"Enghh.." begitulah sekiranya erangan Abel di pagi hari, tak lupa tubuhnya juga menggeliat pelan guna untuk meregangkan tubuhnya yang terasa agak kaku itu. Tangannya yang bebas pun mengucek sebelah matanya secara perlahan sambil menguap lebar.
Matanya yang masih setengah mengantuk itu menangkap sinar matahari yang sudah menerobos jendela kontrakan KKN mereka. Perlahan Abel pun bangun dari posisi rebahannya, kedua mata bulatnya itu mengerjap perlahan lalu melihat ke sekeliling ruangan itu.
Mark dan Haechan masih tertidur pulas, kalau ada gempa pun sepertinya mereka tidak akan terbangun. Mata Abel membulat seketika saat ia menyadari kalau Abim tidak ada ditempatnya.
Kalau Abim diculik mbak kunti gimana?! pikir Abel.
Tak lama kemudian Abel langsung berdiri lalu buru-buru pergi keluar. Anehnya pintu kontrakan mereka sudah tak terkunci padahal semalam ia sudah memastikan kalau pintu itu sudah dikunci dengan benar.
Baru mau memakai sandalnya, perhatian Abel langsung tertuju pada jalan kecil yang merupakan sebuah akses ke poskonya. Abel pun menajamkan pendengarannya ketika ia mendengar tawaan anak-anak dari arah sana. Tanpa sadar Abel pun langsung lega, ada Abim muncul dari jalan tersebut. Ia bisa melihat kalau Abim kembali tapi tidak sendirian, lelaki itu semacam membawa pasukan di pagi itu.
Anak-anak yang tinggal disekitar posko mereka datang dan menebar tawa sembari mengejar Abim yang sedang tertawa juga, lelaki pucat itu juga sedang menggendong seorang anak kecil perempuan dipunggungnya. Entah apa yang mereka tertawakan namun sepertinya terlihat seru.
Pagi itu Abel melihat Abim tengah memakai kaos hitam polos yang sangat pas di tubuhnya dan juga memakai celana training panjang berwarna hitam dengan garis putih disampingnya, Abel tebak lelaki itu habis lari berkeliling pagi ini.
"Ekhm biasa aja kali liatinnya, mau diajak olahraga bareng ya dik?" ledek Haechan yang baru saja bangun sembari menyenggol-nyenggol lengannya.
"Apaan sih Chan, gak jelas lo." gerutu Abel sembari mengacak rambut khas baru bangun tidurnya Haechan yang emang sudah berantakan jadi makin berantakan lagi.
👬
"HEHHH BANGUN WOY BU IBU, UDAH PAGI NIH." ucap Haechan dengan suara khasnya yang tinggi itu. Abel sendiri hanya bisa menggelengkan kepalanya heran sembari mengambil baju ganti dari kopernya.
"BIASA AJA DONG JIR, GAK ADA AKHLAKNYA BANGET PAGI-PAGI UDAH TERIAK-TERIAK. " balas Ryujin tak kalah kerasnya.
Ryujin yang tidurnya terganggu langsung melemparkan bantal ke arah Haechan, berkat tingkat refleks yang tinggi lelaki itu bisa menghindari lemparan bantal dari Ryujin.
"Hehe monmaap.." ucap Haechan sembari melayangkan cengirannya, tangannya sendiri sibuk mengaduk teh hangat yang baru ia seduh beberapa menit yang lalu.
Ryujin yang baru saja bangun langsung melihat ke arah luar. Tadinya ia ingin memanjakan matanya dengan melihat suasana diluar kontrakan, namun pemandangan diluar sana membuat ia mengucek kedua matanya berulang kali.
"Itu siapa dah, Chan?" tanya Ryujin sembari menyipitkan kedua matanya, jarinya pun menunjuk ke arah luar dimana ada seorang laki-laki yang sedang dikelilingi oleh anak-anak di saung depan posko mereka.
"Melek dulu kali neng. Itu mah Pak Korcam kita, si Abim." jelas Haechan sambil menyeruput tehnya dengan santai, ia sendiri sedang duduk dekat pintu posko perempuan dan kebetulan Ryujin sendiri kebagian tidur didekat pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN - Kuliah Kerja Nikah
FanfictionKKN itu "Kuliah Kerja Nyata" bukan "Kuliah Kerja Nikah" 🍌 bxb 🍌 nomin area! [!!!] yang merasa ga ada kapal kalian disini, please jangan salah lapak. hti mungiel sy skit liat komenny [srius] ©2019 by puddxn