"Maaf... Aku tidak mengabarimu hampir seharian penuh..."
Mendengar Doyoung berkata demikian dengan segera Sejeong menggelengkan kepalanya kuat-kuat, tidak Doyoung tidak perlu meminta maaf seperti itu.
"Tidak, tidak apa, kau tidak perlu meminta maaf..."
"Apa menurutmu berpacaran denganku adalah sesuatu yang merepotkan?"
Sejeong terdiam sejenak mendengar pertanyaan Doyoung tersebut, kenapa lelaki itu tiba-tiba menanyakan hal itu? Tidak terjadi sesuatu padanya kan? Apa Doyoung membaca komentar buruk tentangnya? Tentang hubungan mereka?
Karna Sejeong akui, komentar banyak sekali komentar buruk yang menyerah Doyoung tapi seharusnya Doyoung tidak mempedulikannya karna pada akhirnya hatinya yang memilih untuk berlabuh pada lelaki itu, jadi untuk apa Doyoung harus khawatir?
"Kenapa kau berpikiran seperti itu? Aku tidak pernah merasa seperti itu kok, jadi tak perlu khawatir karna komentar buruk"
Hening sejenak di sebrang sana sampai terdengar helaan nafas dari Doyoung.
"Maaf aku berbicara omong kosong haha"
Ia dapat mendengar deru nafas tak beraturan dari lelaki itu disebrang sana, membuat Sejeong khawatir.
"Doyoung...-ah, ka-kau... Baik-baik saja?"
Lelaki itu tak menjawab.
"Ma-maaf... Aku hanya..."
Kembali diam untuk beberapa waktu, Doyoung tidak melanjutkan ucapannya itu dan Sejeong tak berniat untuk mengintrupsinya.
"Ah... Lupakan, sekali lagi maafkan aku, pikiranku sedang sangat kalut sekarang, maaf sudah membuatmu khawatir"
"Doyoung..."
"...ya?"
"Berhentilah meminta maaf untuk sesuatu yang tidak kau lakukan, kau tidak salah apapun..."
"...apa aku menganggumu?"
"Doyoung!"
Sejeong segera menutup mulutnya karna tak sengaja meninggikan intonasi bicaranya, dengan segera ia meminta maaf kepada lelaki itu.
Doyoung hanya terkekeh, dipaksakan, ia tau itu dari suara tawa yang terdengar di sebrang sana.
"Ah... Begitu ya... Terima kasih Sejeong-ah..."
"Terima kasih? Terima kasih untuk apa?"
"Segalanya, aku benar-benar berterima kasih..."
"... Ah iya... Aku tutup ya? Kepalaku rasanya sangatlah sakit, aku mau tidur, sakit sekali rasanya"
"Kau tidak apa? Kau sakit? Kenapa tidak bilang padaku? Apa aku perlu kesana dan merawatmu?"
"Tidak, tidak, itu tidak perlu, kau sudah sangat direpotkan dengan rumor kencan kita, aku tidak mau menambah masalah dengan kau datang kesini dan merawatku..."
"...tidak apa, tidak usah mengkhawatirkanku, dengan tidur itu sudah cukup buatku kok"
"Jangan lupa minum obat sakit kepala... Istirahatlah yang cukup agar cepat sembuh, segera kabari aku kalau sudah membaik"
"Ne..."
Panggilan itu terputus sepihak oleh Doyoung, Sejeong termenung, selama berhubungan dengan Doyoung lelaki itu tidak pernah terdengar seputus asa itu.
Entah kenapa Sejeong mendapat firasat tidak enak, tapi ia segera menggelengkan kepalanya, mengatakan pada dirinya sendiri tidak boleh berpikir yang tidak-tidak.
Doyoungnya itu pasti baik-baik saja...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
...iya kan?
🌼🌼🌼
🌼🌼🌼
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind
Teen Fictionthere is something left behind his smile, an untold story and emotion 🌼🌼🌼 [highest rank] #2 dojeong (191224)