Delapan Belas

373 3 0
                                    

Delapan Belas.

" Pertandingan ketiga Ability, Yoshi bertarung melawan Hilda ! Silahkan kedua peserta bersiap diri. " 

Anri duduk sedikit tegang melihat salah satu teman sekamarnya bertanding, setelah kejadian Valentino tadi Ia tampaknya mengkhawatirkan temannya.

Dari atas , Kuro mengamati gerak-gerik Anri yang menggemaskan di matanya.

'Yo! ' seseorang menepuk pundaknya.

" Ru Yi, Lyto. "

" Aku dengar-dengar juara 1 hari ini, akan melawanmu.. " Ucap Ru Yi tersenyum menyindir.

" Yeah.. " Kuro mengangguk malas.

" Kalau.. Anri yang juara 1 , kau akan membiarkanmu membunuhmu atau.. Kau yang membunuhnya? "

Kuro hanya diam dan menatap kosong.

.

Pertandingan Hilda telah dimulai.

Yoshi berjalan dengan percaya diri.

Sedang Hilda berjalan dengan tenang namun juga percaya diri.

Setelah berdiri berhadapan dengan jarak yang lumayan jauh, Yoshi tersenyum menyeringai dan meniup jempolnya hingga membuat tubuhnya menjadi besar.

Sangat besar hingga Hilda hanya setinggi sol sepatunya.

Hilda hanya diam dan berteriak, " Serang aku !! "

Yoshi menyeringai, " Dengan senang hati ! "

Saat Ia menginjakkan kakinya pada tubuh Hilda, semuanya berteriak.

Dengan bangga, Ia mengangkat lagi kakinya dan.. Hilda menghilang!?

" Kemana dia? Apa dia kabur? "

Saat Yoshi ingin mengangkat tangan kepada petugas ingin melaporkan kecurangan , tiba kepalanya ditendang oleh Hilda yang telah berada di pundaknya.

" Tikus brengsek! " Geramnya.

Hilda segera melompat turun dan menjaga jarak lagi.

" Ayo serang aku lagi! " Teriak Hilda.

Dan lagi-lagi Hilda menghilang saat Yoshi mengangkat kakinya. 

" Bagaimana bisa? Aku yakin dia benar-benar tepat disana tadi! " Gumam Yoshi.

Dan sekali lagi, Ia mendapat tendangan di pipi tembamnya.

" She's having a lot of fun " Ucap Ruyi sambil mengamatinya tertarik.

" Dia memakai kemiringan kaki Yoshi sebagai tangga ke pundaknya, How Smart! " Puji Ruyi lagi.

" Kenapa.. " Gumam Lyto pelan.

" Kenapa apanya? "

" Kenapa dia tidak menggunakan abilitynya? "

" Hmm.. Memang bukannya melawan orang seperti itu tanpa kekuatan mudah? "

" Bagimu, tapi bagi orang-orang yang masih tinggal di asrama ini.. Itu cukup sulit. "

Ruyi tersenyum simpul, " Who knows? "

Pertandingan berlangsung cukup cepat dan saat kesekian kalinya Hilda menghilang, dan saat Ia ingin melayangkan kakinya Yoshi berhasil menangkap kakinya.

" Sudahi permainan bodoh ini! Aku sudah muak! " Bentak Yoshi sambil melempar tubuh mungil Hilda ke tanah.

Anri tersentak dan berdiri dari duduknya.

Tentu saja jarak lemparan Yoshi tidak dekat bila diukur dari tinggi badannya.

Yoshi yang sudah mendapati Hilda terkapar berjalan perlahan mendekatinya.

Sekali lagi, Ia melempar tubuh Hilda ke sebelah kiri.

Dan saat Ia ingin melemparnya lagi, tangannya yang menjambak rambut Hilda tersentak begitu melihat wajahnya yang tertawa.

" Hahahaha.. "

" Apa yang lucu? "

Tubuh Hilda perlahan-lahan di kelilingi tangan yang kemudian membungkusnya.

Yoshi menjatuhkan selubung hitam itu dan menunggu.

Dan selubung itu mengambil alih tubuh Hilda.

Lyto yang sedari tadi mengamatinya tersentak dan menatap tajam ke arahnya.

Dan tiba-tiba , Hilda menoleh kepadanya. 

Hilda memberikan senyuman lebar dengan mata yang Hitam penuh.

*****

" D.. Dia kerasukan! "

Hilda dengan cepat menoleh dan berlari menuju tubuh besar Yoshi.

Yoshi menginjak ke sembarang arah , kemudian tanpa Ia sadari Hilda telah berada di hadapannya.

Hilda mencakar wajah Yoshi hingga terkena mata kanannya.

" Sial! " Decih Yoshi sambil mengibaskan tangannya sembarang.

" Lalat sialan! " Bentaknya lagi.

" Namaku Rabbit, bukan Lalat! " Ucap Rabbit yang berada dalam tubuh Hilda. 

Setelah berkata seperti itu, Rabbit menggigit dan melepaskan telinga Yoshi.

Seluruh penonton sangat tegang melihat aksi sadis tersebut.

" Gyaaa! Tolong aku! Aku menyerahhh!! " Pekik Yoshi akhirnya seperti perempuan.

" Ba.. Baik pertandingan dimenangkan oleh Hilda ! " Seru sang MC terkesiap.

Saat Yoshi berjalan kembali ke belakang, Ia menggumamkan sesuatu.

" Dasar lalat sialan, skill begitu saja sudah sombong! "

Sialnya, Hilda mendengar hal tersebut.

Saat Ia hampir mencapai pintu ke belakang, kepala Yoshi berputar 180°.

" AAAAA!!! " 

.

" Fyuu.. Sangat menegangkan.." Gumam RuYi.

" Tidak, anak itu belum menunjukkan kekuatan aslinya. "

" Ohh.. Kau seperti mengenalnya.. " Ucap Kuro melirik ke arah Lyto.

" Dia.. Adik- tidak aku tidak akan pernah menganggapnya adikku! " Gertak Lyto.

" Tapi.. Matamu sama dengannya, mata hitam itu.. Sayangnya hanya orang-orang tertentu yang bisa mendapatkannya ya.. "

" Kau mau mata ini? Maka kamu harus melewati neraka dulu! " Ucap Lyto dan sekilas matanya berubah menjadi warna hitam penuh.

" Ssh.. Sebentar lagi anak itu akan mulai bertanding! "

" Hhoo.. Tato itu, tandanya dia dapat menghapus ability.. " Gumam Kuro ketika melihat tato di leher kanan Zaki.

" Kalau boleh memilih, aku lebih baik tidak melawannya. Salah gerak sedikit, abilitymu bisa langsung hilang. "

" Terutama Anri, kalau sampai Ia melawannya... Abilitynya akan kembali terupgrade dan bila saat itu Ia terkena ability Zaki maka tubuhnya akan hancur! " Jelas Ru Yi sambil mencari keberadaan Anri .

" Omong-omong, dimana Anri? "

" Dia di lapangan bersama Zaki. " Jawab Kuro sambil mengepalkan tangannya kuat.

.

TBC

A N R I  SEASON 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang