"Eoh lice kau disini.. ""Ah nee"
"Kudengar kau mengalami musibah dan mendapat perawatan di rumah sakit"
Lice hanya menganggukan kepala lalu kemudian tersenyum.
"Bagaimana sekarang kondisimu"
"Aku baik baik saja"
"Syukurlah,, dimana jennie? "
Lice menoleh lalu menunjuk jennie dengan wajahnya membuat orang itu mengikuti arah pandang lice lalu mengangguk dan kembali menatap lice. Sungguh lice sebenarnya sangat malas hanya untuk sekedar meladeni orang yg ada di depannya, pasalnya jika jennie melihatnya ia pasti akan marah.
"Kau sangat mencintainya.. "
"Maksudmu" Lice mengerutkan dahinya menatap orang itu.
"Kau takut jennie akan memarahimu jika kau mengobrol denganku.. "
"Ah tidak bukan seperti itu, hanya saja... "
"Sudahlah lupakan.. Lice kau bisa membantuku"
"Nee.. "
"Antingku tersangkut, kau bisa membantuku melepaskannya?" Orang itu mengangkat tangannya memegang anting yg memang tersangkut pada renda baju yg dipakainya, ia memakai aksesoris anting yg cukup panjang hingga menyangkut ke bagian renda di pundaknya.
Sesaat lice diam menatap orang didepannya yg memang terlihat kesusahan melepaskan antingnya.
"Kumohon lice pemotretan ku sebentar lagi"
"Baiklah akan ku bantu melepaskannya" Lice mendekat tangannya mulai bergerak mencoba melepaskan anting itu.
Kini jarak lice dan orang itu sangat dekat hanya beberapa senti saja hingga wajah keduanya terlihat sangat dekat. Tanpa lice sadari tak jauh dari tempatnya ada sepasang mata kucing yg sedang menatapnya tajam walaupun ia sedang melakukan pemotretan tapi matanya tak luput dari seorang lalice.
Tatapan jennie itu disadari oleh somi sehingga ia memberikan wing dengan mengedipkan sebelah matanya yg ia tujukan untuk jennie melalui pundak lice dengan smirknya.
"Auww.. Pelan pelan lice sakit.. " Somi berkata ditelinga lice dengan sedikit menempelkan bibirnya pada telinga lice masih menatap jennie dengan tersenyum.
"Mianhae aku akan pelan"
Somi hanya mengangguk dan kini tangannya sudah ada dipinggang lice tanpa lice sadari.
"Selesai antingnya sudah lepas" Namun saat lice hendak menjauhkan diri dari Somi, tiba tiba Somi menarik pinggang lice lalu memeluknya.
"Terimakasih lice" Ucap Somi mengeratkan pelukannya membuat lice tersentak dan dengan cepat memegang bahu Somi lalu mendorongnya untuk melepaskan pelukan Somi.
"Maaf aku tidak bermaksud mendorongmu tapi.. "
"Tak apa lice, sekali lagi terimakasih kau su... "
Plaakkkk...
Somi memegang pipinya yg terasa panas akibat tamparan yg cukup keras yg didapatnya.
"Kau.. Berani sekali kau menamparku"
"Sudah puas memeluk suami orang hum.. Dasar jalang"
"Apa kau bilang??"
"JALANG.. "
"Yakk.. Kim jennie kau.. "
Plakkkk...
Jennie kembali menampar Somi dan kali ini lebih keras sampai sudut bibir Somi mengeluarkan darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Delusi
RomanceLalice Manoban " mau sampe kapanpun kau menolakku mau sejauh manapun kau lari dariku mau sekeras apapun kau membantahku tetap saja kau hanya milikku" Kim Jennie "dasar orang gila dasar orang aneh sakit jiwa mau sampai kapanpun juga kau tetap orang a...