PART 12

678 116 5
                                    

Kim Taehyung, pria itu kini tengah menatap sahabatnya yang sepertinya telah jatuh kedalam alam bawah sadarnya karena alkohol yang diminumnya cukup banyak. Ia pun meraih botol whiskey yang berada digenggaman pria Park dengan alisnya yang tertaut, merasa heran karena Jimin terlalu sering meminum minuman beralkohol semenjak menjauh dari Yoongi.

Jimin bergumam entah apa dengan wajahnya yang terlihat begitu merah seolah merasa panas walaupun udara saat ini terasa begitu dingin mengikuti langit yang semakin gelap karena kehilangan mentari. Ia pun mencari dimana botol alkohol yang seharusnya ada dalam genggamannya, hingga dirinya memilih untuk menghempaskan tubuhnya kesofa dengan manik yang kini terliaht begitu sayu.

"Aaargh!" gumamnya lagi sambil mengacak surainya dan mencari posisi yang nyaman seolah dirinya ingin tertidur begitu nyenyak, mengingat Jimin bahkan tak bisa tertidur tanpa obat tidur yang diberikan oleh Namjoon, karena dirinya selalu bermimpi dimana Min Yoongi tengah menangis.

Taehyung menatap sosok itu dengan raut wajah datar dan bangkit untuk membuang cairan whiskey itu pada toilet, memastikan agar Jimin tak lagi meminumnya, setidaknya untuk malam ini. Ia kemudian melangkahkan kakinya kembali dan menemukan Jimin yang tengah menatap layar ponselnya dengan tatapan yang begitu sayu dengan air mata yang menetes.

"Yak—kau sudah gila?"ucap Taehyung dengan nada yang cukup tinggi karena Jimin terlihat mabuk cukup parah untuk kali ini. Karena biasanya pria Park itu hanya bergumam tanpa menangis.

"Aku tidak mencintai sibuta itu, Kim—Sungguh" gumam Jimin yang terdengar begitu samar namun cukup sampai pada pendengaran Taehyung hingga pria itu menggelengkan kepalanya pelan.

Taehyung pun memutar bola matanya malas dan mendekat untuk meraih ponsel berukuran 6.5 inchi milik sahabatnya itu, ponsel yang merupakan kado dari Min Yoongi 3 tahun lalu. Ia pun melirik pada Park setelah mendapati wallpaper Min Yoongi yang tengah mendongak dengan maniknya terpejam.

"Katakanlah kau mencintainya brengsek! Dan temui dia!" bentak Taheyung yang kini merasa bahwa Jimin mengalami fase kehilangan akalnya karena mencegah hatinya sendiri untuk mencintai pria mungil itu. Bahkan Taehyung tahu, bagaiaman perjuangan Park Jimin untuk mendapatkannya.

"Tidak! Sialan!" Teriak Jimin yang kini melempar ponsel itu kearah lain hingga terdengar benturan yang cukup lembut yang berarti ponsel itu mendarat ditempat yang cukup lembut.

"Aku—Aku hanya merasa—Seperti ada yang hilang" gumam Jimin yang kini membuat Taheyung membulatkan matanya, hingga dirinya pun tak bisa menjawab pernyataan itu. Karena, Taehyung pun merasakan hal yang sama.

Taehyung menghempaskan tubuhnya pada sofa disamping Jimin. Pikirannya yang kini membali berlayar pada masa dirinya masih bersama kekasihnya, ketika ingatan yang diucapkan oleh kekasihnya itu tak pernah ada dalam benaknya. Ada sesuatu yang hilang, hingga ia pun mengusap wajahnya dengan gusar.

"Apa yang terjadi?" gumam Taehyung.

**

1885

Yoongi duduk menghadap kearah ladang yang terlihat begitu luas dan menari akibat angin. Ia terdiam dengan matanya yang kini dapat membulat karena matahari mulai tenggelam. Sesekali ia tersenyum singkat karena melihat kupu- kupu yang terbang mengelilingi ladang. Namun, maniknya kembali melebar mendapati seekor binatang yang tengah berlari.

"Itu apa?" gumam Yoongi yang kembali bangkit dan bersiap untuk berlari, namun jemari itu kembali digenggam begitu hangat oleh pria disampingnya. Park Jimin, pria itu menggelengkan kepalanya pelan, membuat Yoongi kembali duduk disampingnya.

TRAIN TO SOUL [MINYOON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang