delapan

36 2 0
                                    

- Mas Chanyeol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Mas Chanyeol

"Destama adelia, bagaimana kabarmu?"

Adel mengernyit dahi bingung, siapa pria ini? Mukanya terlihat familiar namun adel dibingungkan dengan wajah tersebut. Ia pernah menjumpai pria sepertinya namun tidak memakai kacamata, pria ini terlihat lebih seperti pekerja kantoran dari pada mahasiswa. Apa mungkin dari pakaian yang ia kenakan?

"Maaf anda siapa?" Tanya adelia ragu, ia sungguh tidak mengenal pria tersebut. Secara tidak langsung adelia memperhatikan gaya bicara dan sikap yang pria tersebut layangkan untuknya

Dengan cara berbicara pria ini terlihat sedikit angkuh dan ada nada sombong disetiap kalimat, serta dengan cara melihat pria itu terlalu mengintimidasi lawan bicaranya. Jika tersenyum pria itu mempunyai lesung yang sangat dalam seperti jaehyun.

Tersenyum manis pria tersebut mengulurkan tangan dan memperkenalkan diri "Nama saya Park chanyeol, Kakak kandung jung jaehyun"

Ah! Adelia terlihat bodoh, dia malah mematung. Sejak kapan jaehyun memiliki kakak? Dan tadi apa? Park chanyeol? Mereka kan berbeda marga bagaimana bisa disebut kakak kandung? Chanyeol yang mengetahui fikiran adel, tersenyum tenang.

"Jika kamu ingin tau, Izinkan saya masuk." Ujarnya, adel berdehem lalu menyuruh chanyeol masuk tak lupa menutup pintunya kembali. Setelah Chanyeol duduk diruang tamu.

Adel membawa dua gelas air putih dan cemilan, Chanyeol tersenyum penuh arti lalu meminta izin adel untuk meneguk air tersebut sebelum bercerita siapa dirinya sebenarnya. Adel menunggu Chanyeol dengan penasaran karna sedari tadi pria itu tidak kunjung bicara malah terus menatapnya dengan senyum miring.

Adel jadi was-was sendiri, takutnya Chanyeol pria tidak baik. Ia sudah berjaga-jaga kalau Chanyeol melakukan yang tidak wajar, adel akan melemparnya dengan remote TV. Setelah lama diam Chanyeol menghela nafas dan membetulkan duduknya.

"Dulu jaehyun bermarga Park, setelah orang tua kami bercerai. Hyungsik mengganti marganya menjadi Jung" ujarnya Chanyeol, Hei lihat lah pria dihadapannya ini. Tidak sopan sama sekali memanggil nama orang tua tanpa embelan pak.

"Saya tau apa isi fikiran mu adelia, saya tidak menyukai hyungsik karna dia merebut mama saya"

"Orang tua kami bercerai saat Jaehyun SD, Saya yang saat itu sedang SMA tinggal bersama papa. Dan jaehyun tinggal bersama Mama dan Hyungsik, kami lost kontak saat jaehyun sudah menjadi CEO"

"Dia sangat sombong seperti Hyungsik, mungkin Jaehyun sudah tidak menganggap saya kakak." Ujar Chanyeol terkekeh pelan seraya menyugar rambut putih miliknya. Dalam nada bicara Chanyeol ia kecewa.

"Emm-- aku gatau harus jawab apa kak" ujar adel bingung, sungguh ia tak berbohong.

Adel bingung harus menjawab apa, tapi dalam pemikirannya saat ini jaehyun adalah adik yang tidak tau diri dan juga sombong namun adek tidak boleh melihat dari sudut pandang Chanyeol saja, jaehyun tidak mungkin seperti itu. Ia sangat percaya jaehyun adalah pria baik.

"Hah! Rasanya saya ingin menghisap rokok, apa disini disediakan asbak? Apa kamu tidak menyukai asap rokok?" Tanya Chanyeol mengeluarkan sebatang rokok, adel melirik rokok tersebut lalu menatap Chanyeol yang sedang menatap bibirnya. Apa mungkin ini hanya salah liat? Adel sangat yakin sedari tadi Chanyeol berbicara terus menatap bibirnya.

"Jangan digigit," Adel terkejut, benar dugaannya sedari tadi Chanyeol memperhatikan bibir ranum adel. Ingin mengubah tatapan Chanyeol adel mengusap bibirnya pelan. Tak berapa lama kemudian tatapan Chanyeol mengunci kedua matanya membuat adel bergidik.

"Aku gak suka asap rokok, dan disini gaada asbak" Ujar adel, Chanyeol mengangguk lalu mengeluarkan handphonenya dan memberikannya kepada adel.

"Tulis nomormu" Tau apa yang difikiran adel, tanpa basa-basi Chanyeol meminta nomor adel. Sedikit ragu adel mencantumkan beberapa angka lalu menyimpannya dengan nama adelia. Chanyeol tersenyum, lalu beranjak diikuti dengan adel.

"Saya pulang, terima kasih atas minumnya. Ternyata kamu sangat cantik dengan apa yang saya kira, Jaehyun akan menyesal jika menyia-nyiakan kamu" Adel mengernyit bingung, ucapan Chanyeol membuatnya tersinggung. Tersenyum tipis lalu Chanyeol keluar dari rumahnya.

Ucapan Chanyeol selalu terbayang-bayang hingga ia tak menyadari bahwa inez sudah mengirim pesan ternyata tidak jadi kerumahnya karna lucas menyuruh inez datang kekantor, adel mengehela nafas lalu mengambil minum dan meneguknya hingga kandas.

Membuka WhatsApp tidak ada satu pun pesan dari Jaehyun, adel sudah menanyakan kabar Jaehyun. Ceklis dua tapi tidak ada tanda-tanda bahwa jaehyun akan membalas pesannya padahal Jaehyun online lima belas menit yang lalu. Pesan yang adel kirim sudah lebih dari satu jam, berusaha berfikir positif mungkin jaehyun lupa mematikan data.

***

"Aku pengen makan ayam geprek deh, enak kayanya"

Jaehyun melirik jam tangan yang melingkar dipergelangan tangan kirinya, ia khawatir dengan adel. Ini sudah jam dua belas siang namun tidak ada tanda-tanda risa kelelahan, sudah dua jam jaehyun menemani risa keliling mall hanya untuk membeli barang yang menurut jaehyun tidak penting dan harganya pun sangat luar biasa.

Risa ingin handphone dengan merek terbaru, padahal handphone saat ini masih bagus dan tidak ada kendala. Jika tidak belikan risa akan merajuk dan merayu jaehyun agar membelikan handphone tersebut, ia sangat tidak suka berisik, mau tak mau jaehyun membelikan Risa dengan terpaksa.

"Jaehyun aku pengen tas deh, yang harganya 15 juta itu. Katanya itu limited edition"

Jaehyun mengurut pangkal hidungnya, Dengan adelia ia berbelanja tidak separah ini karna yang adel prioritaskan barang yang terpenting dulu masalah baju atau tas itu belakangan yang ia suka dari adel itu seperti menomor satukan kebutuhan keluarga dari pada dirinya sendiri.

Jaehyun pernah memberi adel kartu atm nya dan bilang bahwa adel bisa belanja sepuasnya, adel berujar akan membeli barang yang kisaran harganya diatas dua puluh juta. Jaehyun hanya terkekeh dan memperbolehkan namun saat di cek saldo atm jaehyun masih sangat banyak.

Adel hanya main-main saja, ia hanya membeli makanan itu pun tak sampai dua ratus ribu. Adel bilang, mencari uang itu susah jadi tidak perlu membeli barang yang tidak penting kecuali barang itu benar-benar diperlukan.

Terlalu larut memikirkan adel, jaehyun tidak sadar bahwa risa kini menatap dirinya dengan bingung, dan bertanya "kamu kapan nikahin aku?"

Jaehyun melirik lalu menghela nafas. "Aku perlu tau DNA anak itu,"

"Ini anak kamu jaehyun! Kamu yang hamilin aku! Bilang saja kamu tidak ingin tanggung jawab!" Ujar risa penuh emosi kini matanya sudah berkaca-kaca.

"Aku merasa tidak ada ikatan batin"

"Jahat kamu! Kalau kamu merasa seperti ini, aku bisa aborsi anak ini!" Teriak risa, jaehyun memeluk risa yang sudah terisak dan memukuli jaehyun.

"Bukan begitu maksudku risa, aku hanya butuh DNA anak itu, jika dia darah daging ku. Akan kupastikan aku menikahimu" ujarnya penuh kelembutan lalu mengecup bibir risa

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Family Is Not ClearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang