delapan: roda kehidupan

1.1K 220 9
                                    

your name





Hyunsuk menghempaskan tubuhnya sedetik setelah ia membuka pintu kamar.







Jantungnya tidak bisa berhenti berdetak tidak karuan. Entah apa sebab, yang pasti sejak Byounggon melakukan hal yang jarang Hyunsuk dapatkan dari seorang dominan, jantungnya terus memompa lebih dari biasanya.










Hyunsuk takut dia sakit jantung.









Tapi entahlah. Dia tidak bodoh-bodoh amat, kok. Dia masih tahu jantungnya tidak sakit, tapi otaknya.












Dia jatuh hati kepada lelaki bermarga Lee itu.









Sampai-sampai ia meminta Tuhan untuk menjadikan pemuda itu soulmate-nya.








Hyunsuk tersenyum mengingat perlakuan lembut Byounggon padanya.










Mengantarnya pulang.









Menepuk pucuk kepala.








Mencubit pipi.








Terkekeh pelan yang menunjukan lesung pipi manisnya.










Ah, jangan lupakan matanya yang ikut membentuk bulan sabit.










Astaga. Hyunsuk bisa gila.










"Tuhan, tolong. Jika dia memang soulmate-ku, maka cepatkanlah semua proses pertemuan ini," ujarnya lalu memeluk guling dan dengan perlahan terlelap.











.
.
.







"Sihun demam?" tanya Seunghun dengan khawatir, sebagai satu-satunya yang berbeda jurusan Seunghun tidak tahu sama sekali bahwa sahabatnya itu absen.










Hyunsuk mengangguk. Yohan juga terlihat lesu dari tadi. Dia tiba-tiba teringat hal-hal yang menyebabkan Sihun sakit.









"dia ketemu Hangyul lagi?" tanya Seunghun lagi, kali ini sudah menempati kursi di sebelah Yohan.









Hyunsuk kembali mengangguk, "panik banget gue kemarin. Lagi curhat Byounggon Hyung ehh, tiba-tiba aja dia muncul di depan Sihun, kampret emang," oceh Hyunsuk.









"iya tuh! Kalo ga suka kenapa harus muncul terus sih!" Yohan ikutan marah. Yohan tidak mengerti jalan pikiran Hangyul.










Seunghun menoleh Yohan sebentar, lalu kembali memfokuskan diri ke Hyunsuk. "terus gimana dia pulang?"









"ah, untung banget dia ketemu Byounggon Hyung. Terus gue minta Byounggon Hyung jagain dia, gue susulin Sihun terus pulangin dia,"










Seunghun mengangguk mengerti tapi kemudian ia terdiam sesaat, menoleh Hyunsuk dengan cepat.










"kok lo kenal Byounggon Hyung?"






.
.
.







"Wah anjir, bisa aja dia soulmate lo!" ucap Seunghun setelah dijelaskan Hyunsuk sekaligus curhat colongan.









Yohan mengangguk setuju, "kalo engga, ga mungkin roda kehidupan kalian ketemu mulu," ujar Yohan









"bener tuh,"







Hyunsuk hanya senyum mendengar ucapan Yohan. Roda kehidupan? Ah, sungguh teori klasik. Tak sangka Yohan penggemar teori itu.










"kenapa sih lu suka banget sama itu teori?" Tanya Hyunsuk akhirnya.










Yohan hanya mengangkat bahu. "ga tau, tapi gimana ya suk,"








Seunghun ikut memperhatikan. Tertarik juga akan penjelasan Yohan.








"kalau dipikir-pikir ya, roda kehidupan kita tuh Tuhan ciptain dengan berbagai cerita di dalamnya. Berputar-putar sampe nanti kita mati,"












"tapi ya, menarik aja gitu ketika ada satu gerigi di mana cerita kehidupan kita itu juga persis dengan orang lain,"









"misalnya kayak sekarang. Cerita kalian sama kayak gue, ada kita bertiga lagi ngobrol,"









"tapi, ini tuh sengaja. Artinya kita rencanain,"








"dan ada pula yang ga kita direncanain,"








Seunghun dan Hyunsuk masih khusyuk memperhatikan. Yohan terkekeh, tapi kemudian meluruskan niat untuk melanjutkan ceritanya.









"kayak pertemuan dengan soulmate. Kita ga rencanain, tapi Tuhan yang rencanain,"









"roda kehidupan lo sama soulmate lo ketemu tuh,"










"semakin sering roda kehidupan kalian ketemu dengan rencana Tuhan, itulah soulmate kalian,"









Seunghun dan Hyunsuk mengangguk, bertepuk tangan dan menatap Yohan kagum. Ternyata hanya tampangnya saja Yohan tidak suka pelajaran pengetahuan tentang soulmate, tak menyangka dia mengusai teori itu. Hanya teori itu.








"terus, kalo gitu lo harusnya tau dong Yuvin Hyung bukan soulmate lo, tapi kenapa lo masih sengaja merencanakan pertemuan gitu?" tanya Seunghun









Yohan tersenyum. Entah kenapa terlihat sangat perih.









"gue mau mundur kok. Gue cuma berharap aja, tapi kayaknya emang bukan," ucap Yohan.










Ia menatap kedua sahabatnya, "yang penting kalian bertiga udah punya tato, tinggal yakinin diri aja siapa soulmate masing-masing," sambungnya sambil menepuk pundak Hyunsuk dan Seunghun.









"terus, lo?" Tanya Hyunsuk.







Yohan kembali tersenyum lalu menghela napas.









"pasti ketemu kok. Pasti. Mau di belahan dunia mana juga pasti ketemu, ga mungkin Tuhan setega itu sama gue," ujar Yohan sambil tertawa di kata-kata terakhir.









Ia merangkul sahabatnya, "semangat dong! Kita juga harus bantu Sihun! Gue juga bantuin lu deketin Byounggon Hyung! Gue juga bakalan sering kunjungin Jihoon di kerja sambilannya! Pokoknya gue dukung kalian deh!" ucap Yohan









Seunghun dan Hyunsuk tersenyum lalu dengan jahil menggelitiki Yohan membuat Yohan reflek dan menahan tangan sahabatnya.











"iya, nanti kita juga bantu elo dah!"








"geli woy!"









your name

tbc

[✔️] your name ; gonsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang