6 | cafe

14 4 0
                                    


[]


Aku terbangun dari mimpiku dan mencoba memikirkan sesuatu yang lebih baik

Semalaman aku terus memikirkan kejadian kemarin, apakah kemarin hanya khayalanku saja?

Kini aku hanya memandang langit-langit kamarku yang telahku dekor dengan pernak pernik bintang kecil yang ku biarkan bergantungan

saat aku sedang memandang mereka, tiba-tiba salah satu bintang yang di langit-langit kamarku, jatuh tepat di atas dahiku

aku mengambil bintang itu dari dahiku, lalu memandang bintang berwarna emas itu. Tak ada apa-apa. Ah tidak! ada sesuatu di sana

Dia. Itu yang tertulis di sana! Aku tak ingat menulis kata itu di bintang ini sebelumnya, aku tak mengerti apa yang sedang terjadi di hidupku. Sebelumnya aku tak pernah mengalami hal seperti ini,

Ini semua menjadi semakin rumit!

skip---

" Naneun tteonanda!! " Teriak ku dari depan pintu rumah, setelah mendengar suara yang terdengar samar-samar. Aku pergi
( Naneun tteonanda = aku pergi! )

Aku kini berjalan melewati jalanan sedikit basah, karena embun pagi pastinya

Udara semakin dingin. Daun pepohonan mulai mengganti warna mereka menjadi coklat.

Hari ini Minggu 22 September,

Aku melihat jam tanganku yang telah menunjukkan pukul 8 pagi. Setelah itu aku kembali melihat ke depan

Ternyata bis yang ingin ku naiki akan berjalan pergi dari halte bus, secepatnya aku berlari berusaha mengejar bus berwarna biru tua itu.

Nafasku terengah-engah. Aku dapat merasakan nafas yang ku hembuskan bagaikan uap dari kereta api yang berjalan cepat

"Ahjussi, jamkkanman " teriakku yang membuatku menjadi pusat perhatian para pejalan kaki
( Ahjussi, jamkkanman = paman, berhenti )

Kini aku bisa meraih pintu bus itu. Aku mengetuk-ngetuk nya berharap ahjussi itu dapat menyadari keberadaanku dan menghentikan busnya

Yang benar saja, ahjussi itu menoleh ke arahku. Ekspresi wajahnya seperti seseorang yang terkena serangan jantung

Ia pun menghentikan busnya dan membukakan pintu untukku
"Yah kenapa kau tidak berteriak saja tadi?" Ujar ahjussi itu setelah aku menempelkan kartu T-moneyku

Aku hanya membalasnya dengan senyum, tanpa memikirkan apapun aku mencari tempat yang bisa ku tempati

Karena tempat duduk di sana telah diduduki semua, aku memilih untuk berdiri saja sambil memainkan ponselku

Tak menunggu berapa lama, bus yang ku naiki kini berhenti di halte busway berikutnya

Aku turun dan dapat merasakan kembali angin bulan September di tahun ini.

Aku kini memasuki sebuah cafe yang terlihat sudah tua namun masih berdiri kokoh. Bisa di katakan seperti cafe antik

Saat aku mendorong pintu kacanya, terdengar bunyi lonceng khas cafe yang ada di sekitar kota ini

Aku dapat mencium bau kopi dari depan pintu ini. Aku mengedarkan pandangku ke setiap sudut ruangan ini

Tak terlihat satupun pelanggan di sini, apa mungkin cafe ini baru saja buka?

Aku melihat seorang pria berbadan tinggi dengan baju kemeja putih dan celemek coklat selayaknya seorang barista yang sedang membelakangi ku

"Annyeonghaseo, apakah di sini menerima pekerja paruh waktu?" Tanyaku memastikan selembaran lowongan yang kulihat di depan cafe itu

Ketika orang itu membalik badannya, kini terlihat jelas wajahnya yang sedikit mengeriput tetapi masih dapat terlihat raut wajah seorang barista di sana

"Wahh benar, kami masih membutuhkan karyawan" jawab barista tua itu sambil memamerkan gigi putih yang berderet rapi miliknya

"Syukurlah, apa syarat untuk menjadi karyawan di sini?" Tanyaku untuk kedua kalinya

Ia kini menompang badannya dengan tangannya di atas meja bar "ada 3 hal yang harus kau siap jalani untuk menjadi karyawan di sini, 1"

Aku buru-buru mengambil pena dan notebook ku yang ada di tote bag berwarna putihku, untuk mencatat apa yang dikatakan oleh barista tua itu yang tak lain adalah bossku

"1 kau harus belajar membuat kopi, 2 kau harus siap menghadapi pelanggan yang berkomentar negatif tentang kopi buatanmu, dan yang terakhir..."

Tringgg...

Kalimat itu terpotong karena ada seseorang yang datang ke cafe, "annyeonghaseo, appa" suara ini? Suara yang pernah ku dengar dari seorang pria yang mengajakku ke rooftop

Setelah aku membalikan badanku. Kini terlihat jelas pria pemilik suara itu. Beom Seok. Dia orang nya!

🌠

[ To be continued ]

Quotes the day!
Kamu boleh ragukan cahaya bintang, ragukan gerak sang mentari, bahkan ragukan kebenaran sebagai dusta. Tapi satu hal yang tak dapat kau ragukan, yaitu besarnya cintaku.

Maap ya gais, quotenya gk di awal cerita kayak biasanya. Soalnya ide alur ceritanya datang mendadak gituloh:( jdi karna takut ilang alurnya langsung gas aja tanpa pikir quotenya dlu. Eheq:P

Hmmm.... Gimana?
Please COMMENT HERE!
Biar aku tau apa saja yang harus aku perbaiki! Gomawo!^^

bye, xoxo
dellaa

Starry Night Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang