S A T U

52.6K 4.9K 87
                                    



Srakkk

Kertas pemberitahuan resmi dengan sebuah logo universitas negeri itu terbuang begitu saja— setelah dirobek menjadi dua.

Satu laki-laki hanya melongo tidak percaya melihat itu. Hei gimana tidak melongo kalau itu adalah kertas resmi yang baru ia dapatkan dari prodi setelah berjam-jam menunggu!

"COK! KENAPA LU ROBEK SIH?!" pekik laki-laki itu pada seorang laki-laki lain didepannya— yang dipanggil cok alias Abel.

"I-ini gak mungkin kan, Chan?" tanya Abel dengan terbata dan juga ekspresi kagetnya yang belum hilang sedikitpun dari wajah bulatnya itu.

"Gak mungkin apaan sih?" tanya Ecan alias Haechan Narendra, sahabat seperpopokannya Abel.

"I-itu..."

"Ya terus? Lu mau protes pindah tempat KKN ke prodi? Lu mau disemprot sama dosen berbehel kita yang menyebalkan itu?" tanya Ecan lagi sambil merotasikan matanya malas.

"Terima aja, oke?" ucap Ecan sambil menepuki pundak sahabatnya— berusaha menyemangati laki-laki manis itu.

Sedangkan Abel? Ia hanya menundukkan kepalanya lesu lalu mengepalkan tangannya. Iya, Ia harus bisa melewati KKN yang singkat ini.




👬




"Heh— bentar woi, wait!" sentak seorang laki-laki sambil berusaha mengejar seseorang yang sedang berjalan dengan cepat didepannya, sedangkan yang dikejar sendiri hanya berlalu menghiraukan orang itu.

"ANJIR BIM, TUNGGUIN NAPA!" sentaknya lagi sebelum akhirnya—

Duggg

"Sshhh kalo mau berenti kasih aba-aba kek!" ringisnya sambil mengusap dahinya yang bertubrukan dengan punggung laki-laki yang ia kejar.

Abim— nama laki-laki yang dikejar itu sama sekali tidak menghiraukan panggilan dari temannya, matanya langsung terpaku pada kertas besar yang ditempel di mading fakultasnya.

Kertas besar itu berjudul "Daftar nama kelompok KKN 2018/2019 Universitas ***" dan tentu saja dilengkapi dengan tabel nama, NPM beserta fakultas dan jurusannya.

Netra kelam Abim tertuju pada tabel kelompok tujuh, ada namanya disana yang terletak paling atas lalu disusul oleh nama temannya yang mengejarnya barusan— Mark Julian Abiputra. Untuk nama selanjutnya ia terlalu malas untuk membacanya lagi walaupun sudah terlihat sekilas barusan.

Mark pun mendekat pada Abim lalu membisikan sesuatu tepat ditelinga lelaki bermata sipit itu.

"What a coincidence, right?"

Setelahnya Abim langsung menyikut perut Mark secara sengaja lalu pergi meninggalkannya. Ia sama sekali tidak peduli dengan Mark yang sibuk meringis sambil mengelus perutnya yang malang karena terkena sikutan dari makhluk kutub jadi-jadian itu.










 Ia sama sekali tidak peduli dengan Mark yang sibuk meringis sambil mengelus perutnya yang malang karena terkena sikutan dari makhluk kutub jadi-jadian itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KKN - Kuliah Kerja NikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang