Empat

1.3K 22 0
                                    

.Empat.
"Awww.. hari ini kau akan pergi bersamaku~ "  Ann melingkarkan tangannya ke pinggang Anri.

"Eumm... ok " balas Anri yang sesak nafas karena dada Ann menekan dadanya.

Arland yang melihat itu tiba-tiba saja memuncratkan mimisan dari hidungnya.

"Akhirnya aku dapat melihat kostummu ~" sorak Ann sambil makin memeluknya erat.

"Unghh.." lenguhan Anri berhasil membuat Arland semakin mimisan.

Setelah mereka keluar dari kantor untuk membeli barang-barang kooperasi, Ann menarik tangan Anri ke dalam lorong.

"Tujuan kita di sebelah sana.." tunjuk Anri.

"No~ Tunjukkan kostummu dulu ~" pinta Ann.

Anri memberontak enggan menunjukkan kostum (tubuh) nya pada Ann.

Alasan utamanya karena Ann adalah salah satu orang yang pernah Anri temui saat masih di dalam asrama pelatihan.

"Nanti saja, kita harus membeli gaun dulu.." tolak Anri secara halus.

"Ok~ Biar aku yang memilihkannya untukmu ;) " putus Ann sambil menarik lengan Anri ke dalam sebuah butik.
.
"Menurutku, lebih baik kau memilih gaun untukmu dulu dan aku akan mencoba pilihanku." usul Anri karena Ann tidak mau meninggalkannya sendiri.

"Hmphh.. baiklah, tapi kau harus menunjukkan hasil setelah kau mengenakannya padaku!"

"Ok"

Anri menghela nafas lega dan segera mengambil gaun yang terdekat.

Tidak lupa, Ia mengambil topeng yang terpasang pada patung manekin.

5 menit kemudian...

"Astagaa?! Rina is that you?" pekik Ann.

"Eumm yap.. "

"Ka..Kau seperti orang lain.. bagaimana kostummu dapat mengecilkanmy menjadi 100x lipat?"

Anri tersenyum canggung dan segera kembali ke dalam ruang ganti.

'Sudah lama sekali aku tidak memakai gaun... Ughh... begini-begini aku masih malu..' batin Anri sambil melepaskan gaun yang dikenakannya dengan wajah memerah.
.
Malampun tiba, Anri dan Ann sudah berada di tempat tujuan dengan gaun yang cantik dan mengenakan topeng karena ini adalah pesta bertopeng.

"Ohh~ Selamat datang Nona cantik , apa ada yang bisa saya bantu?" sambut seorang pelayan saat mereka memasuki pintu masuk.

Anri memundurkan tubuhnya dan berbisik kepada Ann, "Kurasa Ia meminta password untuk ke ruangan  tersembunyi, tidak kusangka kita dapat ke sana secepat ini."

"Dimana pintu masuk surga?" tanya Ann akhirnya.

Pelayan itu tersenyum dan mengantarkan mereka hingga mereka sampai ke sebuah pintu besar yang terdapat di sebelah ballroom.

"Apa kalian siap melihat surga?" tanya pelayan itu dengan tangan hendak membuka pintu.

"Ya."

'Drak....'

Setelah pintu terbuka, semuanya menjadi gelap.
.
.
.
"Selamat malam dan selamat datang para tamu terhormat ~" sebuah suara terdengar dari telinga Anri dan menyadarkannya.

"Ann, apa kau bisa mendengarku?" bisik Anri mencari keberadaan partnernya.

"ya?" balas Ann yang tampaknya berjarak lumayan jauh dari tempat Anri berada.

"Apa kau dapat menggerakan tangan dan kakimu?" bisik Anri sambil mencoba menggerakan tangan dan kakinya.

"Nope~"

A N R I  SEASON 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang