part 33

5.7K 487 64
                                    

Lice masih diam tak berani mengatakan apapun setelah ji-won membuat nya benar-benar tak bisa membantah apa yg diucapkannya.

Lice sadar bahwa orang yg ada dihadapannya kini memang tak pernah main main dengan apa yg diucapkannya.

Itulah sebabnya dari dulu lice selalu menganggap jika apa yg diucapkan wanita di depannya ini adalah sebuah titah yg mutlak yg memang harus lice lakukan.

Lice menutup matanya perlahan ia hembuskan nafasnya berusaha berfikir setenang mungkin karna jujur saja jika ditanya saat ini lice sangat frustasi.

Beda halnya dengan ji-won ia bersikap sangat tenang karna ia tau lice tidak akan bisa membantah ataupun menolak apapun yg diucapkannya.

"Jadi bagaimana lice??"

Lice membuka matanya dan langsung berhadapan dengan mata ji-won yg sedari tadi menatapnya tajam namun bibirnya tersenyum seolah ia sudah tau apa yg akan diucapkan lice.

"Tanpa kujawab pun kau pasti sudah tau apa yg akan aku katakan" Jawab lice datar.

"Baiklah kalau begitu sudah kelar masalahnya" Ucap ji-won beranjak dari duduknya.

"Tunggu.. " Lice menahan pergerakan ji-won yg sepertinya akan pergi dari apartemen itu.

Ji-won menghentikan langkahnya kemudian menoleh menaikan sebelah alisnya pada lice seolah ia bertanya ada apa..

"Kenapa kau mau melakukan ini??" Tanya lice yg sekarang bangkit lalu menyamakan posisinya menjadi berhadapan dengan ji-won.

"Haruskah aku menjawabnya??" Ji-won balik bertanya.

"Sekali saja, bisakah kau memberi alasan atas apa yg kau akan lakukan.. "

"Kau akan berterimakasih padaku nanti, dan ingat tidak ada alasan untuk meragukan kemampuanku" Ji-won mengedipkan sebelah matanya setelah itu pergi meninggalkan lice yg masih diam berdiri memandang ji-won sampai ia menghilang dibalik pintu.

"Ck.. Selalu saja tak pernah berubah dia selalu membuatku tak berdaya, jiwon-aah" Lice tersenyum mengingat betapa keras kepalanya gadis itu.

***

"Hallo.. "

"Kau dimana??"

"Aku di cafe samping apartemen"

"Baiklah"

"Tunggu jangan ditutup dulu"

"Ada apa??"

"Bagaimana apa kau berhasil membuat lice... "

Tutt...

"Yakk.. Haiishh kebiasaan selalu saja menutup telfon disaat aku sedang berbicara"

Irene menggerutu setelah ia mendapat telfon dari ji-won, bagaimana tidak ji-won selalu menyebalkan.

"Apa itu ji-won??" Tanya jennie yg diangguki Irene.

"Bagaimana apa dia berhasil??"

"Itu dia yg membuatku kesal dia selalu saja menutup telfon nya disaat aku belum selesai bicara, tadi aku baru saja mau menanyakan apa dia berhasil membujuk lice tapi dia langsung menutup telfonya begitu saja" Ucap Irene panjang lebar.

"Woahh daebak ternyata ada juga orang yg lebih menyebalkan dari seorang Kim Jennie"

"Apa maksud mu chaeng.. "

DelusiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang