4 | perkenalan satu pihak

19 11 0
                                    


I met him under the bright stars

[]


Aku sangat panik, aku tidak bisa berpikir positif, aku terus menerus memaki diriku sendiri

Kenapa aku sangat ceroboh seperti ini?

Penglihatan ku terahlikan kepada seorang pria yang berdiri di ambang pintu, mataku membulat melihat kearah pria itu

Beom seok, pria yang berdiri di ambang pintu. Dia melihatku dengan tatapan hampanya

Setelah melihatku, ia kini berjalan menuju tempat dudukku yang tak jauh dari pintu masuk

Apa lagi ini? Apakah permintaan maafku tadi belum cukup untuknya? Apakah dia tidak tahu betapa frustasinya aku sekarang?

Dia berjalan melewati tempat dudukku, hei tidak dia meninggalkan sesuatu di atas mejaku

Apa? Buku sejarah ku?

Aku mengambil buku itu, dan memeriksa setiap lembarnya
Tidak ada coretan, dan masih dalam keadaan sama seperti saat ku bawa tadi pagi

Aku membalikkan badanku dan melihat kearahnya, aku sangat berterima kasih karena dia tidak membiarkan buku ini tergeletak di jalan

"Gomawo, Beom Seok -yah" ucapku sambil memamerkan senyumku kepadanya

Dia hanya membalas senyuman ku dengan tatapan hampanya, aku bisa memaklumi sikapnya itu

Aku pun kembali menghadap buku sejarah yang tadinya sangat membuatku cemas,

"Ahh kau sangat membuatku cemas" ucapku kepada benda mati itu

Suyeon menatapku heran dan bingung, aku bisa membaca pikirannya

Pasti dia ingin menanyakan mengapa buku itu bisa sampai ke tangan Beom Seok

" Mwo-yah? Kau ingin bertanya kenapa buku ini" aku belum menyelesaikan kata-kata ku, suyeon langsung memotongnya

"Kenapa kau sangat terlihat akrab dengannya?" Kini nada suaranya terdengar sedikit membisik

"Hah? Akrab? Apakah itu salah?" Tanyaku

"Ah tidak juga sih, tapi itu sangat aneh" kini suaranya kembali ke nada normalnya

"Aneh? Maksudmu?"

"Semua siswa di kelas ini tidak ada yang berani menegurnya, walaupun hanya sebatas ' gomawo ' sepertimu tadi" jelasnya dengan tangannya  yang kini manahan berat badannya di atas meja

"Terserah apa mau, mu" ucapku mengakhiri perbincangan ini, aku tau ini seperti membicarakan seseorang dari belakang, makanya aku mengakhirinya agar tidak lebih jauh lagi

Aku mungkin sudah gila kalau tetap saja membicarakan hal itu, karena itu sangat tidak penting buatku

kini pandanganku fokus ke tulisan yang berjajar dengan rapi tanpa garis buku itu, mencoba menghafalkan beberapa kalimat saja

Tak lama setelah itu, bel sekolah berbunyi dan wali kelas masuk ke kelas dan memberikan sedikit amanat,

Waktu berjalan begitu cepat, ujian sejarah kita telah berakhir, dan saatnya jam istirahat

Di mana adalah surga bagi para pelajar yang telah letih mendengarkan pelajaran ataupun ceramah mungkin

Aku dan suyeon berjalan bersama menuju kantin sambil membicarakan menu di cafetaria hari ini

"Karena cuaca mulai dingin, ku dengar menu hari ini sup daging atau rumput laut ya?" Ujar suyeon sambil melingkari tangannya di lenganku

Aku tetap mendengarkan ocehan temanku satu ini, walaupun pandanganku tetap berada di depan

pandanganku terahlikan kepada sosok pria yang baru saja berlari kearah tangga

pria berbadan tinggi layaknya seorang mahasiswa universitas tapi masih memakai seragam sekolah

aku mencoba untuk tidak memperdulikannya, dengan mengobrol dengan suyeon

-skip

langit telah berubah menjadi gelap, bulan telah menampakkan dirinya, bersinar di tengah-tengah gelapnya malam

Kini aku sedang berdiri menatap langit di bingkai jendela kelasku 12-1

Aku mengikuti kelas tambahan hingga jam 9 nanti, pemandangan ku terahlikan kepada sosok pria yang sedang duduk di bibir lapangan

Pria itu sedang manatap langit, raut wajahnya seperti menunggu sesuatu

Aku penasaran, selagi pelajaran nya belum di mulai aku pergi untuk menemui pria itu. Beom Seok.

setelah aku keluar dari pintu gedung putih yang berdiri kokoh itu. Aku bisa merasakan angin malam yang membelai rambutku dengan lembut

Dingin. Aku melipatkan lenganku didepan dadaku, berharap lenganku berhenti menggigil

Aku mendapati pria itu sedang menutup matanya, seperti seorang yang kelelahan

Ia menyadari kedatanganku, ia melihat kearah ku dengan tatapan andalannya. Hampa.

"annyeong, gomawo untuk tadi" ucapku sambil mendekatinya dengan lengan yang masih terlipat di dadaku

ia menatapku bingung, seperti seseorang yang baru saja terkena amnesia

dan seketika raut wajah bingungnya sirna dan berganti dengan senyum yang menghiasi wajahnya "oh, buku yang tadi ya?"

senyum yang tak pernahku lihat sejak kepindahan Shungmin , kini ia melontarkan nya kepadaku

Aneh rasanya. Tapi sedikit membahagiakan. Ternyata di balik sikap dinginnya ia masih bisa tersenyum

Aku tersenyum sambil mengangguk kearahnya, aku melihat kearahnya. Seperti seseorang yang ingin menanyakan sesuatu

"Ada apa? Ada yang ingin kau tanyakan?" tanyaku langsung keintinya saja

"Ah itu aku ingin menanyakan, siapa namamu?"

"Ya? Namaku? Kau tidak mengenalku?" Tanyaku memastikan pertanyaannya itu

Dia mengangguk seperti anak kecil yang ditanyai 'apakah kau mau permen ini?'

Aku tersenyum kecil kearahnya sambil mengulurkan tanganku kearahnya "Lee Soyoung"

🌠

[ To be continued ]

Gimana? Masuk gak alur ceritanya?
Soalnya aku nulisnya juga agak sedikit bingung, hehe

QUESTION? COMMENT HERE!

Bye, xoxo
dellaa

Starry Night Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang