Deval sama Tasya udah sampai di rumah Deval dengan selamat.
Mereka berdua masih aja saling diem waktu Deval seret Tasya gitu aja saat Tasya berdua sama Juan tadi.Jelas Tasya akan mengamuk dan protes banyak, tapi wajah badmood Deval lebih mengerikan dari pada kemarahan cewek itu. Alhasil Tasya jadi diem aja, takut dia salah ngomong atau bikin Deval makin kesel.
"Kenapa sih?" tanya Tasya saat tangannya di tarik begitu saja oleh Deval, padahal kan selangkah lagi dia mau keluar dari rumah cowok itu.
"Gue udah bilang jangan deket-deket Juan kan?" Deval terlihat banget marahnya, bukan karna suaranya yang tinggi tapi matanya menatap tajam nggak pernah berubah kalo lagi marah.
"Kenapa sih? Apa yang lo sembunyin dari gue?"
Jangan salahkan Tasya yang menjadi menyebalkan, dia yakin ada yang di sembunyikan Deval dan dua sahabat cowoknya dengan identitas Juan. Tasya tidak tau apa, tapi yang jelas sepertinya cukup serius."Nggak ada apa-apa Ta, gue udah bilang." Deval tetap pada pendiriannya, dia gak bisa cerita sekarang kalau Tasya orang yang selanjutnya menjadi target Juan.
"Selama lo masih bohong jangan nyapa gue!" Tasya menunjuk Deval dengan tegas, lalu meninggalkan Deval begitu saja.
Deval mendengus lelah, memutuskan masuk rumahnya dengan kalut.🍀
Rendi sedang makan di meja makan apartement Jane malam ini, terlalu biasa untuknya bermain ke apartement gadis itu. Bedanya Sintya teman seapart Jane sedang keluar.
"Nggak bosen apa main ke apart ku?" Jane memang penganut aku-kamu yang kuat sekali. Salah satu alasan kenapa Rendi baper dan berakhir sayang, uhuk.
"Nope, lo tau gue nggak pernah bosen kalo itu sama lo." Jane memutar mata malas pada Rendi.
Rasanya menjijikan dan membuat mual dari pada salting."I told you boy, kita nggak akan bisa bareng." kata Jane tegas, dia memang sudah menyadari cowok berdarah cina itu menyukainya. Dan intensitas cowok itu menunjukan rasanya mulai mengganggunya. Lagi pula mereka bersahabat, dia tidak mau hubungan semacam itu mempengaruhi persahabatan mereka.
"Who care? Gue nggak peduli kalau lo nggak suka ke gue. Gue gak pernah maksa kan?"
Rendi memaksa makan burgernya padahal hatinya nyeri sekali, pertama kali menyukai seseorang dan sudah di tolak bahkan sebelum menyatakan perasaan."Sorry Ren." ini yang Jane tidak suka, rasa bersalah karna dia tidak jujur dengan jati dirinya. Bahkan dengan sahabatnya sendiri.
"Sans, pokoknya jangan suruh gue berhenti cinta sama lo aja. Gue gak bisa." Jane memukul lengan cowok itu, sangat keju sekali.
"Apaan sih?!" balas Jane sambil bercanda.
"Gara-gara Vero ya?" Rendi selesai makan, tangannya terlipat di atas meja dengan duduk gelisah. Dia siap sakit hati lebih jauh demi mengetahui hubungan macam apa yang di sembunyikan Jane dan Vero.
"That fuckboy?! Nggak mungkin, kita cuman temenan." Rendi terlihat tidak yakin dengan balasan Jane, yaiyalah siapa yang percaya mereka hanya teman saat sengaja masuk kamar mandi cowok bersama. Baiklah ini salah keburukan Rendi yang menguntit mereka berdua.
"Beneran?" tanya Rendi sambil mengeryit makin menaruh curiga.
"This asshole, aku nggak bohong. Lagi pula its none your business."
Jane melipat kedua tangannya, menatap tidak suka pada Rendi."Oke maaf, karna tidak percaya.
Gue pulang sekarang, trims makanannya."
Jane merasa bersalah makin besar, saat Rendi menutup pintu apartementnya dan meninggalkannya dengan wajah menyebalkan saat marah.
Jane sudah menduga semua ini akan terjadi tapi tidak menyangka akan secepat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Storge
Roman pour Adolescents"kalau gue mau lo sama gue terus gimana?" -Deval Ini bukan hanya cerita karangan Sya ataupun Zaky. Ini adalah cerita Deval dan Tasya, yang saling kucing-kucing an masalah perasaan. SEQUEL DARI 'NIKAH MUDAH BANGET*' TELAH HADIR. HIATUS sampai bat...