Pintu kamar terbuka, ayah dan kakaknya. Mereka menghampiri Alessa yang berbaring di atas ranjang. Salah satu tangan Adra penuh demgan buah buahan, sedangkan tangan satu nya Adra gunakan untuk membawa sebuah mangkuk berisi bubur.
Ayahnya tidak membawa apapun, tangannya kosong hanya ada benda pipih berwarna silver. #
Ayah Alessa duduk disamping Alessa dengan memangku mangkuk kosong.Sedangkan kakak Alessa duduk di depan Alessa. Tadi saat Alessa akan memakan bubur yang di bawa Adra, ayahnya dan kakaknya berebut untuk menyuapi Alesaa.
Padahal Alessa dapat memakan bubur itu sendiri. Akhirnya kakaknya mengalah setelah acara kejar kejaran dengan ayahnya.
Kajar kejaran?
Seperti anak kecil.
Saat ini kami sedang membicarakan prihal tentang acara sekolah yang akan dilaksanakan minggu depan.
Alessa yang sangat antusias pun menjadi lebih ceria.
Namun ayahnya tidak mengizinkan Alessa mengikuti kegiatan tersebut.
Acara ini di laksanakan 1 tahun sekali dalam rangka mempersatukan para pelajar senior maupun junior.
"Ayah tidak memperbolehkan kamu untuk nengikuti kegiatan ini" ayah Alessa berkata setelah mendengar anaknya bercerita tentang aktivitas yang di lakukan saat acara nanti di puncak gunung.
Ini demi kebaikan Alessa, karena pasti saat acara nanti Alessa akan sangat sibuk sehingga tidak dapat mengurus dirinya sendiri.
Apalagi Alessa baru saja sakit.
"Yah, masa engga ikut. Kan ada temen temen aku" jawab Alessa.
"Kakak juga engga ngizin kamu ikut acara itu. Kamu kan udah permah ikut." Adra menyahuti perkataan Alessa.
"Tapikan dulu aku boleh ikut kenapa sekarang engga boleh" Alessa menjeda kalimatnya "saat mamah ada di sini bolehin aku ikut".
"Ayah bilang engga ya engga. Alessa" ayah Alessa berkata dengan nada yang normal namun di matanya terlihat jelas ada percikan api.
Seperti menahan amarah.
"Ok Alessa engga ikut" jawab Alessa menyerah.
"Nah gitu dong, baru anak pintar. Udah istirahat lagi ya?. Ayah mau pergi dulu." Hendrat menyentuh rambut Alessa dan mengusapnya.
Hendrat keluar dari kamar anaknya dengan mengengam benda pipihnya.
"Ya udah Alessa tidur lagi. Mimpi indah" Adra keluar dari kamar Alessa setelah mengecup puncak kepala Alessa.
#
Pagi cerah memperlangkap keceriaan yang melekat pada wajah Alessa.Hari ini Alessa kembali sekolah setelah 2 hari tidak absen.
Berangkat dengan kakaknya adalah hal yang sangat jarang dalam hidup Alessa.
Tadi Adra memaksa agar mengantar Alessa. Padahal Alessa sudah mengatakan bahwa ia akan berangkat dengan bus seperti biasa.
Mau tidak mau Alessa berangkat dengan kakaknya, karena ayahnya mengancam Alessa dengan tidak diberi uang saku selama 1 bulan.
Kejam.
Pertengahan jalan Alessa hanya diam terpaku saat Adra memarahinya.
"Jadi anak itu jangan bikin repot orang lain" Adra berkata.
"Nanti kalau kakak terlambat gimana coba, ini tuh Jakarta. Alessa" lanjutnya.
Sebentar.
"Tadi siapa yang maksa aku untuk berangkat bareng kakak" Alessa menjawab setelah mendengarkan Adra yang menyalahkan Alessa.
Benar benar kakak kurang hajar.
Adra terdiam hingga mereka sampai di lapangan SMA Harapan Bangsa.
"Salah siapa. Nyalahin siapa?" Alessa menyindir kakaknya saat ia turun dari mobil sedan kakaknya.
"Iya iya. Kakak yang salah. Puas" Adra menjawab dengan nada kesal.
"Nah gitu dong. Ya udah Alessa ke kelas dulu. Kakak hati hati di jalan. Dah" Alessa berjalan ke arah kelasnya. 11 IPA 2.
Saat kendaraan Adra menghilang di antara kendaraan kendaraan lainnya.
Sesampainya Alessa di dalam kelas, masih sepi. Padahal 15 menit lagi, bel masuk akan berbunyi.
Alessa mendudukan dirinya di bangku pojok sebelah kanan.
Saat sedang tiduran di kelas, Alessa mendengar bangku sampingnya di tarik oleh seseorang.
Alessa menegakan tubuhnya dan ia dapat melihat teman masa kecilnya berada di hadapannya.
Nur Refa Marsyana.
LANJUT? BANTU DONG KAWAN.