Chapter 17

3K 203 13
                                    

Sejak kejadian kambuhnya Jungkook, Seokjin dan Taehyung saling bergantian menjaga nya. Karena setelah kejadian dua hari lalu, Jungkook sering melamun, menangis tiba-tiba atau menjerit di tengah malam.
Yoongi bilang jika Jungkook sudah mengingat semua kejadian 10 tahun silam dengan sangat jelas dan ia juga meminta untuk mengajak nya bicara atau selalu menjaga nya.

Itu berarti, Jungkook tahu siapa pelaku dibalik kematian orangtua mereka. Namun tak mungkin juga Seokjin menanyakan nya sekarang dengan keadaan Jungkook yang kembali down.

"Yoon, aku mohon jaga adikku sebentar sampai Tae pulang sekolah. Aku harus kembali ke rumah sebentar." Pinta Seokjin, pasalnya ia belum pulang-pulang sejak kambuhnya Jungkook.

Sementara itu

Taehyung di sekolah duduk sendirian tanpa ada sahabatnya yang selalu ada di sisinya.
Taehyung kemarin menghampiri Jimin dan tujuan nya hanya untuk meminta maaf . Namun, Jimin secara mentah-mentah menolak permintaan maaf Taehyung dan ia juga berkata jika Taehyung bukan lagi sahabatnya namun penghianatnya.

Sungguh. Taehyung merasa sesak saat sahabatnya memanggil dirinya sebagai penghianat. Persahabatan selama ini hancur dalam kedipan mata, dan Taehyung bersedih apalagi keadaan adiknya yang kembali down.

Mengapa semua ini harus terjadi padanya? Pada keluarga nya?

Apa salah mereka sehingga harus menerima hal yang seperti ini!

Setelah terdengar bell pulang sekolah, semua murid menghambur keluar dengan ceria. Tapi tidak untuk Taehyung.
Ia duduk di halte menunggu bus datang, pasalnya ia tak mau di jemput Seokjin. Ia tak mau merepotkan sang kakak dan memberi banyak beban padanya.

"Kita bisa urus bocah idiot itu. Sekarang kau bawa saja anak itu! Atau putramu akan menjadi sasaran kami! Cepat!" Suara ancaman seseorang dari sembrang sana .
Namja itu menutup sambungan nya sepihak, lalu ia bersiap untuk menjalan kan mobilnya.
Sebelum itu dari pandangan nya , ia melihat jika Jimin sedang menatap Taehyung yang sedang duduk di halte bus. Tatapan nya sendu dan berarti.

Ketika ia mulai melaju, tiba-tiba sebuah mobil sedan berhenti di halte bus, tentu Taehyung pun segera masuk kedalam mobil. Karena si pengendara ada sang kakak, Seokjin.

"Shit!!" Umpan namja ini yang tak lain adalah Ayah Jimin.
Sesuai perjanjian, jika Ayah Jimin , Park Siwon tak bisa menculik Taehyung maka sasaran nya adalah Jimin.
Dari sebrang sana seorang namja berjas hitam menghampiri Jimin. Dengan segera Siwon melaju ke arah mereka. Hatinya terus berdoa untuk keselamatan putranya.
"Istriku kumohon , lindungi aku dan putra kita!"

Ckiiiitttt

"Jimin-ah, cepat masuk Nak!"

Jimin segera masuk ke mobil sang Ayah. Ia merasa aneh pada Ayahnya, ada raut wajah ketakutan. Apalagi berhenti tiba-tiba di depan nya, bagaimana jika menabrak orang ? Kan nanti akan menjadi masalah besar.

"Appa.. apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba berhenti seperti tadi" protes Jimin

"Maaf, Nak. Apa tadi mengebut, jadi harus ngerem dadakan deh.. hehe.." balasnya dengan kekehan agar tak menimbulkan curiga.

"Haishh, hampir saja tadi. " dengus Jimin kesal pada Ayahnya yang ceroboh ini. Tanpa Jimin tahu jika sang Ayah saat ini dilanda ketakutan.

***

Di tempat yang cukup sepi dengan cahaya yang redup, terlihat sepasang suami dan istri sedang duduk berhadapan. Raut wajah mereka kesal dan marah.

"Si Park Siwon gagal menculik Taehyung. Apa yang harus kita lakukan?" Tanya si suami

"Hm.. tak apa biarkan saja dulu. Sekarang kita jenguk si bocah idiot itu, bagaimana? " balas si istri

Suami nya pun langsung mengecup kening sang istri dan berkata " Tentu sayang . Kita kan keluarga mereka, tentu harus bersikap baik bukan."

Keduanya pun tersenyum

***

"Hyung... Tae lapar ~~ " rengek Taehyung

"Yasudah. Hyung beli dulu makanan ke kantin. Kau jaga adikmu disini hm"

"Siap! Kapten!"

Seokjin mengusak lembut surai hitam adiknya lalu ke luar ruangan rawat Jungkook.

"Eunghh ~~ " suara lenguhan dari mulut si bungsu. Taehyung langsung meletakan hp nya lalu menghampiri adik bungsunya.
"Kookie ~ , kau bangun? Apa haus hm?"

Jungkook menatap lekat wajah Taehyung, kedipan polos nya ia berikan pada kakak keduanya. " Hyungie mana.. Kookie mau hyungie ~"

"Tunggu ya. Jin hyung sedang ke kantin sebentar, nanti ia kembali" ujar Taehyung dan Jungkook balas mengangguk saja.

Tak lama kemudian

Ceklek ~~

"Tae-ah, Kookie-ah.. "

Suara lembut seorang Yeoja paruh baya dengan seorang namja tampan. Keduanya terdenyum ke arah kakak beradik Kim lalu menghampirinya.

"I-imo.. samchon?"

Iya, mereka adalah Jisub dan Tiffany paman dan Bibi kakak beradik Kim.

"Kudengar, Kookie sakit. Jadi Imo dan Samchon kesini menjenguk kalian. Jadi bagaimana kKookie uri- Kookie, Tae-ah?"
Tiffany mendekat lalu meletakan bingkisan buah ke nakas samping brangkar.

"Cukup baik, Imo. " Taehyung merasa entah mengapa detak jantung nya berdegup kencang

"Hm.. syukurlah kalo begitu. " kali ini suara Jisub

Jungkook yang sedari tadi hanya diam tanpa sadar air matanya sudah menggenang dipelupuk mata.
"Hm? Kookie kenapa sedih? Apa ada yang sakit?" Jisub menangkup wajah Jungkook dengan kedua tangan nya.
Matanya juga menatap Jungkook dengan tatapan yang sulit di artikan.

Ceklek ~~

"Samchon? Imo? Apa yang kalian lakukan disini?"

Mereka semua segera menoleh ke arah pintu. Terlihat jika Seokjin datang dengan tangan nya menengteng makanan.

"Eoh? Jin... kami kesini hanya menjenguk Kookie saja. Yasudah kami pergi dulu ya"
Jisub dan Tiffany segera pergi dari ruangan. Sedangkan Seokjin menatap curiga , pasalnya saat tadi siang ke rumah paman dan bibinya tak ada. Bahkan mereka tak tahu soall prihal sakitnya Jungkook.

"Dari mana mereka tahu soal Kookie sakit.." guman Seokjin

"Hyungie.. hiks.." suara isakan membuyarkan lamunan Seokjin.
Jungkook kini wajahnya basah karena air mata, hidungnya juga memerah dan tangan nya bergetar hebat.
Seokjin segera memeluk adiknya erat. Dan Jungkook tampak ketakutan , ia berusaha menyembunyikan wajahnya di balik bahu lebar Seokjin.

"Sepertinya aku mencurigai sesuatu.." batin Seokjin

Satu minggu kemudian

Kim Seokjin , namja tampan ini berdiri di gedung kantor polisi. Beberapa menit lalu, ia menerima pesan dari seorang polisi. Dan mereka mendapatkan sesuatu perihal pemilik tato scorpio itu.
Dan seorang detektif berkata, jika Seokjin dan adik-adiknya harus lebih berhati-hati. Apalagi Seokjin juga korban dari penusukan waktu itu dan pelakunya adalah pemilik tato yang sama.

Dan tak lama sebuah pesan masuk pada Hp milik Seokjin.

From : 010-123 xxxx

'Pesta akan segera dimulai Kim! Siap-siap menerima peluru kecil cantikku ini'

Seokjin terdiam setelah menerima pesan tsb. Detektif Cho tampak aneh melihat Seokjin yang tiba-tiba diam.
"Ada apa , Seokjin-ssi?"

Seokjin memperlihatkan isi pesan yang baru ia terima. Detektif Cho tampak terkejut dan sesegera mungkin ia mengerah kan beberapa polisi untuk melindungi kakak beradik Kim dari ancaman yang baru di terima nya.







Tbc.

Maaf baru muncul
Hehe... sibuk soalnya 😆😆
Jangan lupa..
Vote dan komen yoo

We Are #Wattys2019 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang