lima belas: sweet

1.2K 215 35
                                    

hidup itu kadang sangat simple. emang dasar manusianya aja yang malah membuatnya makin menyusahkan.






your name




Woong diam menatap Byounggon yang masih meringkuk di sofa, meratapi nasib.




Lalu dengan tiba-tiba tangan Woong meluncur cantik di pucuk kepala Byounggon, menimbulkan suara yang tidak bisa dibilang pelan.





Byounggon mengaduh kesakitan. Matanya mendelik menatap Woong dengan tidak suka.





"kok gue dipukul??" protes Byounggon tidak terima



Woong menghela napas. Menarik tangan Byounggon dan menunjuk tatonya yang memperlihatkan ukiran nama Hyunsuk dengan cantik.






"kenapa lo ribet banget sih? Tinggal tunjukin aja ke dia, kayak lo tunjukin ke gue,"



Byounggon cengo. Mungkin sudah bodoh dari sananya atau gimana entahlah, author hye malas membahas itu.


Woong menghela napas malas.





"lo inget pas tato gue berubah jadi nama Midam?" tanya Woong





Byounggon mengangguk, tapi masih tidak mengerti ke arah mana kakak sepupunya ini bicara.




"inget kan gue ngapain abis itu?"




Byounggon mengangguk sekali lagi.





"ngapain gue waktu itu?"






"nelpon Midam Hyung terus--"





Woong menghela napas setelah melihat Byounggon yang akhirnya sadar juga. Rasanya Woong benar-benar ingin memukul Byounggon tepat di wajah.







"iya ya! Hyung langsung nelpon dan nanya to the point! Oiya kalo gue inget juga Donghyun cerita kalo dia di telpon Youngmin Hyung terus langsung ditanya sama Youngmin Hyung!"







"ya Tuhan! Kok gue bego sih??"





Woong memutar bola matanya dengan malas. Lama-lama rasanya dia ingin tukar sepupunya ini dengan mobil baru.




"Hyung!! Berarti gue harus telpon Hyunsuk ya sekarang?"





Woong memukul lagi kepala Byounggon. Sumpah, dia sangat-sangat kesal dengan Byounggon malam ini.





"kenapa lu nanya gue, njir! Punya otak ya buat dipake!" kesal Woong, menyerah dan memilih meninggalkan Byounggon sendirian.







Byounggon masih diam di tempat, tapi kali ini posisinya sudah duduk. Dia menatap ponsel, mengecek jam, lalu sudut bibirnya tertarik ke atas.





.
.
.






Hyunsuk mengigit jari. Layar ponselnya hanya menunjukan wallpaper dirinya dan para sahabat.






Sebenarnya saat ini dia sangat mengkhawatirkan Sihun. Jelas sekali dia tahu tadi yang ia dengar adalah suara Hangyul. Siapa lagi yang punya suara berat nan khas seperti itu?





Hyunsuk ingin memastikan bahwa Sihun baik-baik saja. Tapi Sihun tidak kunjung menelponnya balik.




Yang ada dia dikagetkan dengan dering telpon juga nama kontak yang tidak dia perkirakan sebelumnya.






[✔️] your name ; gonsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang