Diletakkannya pensilnya itu, ia membaca kembali bait demi bait yang ada pada partitur lirik lagu ciptaannya itu.
Matanya bergerak sembari sesekali mulutnya menyenandungkan lagunya itu, lagu yang mungkin tidak akan pernah dia rilis pada akhirnya.
Am i doing better? Am i even did one thing right?
Sebaris lirik selama ini menjadi tanda tanya Doyoung, apakah selama ini dirinya sudah melakukan yang terbaik? Apakah selama ini dia pernah melakukan hal benar?
Bukan untuk penggemarnya atau orang lain, paling tidak untuk dirinya sendiri, apakah Doyoung pernah melakukannya?
I know i did so many mistakes,
Repeat same mistakes evertime, every second,
But, did i ever did something right before?
Tell me i did...At least i did one thing right...
And tell me that i'd do my best than i ever was...Itu adalah bagian terakhir dari lirik lagu yang dituliskannya itu, lagu itu adalah lagu yang dibuatnya, untuk orang-orang yang berharga di hidupnya.
Ia hanya ingin mengucapkan terima kasih, kepada mereka dengan lagu itu.
Jujur saja Doyoung lelah, dia lelah pura-pura bahagia tetapi fisiknya menahan sakit yang teramat sangat, dia lelah dengan rasa takut dan khawatir yang tak pernah bisa hilang itu, dan dia lelah, karna tidak mengenali dirinya sendiri lagi.
Sudah banyak obat tidur yang diminumnya setiap waktunya, bukan untuk agar dia tertidur, tetapi karna tidur adalah satu-satunya cara dirinya menghilangkan lelah dan sakitnya.
🌼🌼🌼
"Halo? Doyoung-ah? Kau baik-baik saja?"
Doyoung tersenyum simpul mendengar nada khawatir dari Sejeong disebrang sana, ini sudah satu bulan setelah hubungan mereka ketahuan oleh publik dan Sejeong selalu menanyakan hal yang sama ketika dia meneleponnya terlebih dahulu.
Padahal sebelumnya Sejeong tidak pernah seperti itu.
"Aku baik, kenapa kau bertanya seperti itu? Apa aku terdengar tidak baik-baik saja?"
"Ya, kau tidak baik-baik saja Kim Dongyoung, sejak berita kencan kita, kau semakin jarang meneleponku, sekalinya menelepon kau terdengar begitu lesu
Lalu pesanku kau selalu membalasnya dengan singkat, dan itu lamaaaaa sekali..."
Hening untuk sementara waktu sebelum akhirnya gadis itu mengatakan bahwa dirinya khawatir dengan perilaku Doyoung sekarang, dasar Sejeong dengan gengsinya yang tinggi.
Tapi mendebgar bahwa Sejeong khawatir kepadanya membuatnya tersenyim kecut, dirinya hanya bisa membuat orang lain merasa khawatir akan kehadirannya.
Hanya menjadi sebuah beban.
"Aku baik Sejeong-ah, sangat baik, kau tidak perlu khawatir"
"Aku tidak percaya sebelum aku bertemu langsung denganmu"
Mendengar hal tersebut membuat Doyoung terkekeh.
"YA! aku tidak bercanda dan aku serius!"
"Sejeong-ah..."
...
"Terima kasih, dan maaf selama berpacaran denganku aku hanya bisa membuatmu khawatir..."
"Doyoung-ah... Kau tidak bermaksud memutuskanku kan?"
"Hei kenapa kau berpikiran seperti itu?"
"Karena ucapanmu itu terdengar seperti sebuah perpisahan"
Setelah itu keheningan kembali menyeruak diantara mereka, hingga akhirnya Doyoung kembali bersuara.
"Apakah tidak boleh aku meminta maaf dan berterima kasih kepada kekasihku sendiri?"
"Maksudku bukan seperti itu... Hanya saja... Aku takut..."
Doyoung diam, mendengarkan setiap ucapan dari gadisnya itu, bagaimana akhir-akhir ini Sejeong begitu khawatir akan kondisinya, entahlah Sejeong hanya merasa khawatir dan juga takut padanya, firasatnya mengatakan bahwa Doyoung tidaklah baik-baik saja.
"Terima kasih karna telah mebgkhawatirkanku Sejeong-ah..."
"...dan aku janji, mulai sekarang kau tidak perlu khawatir lagi tentangku..."
"...Aku sangat mencintaimu, sungguh, jadi berbahagilah selalu"
🌼🌼🌼
Note : lirik lagunya itu diambil dari lirik lagunya Taylor Swift yang "Call it What You Want" yang grammarnya aku ubah ehehe
Aslinya itu
Sama
Anyway, turut berduka atas kepergian sulli, you did your best than anyone ever was, now you can rest and be happy.🌼🌼🌼
🌼🌼🌼
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind
Teen Fictionthere is something left behind his smile, an untold story and emotion 🌼🌼🌼 [highest rank] #2 dojeong (191224)