D E L A P A N

20K 3.6K 973
                                    

Abim hanya mengedikkan bahunya acuh setelah mendengar ucapan Herin.

"Ada-ada aja." balas Abim santai.

"Terserah, yang penting gue udah ingetin lo." ucap Herin lalu pergi dari hadapan Abim.

👬

Setelah menyelesaikan sesi cuci piringnya itu, akhirnya Abim memilih untuk merebahkan dirinya sembari memberikan pundaknya yang terasa pegal itu sebuah pijitan halus. Entah kenapa sekarang tangannya itu terasa sangat lemah sekali, bahkan ia hampir menjatuhkan perabotan yang ia cuci beberapa kali.

Anggota KKN yang lainnya sedang asik bermain sebuah game di ponsel yang bernama ludo di teras posko, tetapi Abim sama sekali tidak ada niatan untuk bergabung. Ia bisa mendengar suara rusuh dari luar, menandakan kalau permainan tersebut berjalan dengan seru. Umpatan demi umpatan terdengar dari mulut Haechan dan Ryujin, tawa Herin yang terdengar lembut, dan tawaan Mark yang terdengar lebih kencang ala orang receh. Hanya suara Abel dan Heejin yang tidak terdengar, namun Abim juga tidak mau ambil pusing. Mungkin kedua orang itu sedang sibuk melakukan kegiatannya masing-masing.

Akhirnya Abim memejamkan matanya karena tiba-tiba saja kepalanya terasa berdenyut nyeri. 

Tak lama waktu berselang, Abel pun muncul dari luar sembari mesam-mesem sendiri melihat layar handphone nya. Lalu ia pun ikut merebahkan diri juga ditempatnya.

Kedua matanya yang indah itu sedari tadi tidak lepas dari chat room nya bersama Hyunjin. Hyunjin bilang kalau ia rindu berat dengan Abel, ia ingin berkunjung tetapi jadwal proker kelompoknya sedang padat-padatnya.

Tidak lama setelah Abel merebahkan diri, suara dering handphone lain pun terdengar hingga perhatian Abel langsung teralihkan dari chat nya.

Ternyata handphone Abim lah yang berdering. Seketika Abel ragu, apakah ia harus mengangkat teleponnya secara langsung atau ia harus membangunkan Abim terlebih dahulu? Sebelum ia memilih keputusannya, akhirnya Abel memutuskan untuk beranjak terlebih dahulu untuk mendekati Abim, diraihnya iphone keluaran terbaru itu lalu melihat kontak si pemanggil.

"Mama? Perasaan dulu Abim manggilnya bunda deh." gumam Abel sambil terheran.

Karena dirasa ia mengenali sosok wanita yang telah melahirkan Abim, maka Abel pun mengangkat sambungan teleponnya.

"Halo?"

"Halo, nak? Tadi sampai di posko jam berapa?"

Lagi-lagi Abel merasa heran, seketika ia pun menjadi bingung. Kok suara bundanya Abim kayak gini? Pikirnya.

"M-Maaf tante, Saya bukan Abim. Saya Abel, teman kelompok KKN nya Abim."

"Ohh iya, salam kenal ya nak Abel. Omong-omong nak Abel ini teman dekatnya Abim?"

LAH?! INI BUNDANYA ABIM LUPA KALO GUE INI MANTAN DARI ANAKNYA YA?, pikir Abel lagi.

"Kita pernah se-SMA tan, hehe. Tante mau ngomong sama Abim ya? Tapi Abim nya udah tidur."

"Wahh maaf ya tante nggak tau, lain kali main ke rumah ya? Nanti tante bikinin kue. Ah iya, nggak usah dibangunin anaknya, kasian mungkin dia capek. Yaudah kalo gitu tante tutup dulu ya? Terimakasih, nak Abel."

KKN - Kuliah Kerja NikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang