Gadis itu menekuk bibirnya kebawah, membentuk satu garis lengkung di wajah cantiknya, bukannya membuat gadis itu semakin menawan tetapi justru yang melihat siapa saja merasa gemas meskipun gadis itu sedang kesal.
"Berhenti menekuk bibirmu seperti itu, kau jelek"
"Unnie tega! Tidakkah unnie tau seberapa sedih dan galaunya aku karna Doyoung tidak mengabariku?!"
Manajernya itu hanya bisa merotasikan bola matanya malas kala Sejeong menganggu dan tertingkah terlalu mendramatisir, membuat Sejeong terkekeh puas.
Sejeong menghela nafas lalu menyenderkan tubuhnya pada kursi penumpang. Memilih untuk mengalihkan pemandangannya ke luar.
"Mungkin saja Doyoung sibuk", gumannya lirih
Sebenarnya Sejeong tidak pernah merasa maslaah jika Doyoung tidak menghubunginya, tapi dia merasa sedikit sedih saja, karna kekasihnya itu tidak mengucapkan selamat atau apapun itu setelah shooting drama terakhirnya.
Jangan kekanakan seperti ini Sejeong!
Batinnya sambil menepuk kedua pipinya.
🌼🌼🌼
"Sejeong-ah ada paket untukmu"
Sejeong yang sedang asik rebahan di ruang santai dorm gugudan itu menolehkan kepalanya kearah Nayoung, yang terlihat muncul dari balik tembok pemisah.
"Oh iya taruh di meja makan saja unnie", ucap Sejeong sambil kembali memainkan ponselnya itu
"Kau harus mengambilnya sendiri!"
Sejeong kembali menolehkan kepalanya, menatap sahabatnya itu dengan kedua alis saling bertautan, lah? Ngapain? Kan bisa diambil oleh orang lain
Belum sempat Sejeong membantah, Nayoung sudah memotongnya dan bergegas naik menuju lantai atas dorm mereka
"Aku tidak mau mengambilkannya, itu paket untukmu jadi kau sendiri yang harus mengambilnya", ucap Nayoung yang sudah berlalu, meninggalkan Sejeong yang menatapnya keheranan dari bawah.
🌼🌼🌼
"Kenapa sih Nayoung-unnie, kan dia bisa mengambilkannya dan-"
Gerutuan Sejeong terhenti kala dirinya membuka pintu utama dorm-nya, matanya itu membulat terkejut kala mendapati siluet seseorang yang begitu familiar di matanya.
Siluet seorang laki-laki,
Lelaki itu terlihat tidak peduli, sibuk dengan ponselnya seraya menyandarkan tubuh jakungnya itu pada pilar bangunan tersebut. Sampai akhirnya lelaki itu menoleh dan kemudian menurunkan masker wajah yang menutupinya.
"Yo!", sapa lelaki itu
"Do... Do... Young-ah?"
🌼🌼🌼
Sejeong mendekat kearah lelaki itu, hah? Kenapa Doyoung tiba-tiba berada disini?! Apa yang dilakukannya disini?! Bagaimana kalau ada paparazu yang mengikutinya?! Bukankah yang dia lakukan saat ini terlalu nekat?!
Banyak hal yang ingin Sejeong tanyakan pada kekasihnya itu, ia ingin meminta banyak penjelasan dari lelaki tinggi itu, namun yang bisa terucap dari bibirnya hanya...
"Kau... Ngapain ada disini?"
Sejeong merutuki kebodohan dirinya, bagaimana apa yang dia katakan dan pikirkan begitu berbeda?
"Apakah salah jika aku menghampiri kekasihku disaat ulang tahunnya?"
"Hah?"
Lelaki itu berjalan mendekat, sambil melihat jam pada layar ponselnya, tersenyum hangat saat jam pada ponselnya itu menunjukkan pukul 00:00, dan tanggal di ponslnya seketika berganti menjadi tanggal 28 Agustus.
"Selamat ulang tahun", ucapnya sambil mengelus pucuk kepala gadis itu, masih dengan senyuman yang terukir lebar di wajah tampannya.
"Berminat untuk pergi berkencan denganku malam ini? Midnight date di hari ulang tahunmu tidak buruk kan?"
Dan tentu saja Sejeong mengangguk, enggan menolak ajakan dari Doyoung itu
🌼🌼🌼
🌼🌼🌼
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind
Teen Fictionthere is something left behind his smile, an untold story and emotion 🌼🌼🌼 [highest rank] #2 dojeong (191224)