sepuluh: manis

1.1K 226 13
                                    

your name






Mungkin sudah saatnya Yohan, Sihun, dan Seunghun merutuki pemuda tampan bernama Lee Byounggon. Bagaimana tidak? Sekarang mereka dibuat kesal dengan keadaan Hyunsuk yang hanya diam termangu di atas kasurnya.








Seunghun hanya menggeleng. Sebagai dominan dia mengerti perasaan Byounggon, tapi.. ya tidak begini juga sih.








Yohan sedari tadi mengoceh, sementara Sihun sibuk mengguncang tubuh kecil Hyunsuk.









Tapi reaksi yang mereka dapat hanya dua:









Hyunsuk yang memegangi bibirnya sambil tersenyum malu-malu.









Sialan. Yohan mau menendang Lee Byounggon hingga ke langit ke tujuh, gini-gini Yohan adalah atlet taekwondo.








"suk! Sadar, anjir!" Sihun kali ini menyentil keningnya.








Oh, akhirnya Hyunsuk sadar. Ia merintih kesakitan lalu menatap ketiga sahabatnya dengan cemberut.








"sadar! Kalian bahkan belum genap dua minggu saling menegenal!" oceh Sihun






Hyunsuk hanya menunduk dan menggerutu kecil. Ya, salahkan Byounggon dong kenapa tiba-tiba main sosor.







"terus kalo udah gini, lo sendiri yang bakalan canggung," ujar Seunghun sambil menumpu wajahnya dengan satu tangan di atas meja belajar Hyunsuk.









Hyunsuk kembali cemberut, mengiyakan omongan Seunghun. Kalau sudah begini, bagaimana dia harus bertemu dengan Byounggon?







"lagi pula, lo yakin dia beneran soulmate lo? Ga lupa kan marga Lee di Korea itu udah kayak burung camar, keroyokan," celetuk Yohan






Hyunsuk menghela napas panjang. Dia mengerti, sahabatnya hanya khawatir kepadanya. Berharap pada satu orang, eh, tau-tau bukan soulmate-nya. Sakit.








"hati-hati dalam bertindak, suk," ucap Sihun.






.
.
.





Byounggon tidak berhenti tersenyum dari tadi. Ia menatap langit-langit kamarnya yang putih polos. Entah kenapa tiba-tiba saja bayangan wajah menggemaskan Hyunsuk tergambar di sana.






Mata bulatnya. Hidung mungilnya. Pipi gembilnya. Oh, jangan lupakan bibir tipis semanis buah ceri itu. Ah, Byounggon bisa gila.







"gila, gila. Gue udah kangen aja, njir," ucap Byounggon entah kepada siapa.









Byounggon diam sejenak, lalu menoleh ke ponselnya yang berada di nakas.








Telpon jangan?








Tapi, sekarang sudah hampir jam 12 malam. Uhh, Byounggon tidak bisa tidur hanya karena terus-terusan memikirkan Hyunsuk.








Tapi kalau tidak dicoba, mana tahu?







Akhirnya Byounggon mendudukan diri dan mengambil ponselnya. Dengan cepat ia menekan nomor Hyunsuk dan melakukan panggilan.









Empat kali suara menyambungkan terdengar.









tut







"H-Halo?"









Astaga. Bohong jika jantung Byounggon tidak berdegup dengan kencang sekarang.








Byounggon menelan ludah kasar. Dengan mengumpulkan keberanian, ia mulai membuka mulutnya.









"belum tidur?" tanya Byounggon








Tidak ada suara dari seberang. Byounggon semakin gugup.








"t-tidak bisa tidur,"








Ah, sialan. Byounggon tidak bisa berhenti tersenyum.









"kenapa? Ada yang kamu pikirin?"








Lama sekali Byounggon menunggu hingga terdengar dengungan dari seberang.









"mikirin apa?" tanya Byounggon kepo









"Hyung.."







Oh, sial. Byounggon mau pingsan saja. Selamat tinggal dunia, biarkan Byounggon hidup dengan tenang.








.
.
.






Hyunsuk memukul bibirnya begitu mengucapkan kata terakhir untuk menjawab pertanyaan Byounggon.









Tapi, Hyunsuk tidak bohong kok. Setelah teman-temannya pulang, dari tadi dia hanya memikirkan Byounggon--dan ciuman manis mereka tentu.








"Hyunsuk, mau video call?"







"eh? T-Tapi aku lagi jelek banget,"






Setelah bicara begitu, Byounggon sudah mengalihkan panggilan menjadi video. Hyunsuk langsung merapikan rambutnya lalu menekan tombol video.




Di layar, Hyunsuk dapat melihat kamar Byounggon yang remang. Hanya ditemani lampu tidur saja. Byounggon sedang menyisir rambutnya ke belakang lalu melambai dengan senyumnya yang menutup mata.







Uh, Hyunsuk rasanya meleleh.






Sedangkan Hyunsuk sendiri, ia mengalihfungsikan eye patch-nya sebagai bando, untuk menahan poninya ke mana-mana.







"lucunya," puji Byounggon yang hanya di balas gelengan oleh Hyunsuk.








Sumpah, ini sangat-sangat canggung.







"kenapa mikirin aku sampai ga bisa tidur?" Tanya Byounggon sambil terkekeh.






Duh, Hyunsuk tidak mungkin harus menjawab 'karena ciuman dari Hyung' kan??






Hyunsuk hanya menggeleng, membuat Byounggon terkekeh.








"aku juga ga bisa tidur. Mikirin kamu," ucap Byounggon dengan nada yang lembut







Mereka kemudian saling diam. Byounggon menikmati wajah menggemaskan Hyunsuk begitu pula Hyunsuk yang menikmati wajah tampan Byounggon.








Byounggon kemudian tersenyum kecil, "kamu tau ga?"








Hyunsuk menggeleng ribut. Byounggon tertawa lalu kemudian tersenyum lagi.







"kamu manis, aku suka,"






Sialan. Kenapa ambigu sekali.








Hyunsuk hanya menunduk malu. Malam itu, mereka habiskan untuk mengobrol ringan hingga akhirnya Hyunsuk tertidur dan Byounggon hanya tersenyum hingga menutup panggilan video mereka.








"selamat malam,"








your name

tbc

[✔️] your name ; gonsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang