enam: pdkt?

1.1K 230 25
                                    

your name




Hyunsuk turun dari motor milik Byounggon. Untung dia bawa jaket dan musim panas tidak terlalu dingin jika malam hari, kalau tidak, entah bagaimana nasib Hyunsuk di jok belakang.






Hyunsuk kesusahan membuka helm, karena dia memang jarang sekali naik motor. Byounggon terkekeh, menarik tangan Hyunsuk lalu menolong pemuda mungil itu membuka helmnya.






Mata Hyunsuk mengedip cepat, lalu menunduk berterima kasih setelah helmnya lepas dengan sempurna.






Byounggon diam memperhatikan. Sementara Hyunsuk jadi canggung, kebingungan haru berbuat apa. Padahal langsung saja pamit dan masuk ke rumah, kan?








"ga mau masuk?" Tanya Byounggon.







"Oh, iya benar! Eum, ya, oke. Eum, g-gue masuk ya Hyung,"







Byounggon terkekeh lalu menepuk pucuk kepala Hyunsuk. Hyunsuk hanya menunduk malu lalu berjalan ke pagar.









"ah, Hyunsuk!" panggil Byounggon








Hyunsuk menoleh, memasang wajah bingung sementara Byounggon mencoba meraih sesuatu di kantong jaketnya dan mendekati Hyunsuk.







"nomor. Gue mau pdkt," ucap Byounggon blak blakan sambil menyerahkan ponselnya.







Hyunsuk mengedipkan mata cepat. Telinganya merah. Dengan perlahan ia meraih ponsel di tangan Byounggon.






Setelah mengetikan nomornya di ponsel Byounggon. Byounggon menerima kembali ponselnya dengan senyum sumringah.








"kalo gue chat, bales ya," ucap Byounggon lalu menaiki motornya dan pergi meninggalkan Hyunsuk yang mematung di depan pagar rumah.









Gawat. Hyunsuk rasanya tidak punya penyakit jantung, tapi kenapa dia jantungan?







.
.
.






"terus?"







"terus dia minta nomor hape gue. Tapi sampe sekarang dia belom chat gue, tuh,"







Sihun terkekeh di seberang sana, "tunggu aja, sabar. Btw, kenapa ya doi tertarik sama lo?"







Hyunsuk menggeleng. Bodoh, Sihun mana bisa lihat?







"engga tahu. Gue juga tertarik, sih sama doi. Rasanya ga asing aja gitu, Hun,"








Sihun kembali terkekeh, "jangan-jangan kalian soulmate?"








"ah, mana mungkin. Emangnya nama dia--"







Hyunsuk diam, membuat Sihun kebingungan. "nama dia apa, suk?"







"anjir, marga dia Lee dong! Lee Byounggon!" ucap Hyunsuk sambil memeluk bantalnya dengan gemas.







"tuhkan, pasti doi tertarik sama lo karena bisa jadi kalian tuh soulmate. Untuk sekarang kalian saling mengenal aja dulu, lama-lama juga pasti banyak tanda-tanda yang nunjukin kalo kalian emang soulmate,"









Hyunsuk menghela napas, "semoga aja dulu deh, jadi gue ga susah-susah nyari,"








"kocak lo, suk,"







Hyunsuk terbahak, tapi malah tidak ada balasan lagi dari Sihun. Hyunsuk mengerutkan dahi, memeriksa ponselnya. Masih tersambung kok. Kenapa Sihun diam saja?








"Hun?" panggil Hyunsuk








"Suk," suara Sihun bergetar








"Hun? Lo kenapa?"







"Suk, g-gue liat Hangyul,"







Mata Hyunsuk membola. Ia memposisikan dirinya menjadi duduk tegak, menekan ponselnya ke telinga. Wajahnya berubah serius.








"di mana dia?"








"Hun?"








"Sihun!?"







"d-di depan gue.."







"S-Sihun?"






Mata Hyunsuk semakin membola setelah mendengar suara berat yang memanggil nama sahabatnya. Hyunsuk menggigit bibirnya kuat.








"Hun, jangan putusin sambungan telepon lo," pinta Hyunsuk


















Pernah dengar bagaimana jadinya jika soulmate menolak untuk mencarimu? Menolak untuk mengakuimu? Bahkan menolak untuk menerimamu?







Sakit. Hancur. Berkeping-keping.











your name

tbc

[✔️] your name ; gonsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang