Keep Distance - 5

27 6 21
                                    

"ARKAN"

Arkan yang sedang berjalan, menghentikan diri dan membalikkan tubuhnya. Sosok laki laki dengan jas yang ada di pundaknya berjalan dengan gagahnya menuju Arkan, putranya. Prawiranegara.

"Apa!!" Jawab ketus Arkan.

"Baru dari mana kamu?" Tanya Prawiranegara, ayah Arkan.

"Sekolah lah" jawab Arkan

"Yang sopan kamu sama saya" bentak Prawiranegara.

"Peduli apa anda" Arkan menaiki tangga yang menghubungkan dengan kamarnya. Rumah ini memang berlantai dua, namun di lantai dua hanya ada satu ruangan. Kamar Arkan.

Arkan, sosok yang sangat ceria dan ramah. Namun saat Arkan berada di rumah, ia akan sangat dingin dan tidak pernah menghormati orang tuanya.

Di atas ranjang, Arkan menatap langit langit kamar yang dominan berwarna hitam.

Arkan sangat ingat betul saat ia berusia 7 tahun, ia melihat yang harus nya anak sekecil itu tak boleh melihatnya.

Papah dan mamah nya dulu sangat tidak pantas memperlihatkan kemarahan mereka di hadapan Arkan yang masih berusia 7 tahun. Memalukan.

Namun perlahan Arkan menghilangkan peristiwa kelam yang mengakibatkan ibunya meninggal dunia, karena kedatangan Alessa.

Mereka bertemu saat di pemakaman ibu Arkan.

Arkan yang saat itu sedang berjalan keluar pemakaman umum, menghentikan langkahnya saat ia melihat anak kecil yang seumurannya sedang menangis di hadapan makam.

Ia menghampirinya dan berjongkok di sebelahnya.

"Kamu tahu, aku baru saja ditinggalkan mamah ku" Arkan menatap mata anak perempuan yang sedang menghadapnya.

Tak ada senyuman di bibir anak kecil yang bernama Alessa.

Merasa kenangan terputar kembali, Arkan tersenyum.

'Aku merasa sendiri Sa, satu tahun aku menderita. Aku ingin kamu disini bersama ku, sekedar tertawa atau mengingat masalalu kita, Sa.' Batin Arkan.

***

Keributan yang di awali dengan kedatangan Arkan menjadi masalah bagi Alessa.

Alessa tidak mengenal sama sekali dengan Arkan. Ia hanya tahu bahwa Arkan adalah anak baru. Dan sialnya Arkan satu kelas dengan Alessa.

Bisa dibilang kelas menjadi rusuh akibat para perempuan yang teriak teriak tidak jelas saat Arkan tebar pesona.

'Baru datang saja sudah membuat heboh, dasar. Dia malah kecentilan sama cewek cewek. Buaya!!!' Alessa hanya bisa mengungkapkannya dalam hati. Kalau secara langsung sepertinya Alessa belum berani. Apa lagi mereka belum saling mengenal.

Alessa mendudukan dirinya di bangkunya. Ia sangat ingin tidur. Cuaca yang mendukung membuat ia menggantuk.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membuat Alessa terbangun. Menyebalkan.

"Siapa sih? Ganggu saja" dumel Alessa.

"Kenapa?" Orang yang mengetuk pintu malah balik tanya.

"Kenapa apanya?" Ini bukannya anak barunya?. Alessa melihat Arkan seksama. Ia merasa sangat dekat dengan lelaki yang berdiri di depan mejanya.

**

Hollla

Malam minggu ini mau ngapain?

Beri tanggapan dan kritik. Okok

Vote jangan lupa. Sipsip

 KEEP DISTANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang