Obrolan Tengah Malam

1.3K 182 10
                                    

Irene mengerjap pelan menatap langit-langit kamarnya, gadis itu duduk dan menatap kosong kearah dinding, berusaha mengunpulkan nyawanya

Gadis itu menoleh menatap jam pada nakas dan mendapati jika sekarang sudah pukul 1 malam, dan ia kini tengah merasa kelaparan

Irene turun dari kasurnya dan mencari sandal rumahnya sebelum akhirnya berjalan gontai keluar dari kamarnya, gadis itu mengintip kecil dan mendapati ruang tamu yang kosong. Akhirnya gadis itu keluar dari kamarnya, mendapati lampu kamar Kyungsoo yang masih menyala, serta suara jari-jari Kyungsoo yang beradu dengan keyboard

Sudah tengah malam dan pria itu masih bekerja? Tapi pada akhirnya Irene memilih untuk mengabaikannya dan berjalan sepelan mungkin menuju kulkas agar tidak menganggu Kyungsoo, gadis itu menatap isi kulkas yang kebanyakan berisi buah dan sayuran itu

"Belum tidur Bae Irene?"

"Astaga!!" Irene terlonjak kaget saat mendengar suara berat Kyungsoo, kakinya langsung terasa lemas

"Eh, kau baik-baik saja? Maaf mengagetkanmu," Kyungsoo meringis merasa bersalah sambil membantu Irene berdiri

"Tidak apa, aku saja yang terlalu mudah terkejut." Jawab Irene

"Kenapa belum tidur?" Tanya Kyungsoo lagi dengan nada lebih lembut

"Ah tidak, aku hanya terbangun dan merasa haus. Maaf jika aku menganggumu," gumam Irene

"Tidak kok, aku sudah selesai bekerja." Jawab Kyungsoo tersenyum tipis

"Memangnya kau sedang melakukan apa?" Tanya Irene penasaran

"Ah itu , aku hanya harus memeriksa beberapa data pasien," ujar Kyungsoo yang di jawab anggukan paham oleh Irene

Suara nyaring perut Irene memecah keheningan malam itu, Irene langsung memegang perutnya dengan wajah memerah karena malu, sedangkan Kyungsoo sendiri kini tengah berusaha menahan diri agar tawanya tidak pecah

"Jangan tertawa!!" Kata Irene kesal, yang malah langsung membuat Kyungsoo tertawa, benar-benar tawa lebar hingga memperlihatkan keseluruhan gigi Kyungsoo, tawa yang baru kali ini Irene lihat dari Kyungsoo

Betapa berbedanya pria itu jika tengah tertawa, ia terlihat hangat dan ramah

"Duduklah, biar aku masakkan sesuatu." Kata Kyungsoo sambil berusaha menghentikan tawanya

"Tidak perlu, aku tidak lapar kok." Perkataan Irene jelas bertentangan dengan perutnya yang kembali berbunyi nyaring, Irene memejamkan matanya sambil mencaci maki dirinya sendiri, Kyungsoo tersenyum tipis menanggapinya

"Kau bisa menyalakan televisi agar tidak bosan, aku tidak akan lama kok memasaknya." Kata Kyungsoo lalu berjalan menuju dapur

Irene sendiri kini duduk dimeja makan, menatap pada Kyungsoo yang kini terlihat serius mengiris paprika

Irene meneliti setiap fitur wajah Kyungsoo, kulitnya putih, dengan mata bulat dan dahinya yang mernyengit kecil saat tengah serius. Wajah Kyungsoo jelas termasuk diatas rata-rata, apalagi pekerjaannya sebagai dokter yang jelas terjamin, dan tidak sesuai dengan kesan pertamanya yang terlihat dingin dan tidak peduli, setelah hidup bersama selama beberapa minggu bersama pria itu membuat Irene banyak tau jika Kyungsoo adalah pria yang lembut dan perhatian

"Pasta saja tidak masalah kan?" Tanya Kyungsoo yang langsung membuyarkan lamunan Irene

"Eh? Iya, tidak masalah. Aku suka pasta kok," kata Irene tersenyum tipis dan langsung berinisiatif merapikan meja dan mengambil dua gelas air untuk mereka, Kyungsoo sendiri tengah sibuk memindahkan pastanya pada piring dengan wajah serius, setelah merapikannya sedikit, Kyungsoo membawa piring itu menuju meja dimana Irene sudah menunggu

"Wah, terlihat enak. Terimakasih untuk makanannya, selamat makan." Kata Irene dengan riang sambil mulai menyendokkan pasta itu dan mulai makan

Kyungsoo sendiri menatap Irene dengan harap-harap cemas, menunggu respon gadis itu akan makanannya

"Hmmmm, enak sekali." Respon Irene yang langsung membuat senyum Kyungsoo mengembang

"Melegakan jika kau menyukainya," balas Kyungsoo, dan makan tengah malam kali itu tidak lagi diisi oleh keheningan

Tapi obrolan dua orang kaku yang perlahan sudah mulai menghancurkan dinding pembatasnya, mereka membicarakan tentang hobi masak mereka yang sama, pekerjaan masing-masing

Hari itu Irene kembali berbaring diranjangnya dengan perasaan ringan dan senyum yang masih terpatri diwajahnya, selama ini Irene selalu menjadi orang yang mendengarkan, dia terbiasa selalu menyimpan semuanya sendirian. Tapi hari itu Irene menyadari, ternyata menyenangkan untuk membagikan tentang isi hatinya, keluh kesahnya dan rasa lelahnya pada orang lain kepada orang lain, senang rasanya punya seseorang yang menghiburmu dan memberikan kata-kata penyemangat untukmu

Dan Irene berterimakasih pada Kyungsoo akan itu

Dan Irene berterimakasih pada Kyungsoo akan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
All Of Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang