SDS 7

155 15 1
                                    

“Lembayung Rindu”

Hingar-bingar...
Teriakan gerombolan gagak memecah keheningan lembayung senja Kota Mukalla dalam lamunanku.

Ah, konsentrasiku buyar...
Ada detak "Namamu" di pembuluh nadiku, berdetak tak menentu.
Sedangkan bayangmu memenuhi ufuk kerinduanku.

Entah apa yang salah dengan rindu ini.
Rasanya setiap malam, demam menyelimuti.
Aku tak tahu, ini perubahan suhu badan atau hatiku.

Ada rasa letih, tapi aku menyukai.
Ada rasa resah, tapi aku menanti-nanti.

Entahlah, aku tak bisa mensifati bentuk rinduku kepadamu.
Hanya barisan-barisan do'a yang terselipkan namamu yang menjadi pelipur laraku.

Dekap aku dalam do'amu.
Kuharap, nafas yang kuhembuskan masih mengizinkan kita tuk bertemu, suatu hari nanti di hadapan penghulu.

Imam Abdullah El-Rashied
Mukalla, 28 Dec 2018.

Sajak Drama SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang