Bagian 4; Dilema

772 106 2
                                    


Axel melepaskan dasinya dan membuangnya disembarang tempat. Hal sama juga ia lakukan pada jas dan kemejanya. Ia bisa melihat kegugupan dan ketakutan Caly.

"Ada masalah?" Axel sengaja menggoda Caly. Ia tahu perempuan seperti Caly adalah perempuan yang sudah terbiasa dengan kehidupan liar kota. Namun yang ia lihat justru kegugupan dan ketakutan Caly. Namun Axel tidak akan terperdaya. Ia mendekati Caly lebih dekat. Dan sepertinya ketakutan Caly sudah berubah menjadi hasrat yang menggebu, terbukti perempuann itu terpesona melihat dadanya yang bidang.

"Kau bisa menyentuhnya jika kau ingin." Caly berpaling, mungkin Caly ingin terlihat seperti perempuan manis di depan dirinya, tapi itu tidak akan terjadi. Axel akan mengungkap siapa sebenanya Caly malam ini. jadi dia memeluk Caly dari belakang dan membiakan Caly merasakan benda keras dibalik celananya. Caly nampak tegang. Jadi Axel merayu Caly dengan ciuamnnya. Jari Axel menari di sepanjang kulit mulus Caly, sementara bibirnya mencium ringan leher Caly. Dan benar saja, Caly mendesah. Jadi Axel mengambil kesempatan ini untuk memasukkan tangannya ke dalam bra Caly lalu meremas payudaranya. Terasa lembut lebih hebat dari perkiraannya. Sejak pertama melihat Caly, perempuan itu sudah membuat gairah Axel bangkit dan tidak mampu ia padamkan.

"Jangan bersikap naïf padaku. Aku ingin kau menjadi kucing liarku malam ini." Bisik Axel, sembari memberikan tanda merah di leher Caly.

"Kau terasa lembut dan manis." Ucapnya bukan sekedar basa-basi. Dan ia tidak mau menyia-nyiakan waktu lebih lama. Axel tidak tahan harus bermain halus dan cantik. Di pikirannya ia ingin bermain kasar dan keras. Jadi secepatnya Axel menghempaskan gaun Caly. Payudara bulat besar sempurna, pinggang ramping dan bokong yang seksi. Axel menatapnya bagai singa kelaparan.

Namun perempuan itu masih saja malu. Dan tugas Axel untuk melepaskan topeng kepura-puraannya.

"Aku pikir aku tidak akan bisa bermain lembut." Sumpahnya.

Caly mengerang ketika satu tangan Axel mengenggamnya, meremasnya dan mulutnya bergerak untuk melumat yang satunya. Caly sepanas bara. "Jangan berhenti..." ya itulah yang Axel harapkan. Ia akan menangkap basah siapa Caly sesungguhnya. Jadi Axel kembali memainkan lidahnya puting payudara Caly.

Caly menjambak rambut Axel dan tubuhnya meliuk sempurna menggesek tubuh Axel. "Ya jadilah kucing liar sayangku." Ungkapnya parau. Axel kemudian dengan mendorong Caly untuk berbaring di atas ranjang. Dia membuka celana Caly dengan kasar. Dan mulai mencium di sepanjang paha Caly. Sampai ia tiba pada tempat basah yang begitu menggiurkan. Axel ingin merasakannya, jadi dia memainkan lidahnya. Menjatuhkan surga dunia tepat dihadapan Caly. Perempuan itu terdengar merancau ia tahu Caly sudah mendapatkan hadiahnya. Axel tidak bisa menahannya lagi, ia perlu membenamkan dirinya pada Caly. Ia bisa gila jika menahannya lebih lama

"Aku tidak bisa menahannya lebih lama,' Axel memposisikan dirinya di hadapan Caly, "Aku rasa aku harus minta maaf jika aku keluar cepat. Kau menyihirku." Dengan kata-kata itu, Axel langsung menghujam Caly. Caly memekik, namun hati Axel mencelos. Axel merasa dihantam batu besar, dan ia merasa seperti orang buta yang baru bisa melihat untuk pertama kalinya. Seharusnya ia membuka topeng siapa sebenarnya Caly, tapi ia mendapatkan seseuatu yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Dan ada rasa bersalah ketika ia menatap Caly di ranjang

"Kau baik-baik saja."

"Aku merasa tidak nyaman, tapi semua baik-baik saja, kau bisa melanjutkannya." Axel merasa ia menikah dengan perempuan murahan matrealistis tapi ternyata istrinya tidak lebih lugu dari seorang gadis perawan.

life is dramaWhere stories live. Discover now