Baru kulihat hari ini ibu rasanya sangat penat. Langsung Aku berlari ke dapur mengambilkan secangkir air putih buat ibu.
"Buk,ini airnya diminum buk"
"Makasih ya nak"
"Iya bu,Ibuk habis dari mana? Kan hari ini kita ngga buat kerupuk buat dipasarkan"
"Ibuk habis dari kebun pak Amin mengais padi padi sisa buat makan kita hari ini dan besok"
"Astaga buk kok ngga bilang aku sih.. Ibuk kan lagi sakit" (sambil memijat kaki ibu)
"Iya,kamu kan lagi ngerjain PR tadi"
"Yaudah buk lain kali kok ada apa bilang bilang dong buk.. Ntar kok ada apa apa gimana" (risauku)
"Adik adikmu mana? Ibuk kok dari tadi ngga ngelihat"
"Oo adik adik lagi tidur tuh buk,hehe"
"Kamu bantu ibuk ya jemuran padi padi tadi"
"Iya buk"Kemudian Aku menuju teras rumah yang penuh padi yang telah ibu ais, langsung cepat kujemuri buat makan besok. Alhamdullillah,kuucapkan syukur kepada Tuhan. Jarang sekali kami makan beras,biasanya kami makan ubi dengan lauk kurupuk saja. Kami bukanlah orang yang mampu. Kami dari keluarga miskin dan pekerja keras. Ayah setiap hari banting tulang demi memenuhi sedikit demi sedikit keperluan keluargaku. Sedangkan ibuku juga membantunya dengan membuat dan menjajahkan kerupuknya sendiri ke pasar,seringkali Aku juga membantu ibu menjajahkan di sekolah. Aku tak pernah malu atau pun gengsi,semua itu kuhantam dengan semangatku yamg kelak merubah nasib kami dan membanggakan orang tuaku dan adik adiku. Kuharapkan begitu.
Aku adalah seorang anak remaja yang usiaku sudah mencspai 17th. Namaku Batara Irham. Hampir saja putus semangatku bersekolah,karena 2 tahun silam ayah sakit parah yaitu mengidap gagal ginjal. Dan akhirnya satu ginjal ayah diangkat. Sebenarnya ayah tidak boleh bekerja terlalu keras,tetapi ayah tak mau diam diri saja. Dia mengetahui bahwa Aku dan adik adikku masih ingin melanjutkan sekolah. Ayah pun kembali lagi kerja seperti awal menjadi buruh bangunan dan ketika senggang hari dia menggowet becak sepeda miliknya.
Memang cukup kejam hidup ini. Kadang aku bertanya tanya,mengapa hidup tidak adil? Kadang aku menyalahkan Tuhan atas semua takdir ini. Orang orang yang selalu bekerja keras tak kunjung kaya. Tetapi aku mulai berpikir jernih,mungkin Sang Maha kuasa menerajatkan semua manusia sama. Tetapi dia melihat usaha,kesabaran,ikhlas,dan doa. Kan tak semua kemewahan dan kekayaan itu mendapatkan kebahagiaan,tetapi merekalah yang bersyukur akan selalu bahagia. Tak baik membandingkan hidupku dengan mereka. Dari itu aku selalu bersyukur rezeki sekecil apapun yang penting berkah. Aku teringat orang tuaku bekerja keras,maka aku harus lebih dari itu semangat kelak agar membahagiakan mereka.
"Orang tua kita telah menahan beban demi kita,membanting tulang walau benar hidup sungguh keras tetapi sekeras kerasnya hidup bisa terpecahkan juga."
*
*
*Jiwaku berkata;
"Aku akan terus mengubahnya,jiwaku tetap bertahan,dan semestalah yang menjadi saksi bisu dari cerita yang telah terlewat ini dan kujadikan inspirasi bagi semua kalangan remaja,yang harus bersyukur dan bangkit, hingga menang"
*
*
*Haii manteman.. Gimana nih ceritanya? Semoga mendapatkan inspirasi dan maknanya juga yaa..
*Dan jangan lupa like and comment yaa*
Gomawoooo....
KAMU SEDANG MEMBACA
Realis (Kuhantam kejamnya takdir)
RomansaCerita seseorang pemuda dari keluarga yang tidak mampu. Dan pada akhirnya berasil bangkit membangganggakan ibu dalam kepahitan selama ini yang telah dirasakannya. Dan pula seseorang pria yang mencintai seorang gadis. Gadis itu bernama Lila. Hingga...