Hari-hari telah berlalu, semua berjalan lancar sesuai prediksi Griel sang kepala keluarga. Mungkin sakit jika ia tak melakukan sesuatu seperti tindakan ke anak-anaknya..
Dipagi ini semua berbaris sesuai umur nya dari nian hingga Ara yang dibelakang dengan setia membawa coklat pemberian dari Aldo.
Mereka mengantri uang saku, dan Griel selalu memberikan dengan cara seperti itu.
"Nian, 50 cukup?"tanya Griel yang diangguki Nian.
Setelah nian mendapatkan uang saku ia berjalan santai ke arah mommy nya lalu mencium pipi kanan Kiri Agatha.
"Dad.. uang saku aku tambahin yang warna merah dong, ntar ada kerja kelompok"ucap Niel memelas ke Daddy nya.
"Gak!! Kalau mau bawa bekel aja.. Daddy udh jatah segitu seharusnya kamu bersyukur"jawab Griel lalu menyerahkan uang 10 ribuan 3 ke anaknya Stev dan Salsa.
Niel mendengus kesal, ia melirik sang adik terkecil siapa lagi jika bukan Ara.
Ia melihat Daddy nya memberikan 2 lembar uang 10 ribuan ke arah Ara.Mata Niel berbinar, walaupun jumlah nya tak cukup banyak tapi tetap saja itu adalah uang.
Niel menarik tangan Ara lalu dimulai lah cara meluluhkan sang adik.
"Ra, Abng pinjem duit dong.. ntar Abang ganti 5 mau ga? Kan Ara kasih Abang duit 2 itu terus ntar Abang kasih ganti 5 mau??"tawar Niel yang sudah mengeluarkan uang seribuan dari saku celana nya.
Ia tersenyum puas saat Ara menyerahkan uang nya, dan tak lupa Niel memberikan uang seribuan ke Ara.
"Ara sayang bang iel.. sekarang uang Ara jadi banyak yeee"teriak girang Ara memeluk kaki Niel.
Niel mengangguk-angguk lalu ia berjalan pergi meninggalkan sang adik yang terlalu polos untuk ditipu.
🏇🏇🏇
Di depan gerbang Niel dan Nian diam mematung melihat gerbang yang menjulang tinggi tertutup.
Mereka menghela nafas lalu melirik kanan dan kiri, mata Niel terhenti pada satu gadis dengan pakaian yang menurutnya lumayan sopan untuk siswa-siswi kalangan biasa..
"Lo anak baru?"tanya Niel tiba-tiba membuat nian menoleh kearah gadis yang ditanyai oleh kembaran nya Niel.
Gadis tersebut hanya menatap sang empu datar tanpa menjawab sedikitpun, ia sedikit malas menanggapi pertanyaan yang tak perlu ia jawab begitulah pola fikir gadis tersebut.
Niel menghela nafas lalu menarik tangan gadis tersebut membuat nian sedikit bingung sebab kembaran nya tidak terlalu suka berdekatan dengan perempuan apa lagi perempuan yang belum ia kenal.
"Lo kenapa diem! Gua nanya ga denger? Anak baru songong amat!"cibir Niel melipat kedua tangan nya di depan dada bidang nya itu.
Dikejauahan terlihat Niel mengerutkan dahi dengan decakan sebal sebab kembaran nya tengah asik berbicara dengan lawan jenis nya itu.
"Sok asik!"ucap sang empu dengan wajah datarnya lalu melangkah pergi kearah gerbang tempat nian berdiri.
"Kalau telat biasa nya ngapain?"tanya Ninda menatap nian dengan muka yang sedikit bersahabat dibanding dengan Niel tadi.
"Lo nanya gue?"tanya nian mengeluarkan tatapan tak suka nya.
Nian sungguh sangat-sangat membenci perempuan, gadis maupun janda yang dengan gemas mendekati Niel! Ia terlalu terobsesi dengan kembaran nya sampai ia lupa apa kedudukan nya sekrang.
"Tatapan lu selow aja! Gue nanya santai juga"ketus Ninda membuat nian berdecak kesal.
"Lu kalau nanya sama dia ga bakal dijawab bener, lagian jam segini guru BK pada patroli. Mending lu ikut gue sama kembaran gue manjat, dari pada Lo dihukum"titah Niel lalu jalan mendahului kembaran nya.
Ia cukup hafal dengan sifat nian yang tak mau jauh dari nya.. dan itu membuat ia semakin akrab.
Ninda menghela nafas lalu melangkah mengikuti sikembar, ia sungguh benci dengan sekolah baru! Sekali untuk beradaptasi itu cukup sulit.
Mungkin berberapa orang.. suka dengan tempat baru, namun bagi Ninda tempat baru itu menyedihkan.Ia berjalan mengeratkan tas kecil yang bertengger dipunggung mungilnya itu, Ninda pindahan dari London.
Ia lahir di London dengan mommy Indonesia dan Daddy asli London namun fasih berbahasa Indonesia.Mommy dan Daddy nya memutuskan untuk pindah ke Indonesia karna ada berberapa anak perusahan yang harus diurus, jadi mau tidak mau Ninda harus ikut dan menurut dengan Daddy nya.. ia cukup sayang dengan ATM, mobil dan fasilitas lain nya. Ia tak akan rela jika semua itu disita Daddy nya dengan alasan Ninda yang tak mau pindah.
"Lo kalau mau ngelamun gua tinggal!"ketus nian lalu segera turun dari atas dinding yang ia panjat.
Ninda terkejut dengan nian yang berbicara ketus, ia mendongak lalu menatap Niel yang setia berada di dinding sekolah.
"Cepetan naik, gua tungguin diatas"ucap Niel dengan senyuman nya itu.
Ninda mengangguk lalu mengangkat rok nya hingga memperlihatkan jelas paha mulusnya.
Dengan sigap Niel membuka jaket yang ia pake lalu memberikan ke Ninda.
"Pake, paha Lo keliatan"ucap Niel lalu menggaruk tekuk nya yang tak gatal.
Sesampainya Ninda diatas, ia diperintahkan Niel supaya menunggu dulu.
Tak lama Niel datang dengan tangga ntah dari mana ia dapat, Ninda turun dibantu Niel yang memegangi bawah tangga rotan tersebut.
"Makasih"ucap Ninda lalu melangkah pergi meninggalkan nian dan Niel.
Nian berdecih kesal menatap kepergian gadis yang membuat ia cemburu, Sedangkan Niel senyum cengengesan lalu melangkah pergi disusul oleh nian.
Alooooooo
Hehehe aku up gaesss😍
Tinggalin jejak dong guysss
Lanjut double?😝
Spam coment cobaaa😆😚
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR TWINS (TAMAT)
Roman pour AdolescentsHanya cerita yang unfaedah dari keluarga Griel dan Agatha, yang mempunyai seorang anak bernama Daniel dan Damian atau sering dipanggil Nian dan Niel. Mereka menjadi sosok cowok bad boy yang menyayangi sesama mahluk hidup, terutama jin-jin cabe-cabea...