3.1

2.8K 167 2
                                    

Hari baik, bukan berarti suasana rumah yang baik juga bagi Deval. Orang tuanya sudah pergi, tiga hari yang lalu. Meninggalkannya keluar negri karna ada restoran sebagai hasil pekerjaan.

Deval tidak apa-apa, sepertinya terbiasa. Ayah dan ibunya sudah sangat berusaha menyayanginya, menuruti apapun yang dia inginkan.
Contohnya saat Deval benar-benar rindu dengan mereka. Ibunya segera pulang ke rumah, menemaninya padahal Deval tau ada bertumpuk-tumpuk pekerjaan menunggu untuk ibunya selesaikan.

Ayahnya tidak kalah baiknya, memenuhi apapun untuk Deval, bahkan Deval ingat saat ayahnya melewatkan rapat penting hanya karna dia ingin belajar mengendarai mobil dengan ayahnya. Deval egois, dia tau.

Tapi apa salahnya karna sekarang dia sudah rindu dengan orang tuanya, rindu makan bersama di ruang makan seperti saat di London dulu.
Deval menggeleng sambil terus berjalan keluar rumah, seragamnya cukup rapi dari kebayakan murid laki-laki, tapi tunggu saja saat dia bertemu dua sahabatnya. Bahkan mungkin dasi bisa berpindah ke kepala.

"Deval! Bareng ya!" Deval tersenyum saat dari samping rumahnya suara Tasya menggema. Meneriakinya untuk berangkat bersama menuju sekolah.

Deval menuju mobilnya, mengeluarkannya dari garasi sambil menunggu gadis itu keluar dari rumahnya.
"Jemput temen-temen kaya biasanya kan?" tanya Tasya saat gadis itu telah duduk nyaman di samping kursi kemudi Deval.

"Sabuk lo." Deval membalas hal lain, dan Tasya menurut. Sudah biasa dengan sikap dingin-dingin perhatian milik Deval.

Lalu mobil Deval berhenti di blok perumahan berikutnya, Haikal melambai sebelum masuk ke mobil dengan brutal seperti biasa.

"Kal, bisa masuknya woles aja kan. Ini bukan mobil lo ya." seperti biasa Tasya akan selalu cerewet, Deval hanya melirik dari spion depan.

"Yee, bukan mobil lo juga." balas Haikal tidak mau kalah.

"Ck, seriously? Ini masih pagi dan kalian udah gelud." Jane yang baru saja memasuki mobil berkata aneh, maklumi saja karna dia baru dua tahun di Indonesia.

"Pagi guys!" Rendi sepertinya sedang bahagia pagi ini, dia memutuskan duduk di sebelah Jane di bangku tengah, setelah melirik sekilas pada Haikal.

"Udah?" Deval bertanya setelah semua temannya lengkap dan jika sudah seperti ini berarti mereka akan langsung menuju ke sekolah.

"Udah!"



🍀




Bukan suatu rahasia lagi jika teman-teman Deval begitu popular di sekolah. Karna ya memang lingkaran pertemanan mereka berisi anak-anak yang keren di sekolah.

Deval si anak juragan restoran 40 cabang di luar negri itu sudah mencolok karna penampilannya, apalagi kalau bawaan ke sekolahnya adalah mobil. Sangat memenuhi syarat most wanted boy di sekolah.

Lalu ada Tasya, cewek cantik sahabat Deval ini sudah terkenal ke penjuru sekolah karna memang cantik, bodynya lumayan meskipun tidak seperti body cabe-cabean di sekolahan. Apalagi dia baik, ramah, dan aktif di organisasi sekolah. Sudah di pastikan menjadi list incaran cowok-cowok di sekolahnya.

Lalu ada Haikal dan Rendi yang rumahnya bersebelahan. Haikal yang memang kapten futsal sekolah sudah terkenal dari smp, karna memang manis dan pintar. Haikal juga kaya dan tidak pilih-pilih teman, tapi ya tetep saja dia lebih dekat pada Deval dan Rendi.

Ngomong-ngomong tentang Rendi, cowok keturunan Cina ini pintar sekali bernyanyi selain ganteng. Cukup pintar dengan hubungan pertemanan yang baik karna memang dari keluarga yang baik-baik. Lebih ramah dan terlihat polos tapi pikirannya kotor minta ampun, sudah menempati status menjadi sahabat Deval dan Haikal selama tiga tahun.

StorgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang