"Sensi banget sama gue dari tadi." Deval mencegah gadis itu duduk di kursinya dengan menggenggam tangan Tasya, anggap saja khilaf. Nggak betah ternyata di jutekin sahabat sendiri.

Tasya cuman mendengus terus ganti ngusap rambut Deval.
Devalnya udah menyesal kenapa tadi megang-megang nggak jelas.

"Begadang lagi?"
Udah ambyar Deval kalau Tasya udah mode perhatian gini, tangannya juga udah ganti ngusap-ngusap bawah matanya.
Nyaman sih, tapi kalau terlalu nyaman bahaya.

"Ta,"

"Kalau ada yang nggak beres cerita." Tasya ngusap hidungnya sekilas, terus balik duduk.
Meskipun udah biasa skinship, tetep aja bakalan deg-deg an oi.

🍀


"Tasya tunggu,"
Tasya yang sedang berbincang dengan ketua osis dan bendahara osis tentang rapat mingguan mereka jadi menoleh.

Seorang cewek sedang berlari semangat ke arahnya, membuat Tasya izin untuk berbicara sebentar.

"Kenapa, Elsa?"

"Itu... Deval kenapa nggak masuk sekolah?"

Kenalkan, Elsa.
Mungkin murid sesekolah tau kalau Elsa sudah bucin tingkat akut pada Deval.
Bahkan Tasya, di buat geleng-geleng dengan kegigihan Elsa yang sudah di tolak berkali-kali dengan Deval.

Tasya menggaruk kepala karna bingung akan menjawab apa.

"Dia bilang ada keperluan keluarga sih."

"Oh, mangkannya tadi lo bareng sama Haikal ya"
Tasya langsung merinding, karna di perhatikan sebegitunya.

"Eh, sorry nih sa. Gue ada keperluan sebelum kelas mulai."

"Oh iya makasih ya, nih buat lo. Karna Deval gak ada, bekalnya buat lo aja."
Tasya menerima saja kotak makan warna hijau di tangan. Lalu kembali bergabung pada kumpulan siswa osis yang membahas hal lain.

StorgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang