let him walk in a hollow world,
as long as he can see the bright star
in the distance.[]
Aku tersenyum kecil sambil mengulurkan tanganku kearahnya "Lee Soyoung"
Ketika ia ingin memberitahukan namanya, dengan cepat aku menyela perkataannya "Beom Seok Kim, benarkan?"
Ia kembali tersenyum kecil, hingga saat ini aku belum bisa menyangka bahwa sekarang kita sedang berbincang
Ini seperti aneh dan bahagia yang disatukan, kenapa kita bisa akrab secepat ini? Jika di ingat-ingat kita baru saja memulai percakapan ini
"Apa yang kau lakukan di luar? Bukannya cuaca sangat dingin di luar sini?" Tanyaku memulai topik pembicaraan
Dia kini berdiri dan melihat ke atas langit, dan tersenyum seakan-akan telah memenangkan sebuah giveaway
"Entahlah, aku hanya ingin melihat mereka" jawabnya sambil menunjuk ke arah bintang-bintang
Aku pun mengikuti arah yang ia tunjukkan, seketika senyum terukir di wajahku
"kau menyukai bintang juga?" Tanyanya sambil melihat kembali ke arahku
Aku mengangguk dengan antusias dan melihat kearah nya kembali dengan senyum yang masih terukir di wajahku
"Aku ingin menunjukkan tempat yang mungkin kau suka" tawarnya kepadaku
Tanpa menunggu persetujuanku, ia langsung saja menarik lenganku dan membawaku masuk kembali ke dalam gedung sekolah
Aku berusaha menyamakan kakiku dengannya, langkah kakinya yang panjang membuatku seolah-olah berlari kecil
Aku tak tau dia membawaku kemana, kini kami telah menaiki semua anak tangga yang ada di gedung ini
Sampai pada akhirnya kami berhenti di rooftop, apa yang ingin ia lakukan? Apakah dia akan mendorongku dari atas sini?
Aku menghentikan langkahku "bukannya kita tidak boleh pergi kesana?"
Hanya senyum yang terukir di wajahnya "kenapa? Kau berpikir aku akan mendorongmu dari sini?"
pertanyaan yang tepat. Aku segera mungkin menggeleng "ahh anniya, ayo apa yang ingin kau tunjukkan"
Kini ia mendorong pintu besi yang ada di depannya itu, aku bisa mendengar bunyi khas pintu tua itu. Jujur aku tidak pernah pergi ke rooftop sebelumnya
Setelah pintunya terbuka lebar. Aku bisa merasakan angin malam yang menghembus menembus seragam sma ku. Menghembus lembut di setiap helai rambutku, seakan-akan menarikku untuk pergi ke sana
Aku melangkahkan kakiku ke luar.aku dapat melihat dengan jelas pemandangan kota Busan yang dihiasi oleh lampu-lampu bangunan, seolah-olah bintang-bintang kini jatuh ke bumi
Ini sangat menakjubkan, aku belum pernah melihat keindahan seperti ini sebelumnya.
Di atas sini, aku juga bisa melihat bintang-bintang yang sedang mengerumuni bulan layaknya semut yang mengerumuni gula
Tak ada penghalang untuk menikmati pemandangan ini, seperti dahan pohon ataupun gedung-gedung tinggi
Semuanya terlihat jelas.
"Aku baru menyadari ada tempat seperti ini di sekolah" ujarku takjub tanpa melihat kearah lawan bicaraku
Aku tak mendengar balasan darinya. Aku menoleh kesamping berharap dia ada di sampingku, namun tak ada siapa-siapa di sini
Aku mengedarkan pandanganku ke setiap sudut tempat itu, aku mencoba memanggil namanya. Namun tak ada jawaban
Apakah aku tadi hanya berkhayal? Apakah Itu hanya imajinasi ku saja?
Tiba-tiba ada seseorang yang memanggil namaku diarah jam 12, yang lebih tepatnya berada di belakangku
Aku menoleh dan mendapatkan Suyeon yang sedang menatapku heran
"Yah, apa yang kau lakukan malam-malam begini di atas sini?"
Aku berusaha sedikit untuk menyadarkan diriku, aku kembali mengedarkan pandanganku ke setiap sudut tempat ini, sama seperti sebelumnya tak ada siapa-siapa selain aku dan suyeon
"Hei apa kau melihat Beom Seok?" Tanyaku
"Hah? Untuk apa kau menanyakan orang itu? Kau kemari saja sendirian" jawab wanita itu dengan tatapan andalannya
"Sendirian?" Tanyaku memastikan
"Iyalah. jadi kau mau, kau kemari bersama park Jimin? Itu tidak akan mungkin, park Jimin hanya milikku seorang" kini ia memulai halunya
"Aniyaa, aku sangat ingat aku kemari bersama Beom Seok" kini tanganku berada di atas kepalaku seolah-olah sedang berpikir
"Aku memang sudah sangat yakin, kau ini memang terkena amnesia" kini raut wajahnya berubah seperti wajah seorang pengangguran. Datar.
"Aku sangat jelas melihatmu berjalan dengan tatapan kosong pergi ke atas sini, aku mengira kau ingin mengakhiri hidupmu. Jadi aku mengikutimu" kini ia seperti orang yang sedang takjub melihat sebuah keindahan
"wuohh, hei Soyoung dari mana kau tau tempat seperti ini?, Ini sangat menakjubkan" ia berjalan melaluiku yang sedang mencoba memikirkan kejadian 15 menit yang lalu
"Hei aku sedang berbicara denganmu" suaranya yang terdengar datar itu membuatku terkejut dan sesegera mungkin aku berbalik dan melihatnya yang sedang duduk di pinggir gedung sekolah
Aku kini mengikutinya untuk duduk di pinggiran gedung ini, sambil mengedarkan pandanganku ke setiap sudut kota dan mencoba melupakan hal tadi.
Memang sangat tidak mungkin, bahwa ia tersenyum kepadaku
🌠
[ To be continued ]
Wuohh!! Udah sampai di chapter 5, gak nyangka aku bakal bertahan lanjutin cerita ini *-*
Ini semua berkat kalian yang selalu baca dan vote cerita ini!!
Terimakasih banyak starrchild
*starrchild nama pembaca STARRY NIGHT*QUESTION?
COMMENT HERE!bye, xoxo
dellaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Starry Night
Teen Fictionknow that feelings are not as simple as 1 + 1 = 2. even when it is likened to a sparkling night star in the sky it remains immeasurable, because taste is not a mathematical formula. feeling is still a feeling that cannot be described with anything.�...